- Alasan Marahnya -

3K 395 46
                                    

Waktu itu, aku ingin mengikuti seleksi pentas drama tentang Snow White. Itu adalah film Disney kesukaanku. Lagian, aku ini mantan pemain drama di SMP-ku. Wajar, kan jika aku ingin mengikutinya.

Pemain yang kurang hanya tinggal sang putri. Pangerannya, sih sudah ada. Kalau tidak salah dia adalah anak kelas sebelah. Namanya Leon, pindahan dari Amerika. Wajahnya tampan dan kebarat-baratan, mungkin karena itu dia dipilih.

Tapi, saat aku ingin memberitahu Kei, dia melarangku.

"Kei, bagaimana menurutmu jika aku mengikuti seleksi drama?" tanyaku antusias.

Kei memandangku tajam. "Tidak."

"Hah? Apa maksudmu dengan tidak?"

Kei memasang headphone-nya. "Kau dengar, kan? Kalau aku bilang tidak ya tidak."

Aku memasang muka sinis. Apa-apaan dia ini?

Aku menarik headphone-nya sampai lepas. "Apa masalahnya jika aku memainkan drama itu?"

Kei menatapku marah lalu memasang headphone-nya kembali ke leher. "Intinya kalau aku bilang tidak ya tidak! Pulanglah sendirian, aku lelah."

Setelah itu dia meninggalkanku. Saat itu memang sudah jam pulang. Banyak siswa yang berlalu lalang dan melihat perdebatan kami. Aku sangat sedih pada saat itu. Entahlah, aku sangat ingin bermain drama, tapi aku juga tidak mau jika Kei memarahiku begini.

Sore itu, aku pulang sendirian tanpa Kei dengan segala pikiran yang memenuhi kepalaku.

Malamnya, aku berusaha menunggu chat dari Kei. Tapi, tak ada satupun chat yang masuk. Aku menghembuskan napasku berat, lalu mencoba mengetikkan beberapa pesan.

Kei, selamat malam. Mimpi indah! ♡

Saat itu, aku tahu dia online. Namun, chatku tidak dibaca. Tidak pula dibalas. Apakah dia semarah itu?

Keesokan harinya, Kei tidak menjemputku seperti biasanya. Aku menghela napas, lalu berangkat sendiri menuju sekolah. Ketika sampai di sekolah, aku langsung bertemu dengan Kei yang sedang berjalan beriringan dengan Yamaguchi.

"Tsukki, aku duluan!" Yamaguchi langsung berlari setelah melihatku. Entahlah, dilihat dari wajahnya sepertinya ia tahu jika aku dan Kei memiliki masalah saat ini.

Kei menatapku dingin, aku jadi salah tingkah. Ah, apa yang harus aku lakukan?

Kei mendekatiku sambil menatap dingin.  "Temui aku sepulang sekolah. Selain pada jam itu aku tidak mau bicara denganmu."

Aku mengangguk saja. Astaga, kenapa perkataannya menyakitkan sekali. Kenapa Yamaguchi betah, ya berteman sangat lama dengan Kei? Ah, tapi dia masih memiliki banyak sisi baik, sih. Buktinya aku saja suka padanya. Hehe.

***

Sepulang sekolah, aku menemuinya. Sepanjang pelajaran tadi, bahkan jam istirahat, Kei sama sekali tidak menatapku. Itu sedikit membuatku em... sakit hati.

Kami pulang bersama, tapi belum ada percakapan diantara kami. Rasanya sangat tidak nyaman. Sungguh.

"Kau ingin tau kenapa aku melarangmu?" tanya Kei tiba-tiba. Aku mengangguk tentu saja.

Kei menghela napas. Dia mencengkram kedua lenganku. Aku terkejut.

"Ke--kei?"

Dia memojokkanku ke dinding yang ada di dekat kami. Lalu.. lalu.. lalu.. dia menciumku secara tiba-tiba. Aku terkejut, lalu berusaha mendorongnya. Tapi, cengkraman tangan Kei sangat kuat. Dia menciumku sedikit kasar. Mungkin, itu akibat amarahnya yang meluap saat ini. Aku hanya menutup mataku pasrah.

Tak lama, dia melepaskankannya lalu memandangku nyalang. "JIKA KAU MENGIKUTI DRAMA AKAN ADA ADEGAN SEPERTI ITU DENGAN SI PANGERAN."

Aku terkejut. Jadi, selama ini ia tidak mau jika aku dicium oleh orang lain selain dia?

"Mengertilah, (Name). Aku tidak mau hal itu terjadi ketika kau dengan orang lain," ucapnya lembut kemudian.

Aku menangis. "Kenapa kau tidak mengatakannya saja, tukang gengsi!"

Kei menghapus air mataku. "Jangan mengikuti drama itu, ya."

Aku tertawa kemudian. "Kalau kau cemburu bilanglah sejak awal, Kei."

Dia salah tingkah, kemudian menampilkan seringainya. "Diam atau mau kucium lagi, hm?"

Aku membulatkan mataku lalu memukul dadanya keras keras dengan kepalan tanganku. "ITU TADI FIRST KISS KU, BAKA!!"

Dia tertawa kecil, lalu merangkulku. Hari itu berakhir dengan kami pulang bersama dan aku tidak jadi mengikuti drama. Yasudah, tak apa, sih. Pasti dilain kesempatan aku bisa ikut drama lain. Tentu saja yang tidak ada adegan ciumannya, hehe.

Prince | | Tsukishima Kei X ReadersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang