Bang

1K 80 13
                                    

Pernahkah kamu mencinta begitu tulus tanpa syarat? Mendamba setiap bagian dari dirinya sampai kamu lupa kalau kamu juga sama berharganya dengan dia.

Pernahkah kamu patah hati begitu dalam sampai mati rasa? Kamu tidak mau mati, hanya ingin rasa sakitnya pergi karena perlahan rasa sakit dan cintamu akan dia membunuh jiwamu, walau ragamu baik-baik saja.

Untuk kamu, si penjahat yang merebut hatiku.

Untuk kamu yang sudah kuberikan seluruh hati, jiwa dan ragaku.

Untuk kamu, pengecut yang menyerah begitu saja.

Untuk kamu yang tega membiarkan aku terbunuh perlahan di sini.

Dari aku, yang paling rindu tapi juga benci kamu. Aku harap hidupmu tidak baik-baik saja. Kamu harus merasakan sakit hatiku. Kamu harus tahu bagaimana rasanya tidak bisa tidur. Kamu tidak boleh bahagia.

Kamu tidak pantas bahagia.

Dasar brengsek.







Warning: implicit smut, mentioned!murder, mentioned!bullying

ANGST



****

Jungkook paling suka perasaan aman seperti ini. Saat dia bangun siang pada hari Sabtu, di sebelah Taehyung. Telanjang bulat dan lengan pria itu memeluknya erat. Rasanya begitu aman dan nyaman. Dia tersenyum saat merasakan kehangatan tubuh pria itu.

Walaupun belum membuka matanya, Jungkook tahu Taehyung masih tidur. Dengkuran halus dan helaan napas kecil yang menerpa wajahnya adalah tandanya.

Kamar ini masih gelap karena lampu sengaja dimatikan dan tirai jendela ditutup. Namun sinar matahari tengah hari masih merayap melalui celah-celah tirai, tumpah ke tempat tidur, menerangi kegelapan kamar itu.

Hari ini Jungkook, yang dalam keadaan mengantuk dan sepenuhnya dipimpin oleh insting, mencium leher Taehyung, memeluknya lebih dekat. Ciuman di leher diperbolehkan. Setidaknya Taehyung menerima dan tidak mendorongnya menjauh. Dia tidak marah dan mengingatkannya pada aturan mereka. Aturan nomor satu dalam daftarnya adalah tidak boleh ada ciuman.

Tidak ada ciuman dan tidak ada kencan. Jungkook ingat itu. Selalu.

Senyum Jungkook sedikit memudar. Hatinya sudah tidak hancur lagi, tidak sekeras dulu. Walaupun rasanya masih menyakitkan. Hatinya masih remuk setiap kali dia mendorong keinginan untuk mencium Taehyung di sudut pikirannya yang paling jauh.

Memang seharusnya begitu. Dia harus ingat tempatnya.

"Selamat pagi, Jungkookie," sapa Taehyung dengan suara seraknya.

Jungkook tersenyum lebar. Dia menyambut Taehyung dengan senyuman terbaiknya saat Taehyung mulai membuka matanya. "Pagi, Taehyung hyung," balasnya.

Pelukan Taehyung perlahan berubah menjadi belaian halus. Tangannya mengusap perlahan punggung Jungkook yang telanjang. Tatapannya menusuk jauh ke dalam raga Jungkook yang hampir mati.

Jungkook tersenyum. Dia memandangi bekas luka di bibir Taehyung. Ada dorongan kuat dari dalam jiwanya yang ingin memberontak dan mencium bibir itu. Walaupun gelap, semua bekas memar dan luka kecil di tubuh Taehyung terlihat jelas. Mungkin semalam dia berkelahi sebelum mengunjungi Jungkook.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Sep 19, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Vouloir (TaeKook)Where stories live. Discover now