0.3

17 3 5
                                    

----

Aku kira selama ini melupakan itu mudah, seperti hal nya dengan mencintai. Tetapi perkiraan ku itu salah, ternyata melupakan tak semudah dengan mencintai.

----

Di pagi hari ini, tepatnya berada di kelas, sembari mendengarkan penjelasan guru, dan juga menikmati suara rintikan air hujan.

Dan sekarang jam menunjukkan pukul 07.25

"Anak-anak, mohon di persiapkan dengan mantap pembelajaran nya ya. Karena sebentar lagi kalian akan mengikuti Ujian Praktek dan 4 bulan kedepan akan segera Ujian Nasional." Jelas Bu Nilam dengan tegas.

Para murid yang mendengar ucapan bu Nilam tadi langsung semuanya bersorak-sorak gembira sembari mengatakan

"Yes dilitneh lulus." (Yey sebentar lagi lulus)

"Cihuyy otewe es em a."

"Asek asek jos putih abu-abu."

"Ra sabar lulus cok aku." (Gak sabar lulus aku)

"Wei cak cok cak cok, neng ngarep ono guru kae lho." (Kamu tuh cak cok cak cok, di depan ada guru tu lho.)

"Keren i sesok nganggo seragam putih abu-abu." (Keren nih besok pakai seragam putih abu-abu)

"Sstt tenang anak-anak, ini kok malah pada senang. Biasanya kalau ada ujian kalian tidak se-senang ini, ada apa memang?" Tanya bu Nilam pada murid-muridnya.

Karena tidak seperti biasanya murid-murid semua merasa senang akan ujian.

"Kan kita bentar lagi lulus bu." Jawab salah satu siswa di kelas ku.

"Oh iya ya, bakal kangen nih Ibu sama kalian. Besok kalau sudah SMA, jangan lupain ibu ya hehe." Ucap bu Nilam yang membuat murid lainnya pun terdiam.

"Siapa yang taro bawang disini?" Tanya salah satu siswi yang sedang menahan kesedihan nya.

"Bu Nilam bikin sedih ajaaa, kita pasti juga bakal sering mampir ke SMP kok besok kalo udah lulus." Jelas Nita, sekretaris di kelasku.

Emang sedih banget kalo udah mau pisah aja. Belum tentu juga besok semuanya bisa ngumpul bareng lagi kaya sekarang.

"Kenapa sedih, udah - udah sedih nya besok aja pas mau kelulusan. Sekarang kita lanjutin pelajaran pertama dulu ya."

"Siap bu." Serentak semua murid menjawab Bu Nilam dengan bersama.

----

Siang hari pukul 13.35

"Siang anak-anak." Sapa Bu Misca sembari memasuki ruang kelas ku.

Bu Misca itu guru Seni Budaya di sekolah ku. Orangnya cantik, masih muda, baik, seru lagi. Makanya semua murid pada deket sama Bu Misca.

"Siang bu." Jawab semua murid dengan bersama.

"Hari ini ibu akan menjelas kan tentang Seni Tari. Dan besok pada saat Ujian Praktek telah tiba, kalian di tugaskan untuk perform dance di aula sekolah kita ya." Jelas Bu Misca.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 06, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Back To MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang