Special Inter-Connect 2

156 18 0
                                    

Sebentar lagi liburan anak-anak dari Akademi Gifted Juvenelis akan berakhir. Agar liburan mereka setidaknya ada kesan manis-manisnya, dan bukan hanya seputar terlibat aksi rusuh seorang penggila soda bernama Kokichi Ouma, maka ketua kelas mereka, panggil saja Kibo, mengusulkan untuk mengadakan event bersama dengan anak-anak dari Akademi Hope's Peak. Dan jatuhlah pilihan mereka mengadakan jurit malam.

Himiko Yumeno sedari tadi menatap nanar pepohonan di depan. Keringat dingin terus-menerus menemani. Juga Tenko Chabashira —apa-apa pakai akido— dan Angie Yonaga —kesurupan atua— yang senantiasa menemani gadis penyihir kecil mereka.

I-ini akan baik-baik saja. Ti-tidak ada yang perlu ditakutkan, Himiko berusaha mencuci otaknya dengan serangkaian kalimat itu. Namun tidak dengan tangannya yang menggenggam kuat tongkat sihir untuk merapal satu-dua mantra melarikan diri.

Di antara hiruk-pikuk anak-anak kelas, Kibo menepuk tangan, meminta perhatian. "Teman-teman, kuharap kalian bisa tenang sejenak. Ada yang perlu kusampaikan sebelum jurit malam dimulai," kilah Kibo, setengah berteriak.

Tenko dengan penuh semangat menepuk pundak Himiko. "Himiko-chan! Ayo ke sana. Ayo! Ya!" Sementara Himiko sudah kehilangan separuh nyawa saking kagetnya. "Himiko-chan, kau mendengarku?"

Wajah kaku Himiko membuat Angie menahan tawa. Dia mendorong lembut Himiko dan menyingkirkan Tenko ke tepian. "Aah, Himiko-chan tak perlu khawatir. Atua selalu melindungi kita." Kemudian dia meraih tongkat Himiko hingga dalam sekejap sadar gadis penyihir itu.

"Nyah! Angie-san!" pekik Himiko. Harapan satu-satunya menghadapi jurit malam sirna.

"Ini disita dulu, ya." Angie tersenyum penuh kemenangan.

"Wah, Himiko-chan nggak boleh curang, loh. Sebagai gantinya...." Tenko mendekap gadis penyihir itu dari belakang. Sekali lagi Himiko memekik. "Aku akan menjaga Himiko-chan selama jurit malam. Bahkan setelahnya, dan setelah itu—".

Tiba-tiba sebuah kaleng mendarat di belakang kepala Tenko. Gadis akido itu berbalik, mendapati Ouma di kejauhan menatapnya. Tenko mendadak naik darah. Tahu persis tadi itu ulah si Ouma. Beruntung Angie berhasil memadamkan pembunuhan berencana ala Tenko yang bisa terjadi dalam sekejap mata.

Pakai taktik menjual nama Himiko tentunya.

Himiko ikut berbalik melihat konflik yang terjadi. Begitu matanya bertemu dengan Ouma, ingatan tentang ciuman hari itu seketika muncul. Senyum yang terukir di wajah si iblis itu membuat wajah Himiko refleks memerah. Buru-buru dia memalingkan wajah. Topinya ia rapatkan.

Ugh, dasar iblis sialan, Himiko tak berhenti mengumpat si Ouma.

Semuanya sudah merapat di dekat Kibo. Lelaki itu pun kembali melanjutkan penyampaiannya. "Jurit malam ini kita lakukan secara bergiliran. Sekitar dua orang akan melewati jalan ini, lalu tiba di belakang penginapan. Pasangannya akan diacak lewat undian. Begitu juga urutan gilirannya. Setelah itu, kita gantian jaga dengan senior dari Akademi Hope's Peak," jelas Kibo. "Ya, ada pertanyaan?"

Kaito dengan sigap mengangkat sebelah tangan. "Silahkan, Kaito-san," tanggap Kibo.

"Bisa aku berpasangan dengan Maki-roll? Se- sepertinya dia ketakutan kalau aku tidak ada," pinta Kaito Momota —maniak luar angkasa yang diduakan oleh alien—, sembari memegang erat bahu Maki di depannya. Tangannya tak bisa berhenti gemetar membayangkan seribu satu hantu, atau setan, atau yang lebih parah dari itu akan muncul begitu melewati hutan gelap di depannya. "Li-lihat! Dia tak bisa berhenti gemetar. K-kan, Maki-roll?"

Sementara Shuichi dan Maki yang melihat tingkah sahabatnya hanya bisa pasrah. Dengan sikap Kaito yang seperti itu, Himiko juga ingin mengajukan agar tetap bersama Tenko atau Angie melewati jurit malam.

INTER-CONNECT 🙌Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang