3. I Owned You, Baby

540 49 24
                                    






































Jisoo tengah berada di supermarket, sibuk memilih bahan-bahan masakan dibagian sudut sektor sayuran ketika ia merasakan tepukan lembut dibahunya.

Pemuda berparas manis itu menengok, sedikit mengangkat dagu mungilnya untuk melihat siapa yang menepuk bahunya ketika mendapati Junhui disana.

Tepat berada dibelakangnya, tengah mengulas senyum kecil diparas tampannya dan berhasil membuat nafas pemuda cantik itu tercekat.

"Lama tidak berjumpa, Jisoo." Sapanya dengan begitu kasual, seolah apa yang telah terjadi diantara mereka bukanlah hal besar.

Jisoo mengerjapkan matanya berkali-kali, tak dapat mengalihkan perhatiannya dari sosok lelaki tinggi dalam balutan tuksedo hitam dan juga coat abu-abu didepannya.

"Junhui..." Bisiknya lembut bersamaan dengan hembusan nafasnya yang sedikit tersendat.

"Sendirian?" Tanyanya dengan alis terangkat.

Pemuda tinggi berparas tampan itu mengubah posisinya, melangkah hingga berdiri disamping Jisoo dengan bahu mereka yang bersentuhan.

Ia mengamati keranjang belanjaan Jisoo yang baru terisi setengah, lebih banyak didominasi bahan makanan mentah seperti sayuran dan daging.

Jisoo perlahan dapat rileks disamping pemuda tampan itu, kepalanya yang bersurai hitam mengangguk kecil. "Hmm... Tentu saja sendirian. Memang menurutmu aku harus pergi dengan siapa ke supermarket?"

Junhui melirik pemuda mungil disampingnya, mengamati dengan taat bagaimana sudut bibir mungil itu melengkung dengan lucu bak kucing dan kedua mata cantiknya yang menyipit ketika tersenyum.

"Tunanganmu." Jawabnya dengan nada acuh, namun tangannya mengepal dari dalam saku mantel abu-abunya.

Junhui tahu pemuda cantik ini bukan miliknya, tapi tetap saja kenyataan bahwa Jisoo adalah tunangan dari sepupunya yang begitu ia benci selalu berhasil membuat dirinya tertampar.

"Mingyu?" Jisoo membulatkan mata rusanya, tanpa sadar pemuda cantik itu mengerucutkan bibir mungilnya yang merah. "Dia sibuk."

Perlahan tangan Junhui terangkat untuk merangkul bahu kecil Jisoo, menarik pemuda bermata indah itu untuk semakin dekat padanya.

Jisoo tidak menolak, terlalu terkejut hingga mulut mungilnya terbuka kecil.

Junhui menatapnya dengan intens, jemarinya meremas lembut bahu Jisoo, lalu merambat untuk menyentuh tengkuknya dan membelainya sensual.

Nafasnya berhembus perlahan diwajah mungil Jisoo, ketika ia mendaratkan kecupan dibibir mungil nan menggoda itu, Junhui tahu ia tak bisa berhenti menyentuh pemuda berparas luarbiasa manis itu.

Ia ingin memiliki Jisoo untuk dirinya sendiri.

Jisoo tersentak, saat ia sadar Junhui telah mengambil jarak darinya dan mengulas senyum yang sukar untuk dimengerti.

Pemuda bermata rusa itu menggerakan bibir mungilnya untuk berucap, tapi aneh ketika tak satupun kata meluncur dari bibirnya yang masih dapat merasakan bagaimana sensasi bibir tipis Junhui menempel disana.

"Aku tidak akan pernah lupa, angel." Junhui tersenyum manis, jemarinya terulur untuk menyentuh lembut pipi putih Jisoo yang merona.

Jisoo menggigit bibir kucingnya dengan kuat, sulit untuk menghapus adegan demi adegan dalam otaknya. Bagaimana jemari kokoh Junhui yang menyentuh setiap bagian tubuhnya dan malam panas yang mereka habiskan bersama.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 23, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Beautiful Angel | JunShuaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang