Lagi

174 23 6
                                    

Beberapa kali Sakura mengabaikan sapaan dari para tetangganya yang suka gibah manjhah. Biarlah mereka berkata apa. Yang terpenting ia harus cepat-cepat pulang ke kontrakannya, bergelung dengan selimut dan berteriak sekencang mungkin karena kejadian tadi. Sakura bahkan tidak tahu kenapa dirinya bisa semalu ini setelah mendengar kalimat adiknya.

Tapi ini benar-benar memalukan. Apa otak Kim sekarang sudah tidak berfungsi lagi? Apa Kim tertular penyakit bodoh si Naruto?

Kenapa bisa-bisanya Kim berkata dengan santai seakan ia dan Sasuke hanya teman ngobrol? Seakan mereka tidak pernah terlibat suatu hubungan yang—entahlah Sakura bingung harus seperti apa sekarang. Masa bodoh dengan dirinya yang terlalu lebay dan berlebihan.

Tapi, Sakura yakin, dari seribu wanita di luar sana yang memiliki mantan, saat bertemu dan bertatap mata langsung dengan salah satu MANTAN TERINDAH-nya pasti memiliki respon yang sama seperti dirinya.

Karena hati wanita sulit untuk memberikan respon biasa pada seseorang yang luar biasa di hatinya. eew!

"Sial. Kenapa bisa dia ada di sini? Maksudnya—" penyakit Sakura yang suka berbicara sendiri saat stres, panik, galau dan merana mulai kambuh.

"—kenapa bisa dia kembali di perumahan ini?"

Karena setahu Sakura, info dari Kim, Sasuke pindah ke Jerman untuk mencoba menghilangkan rasa sakit dan depresinya karena ulahnya yang memutuskan hubungan mereka secara sepihak. Alih-alih Sasuke melanjutkan sekolahnya di sana. Namun dari info Naruto, Sai dan Kim, Sasuke memang pindah ke Jerman untuk mengobati depresi dan jiwanya yang tertekan.

Sesungguhnya Sakura benar-benar tidak percaya dengan apa yang dikatakan tiga curut itu. Terlalu berlebihan. Tapi saat melihat video dan foto yang di ambil secara diam-diam atau bahkan secara sengaja oleh Itachi, kakak Sasuke, membuat hatinya nyeri.

Sakura tidak tahu kenapa Sasuke bisa sampai seperti itu. Memiliki cinta yang tulus dan besar hanya untuk dirinya seorang. Tapi dengan bodoh dan kejamnya ia mematahkan hati pemuda itu.

Sakura membenamkan sisi wajahnya pada bantal berbentuk bunga sakura dengan ukiran nama dirinya dan mantan kekasih, Sasuke tentu saja, saat air mata mulai merebak ingin tumpah.

Ketukan pada pintu kamar dan suara khas adiknya terdengar dari balik sana. Sakura bergumam menginterupsi agar Kim masuk dan di lakukan oleh pemuda berparas tampan itu.

"Kak," Kim mengambil tempat di sudut dekat kaki ranjang. Menyentuh kulit kaki Sakura yang dibalut celana di atas lutut. "Kakak gapapa?"

Kim bisa melihat bahu sang kakak naik dan turun dengan helaan napas berat. Walau dipandang dari sisi manapun, wajah kakaknya memang selalu cantik dan bersinar. Bahkan saat nahan boker sekalipun.

Padahal budget skincare-nya di bawah seratus ribu. Yah, pada dasarnya wajah cantik dari mulai masih jadi sperma sih, mau pakai apapun tetap cantik paripurna.

Saat Kim ingin bertanya sekali lagi apakah kakaknya baik-baik saja atau mungkin membutuhkan sesuatu, boneka Rilakkuma berukuran sebesar dirinya melayang dengan kekuatan super tepat di depan wajahnya, membuat ia terjungkal ke belakang dan mendarat dengan kepala lebih dulu menyentuh lantai kamar kakaknya. Dan—

BOOM!!!

—lantai itu bergetar bagaikan goyangan Lubenci Luna.

Walau lantai itu berbalut karpet berbulu lembut bak bulu-bulu halus tante-tante tetangga sebelah incarannya, namun hal itu tidak cukup untuk membuat kepalanya tidak memar.

"Argh! Sial—"

Belum habis umpatannya selesai dan pening di kepalanya hilang. Sakura kembali berdiri dengan wajah merah menahan sesuatu yang pastinya akan membuat dirinya tersiksa habis-habisan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 19, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Mantan ( masih ) Bucin AkutTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang