0.0

56.5K 1.5K 260
                                    

**Kalau ada nama yang masih typo bilang aja yak, soalnya ini Revisian.**

Selasa, 21 September 2032 

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selasa, 21 September 2032 

.
.
.
.
.

.
.
.
.

.
.
.

.
.

.

"Pasha!!"

"Key?!!"

"Suttt! Key jangan berisik, nanti Om Dhika nemuin kita, hihihi ...."

"Pasha! Key! Kalian di mana?!"

Cklek....

"HWAAHAHAHAHAHA KEY AYO LARIII!!!"

"PASHA! KEY! MANDI DULU!!"

"GAK MAU!"

Andhika mendengkus keras-keras kemudian berlari untuk mengejar dua bocah berusia 5 tahun tersebut. Keduanya kerap kali mengerjai Dhika, bersembunyi di bawah kolong ranjang, di dalam lemari pakaian, di dalam kamar mandi, dan di mana saja yang membuat lelaki itu pusing serta kewalahan mengawasi mereka.

Kedua bocah tersebut sudah paket komplit untuk membuat hari-hari seorang Andhika menjadi merana. Menyebalkan, tetapi ia amat menyayangi keduanya.

"Bunaa! Om Dhika nakal!"

Andhika mendecak, saat bocah yang tubuhnya agak gemuk merengek pada Ibunya. Ibu si bocah hanya terkekeh melihat wajah nelangsa Dhika, adiknya.

Ia benar-benar kewalahan, tapi apa boleh buat, sejak awal ia yang sudah mengikrarkan diri untuk mau menjadi pengasuh mereka. Bahkan ia mengorbankan masa lajangnya demi menjadi budak pesuruh kedua bocah nakal itu.

"Pasha-nya Kakak bawa pulang ya Dhik ...."

Wanita dewasa yang Pasha panggil dengan sebutan "Buna" tadi kemudian berkata, wanita itu bernama Shintya, Ibu rumah tangga yang sebelumnya merupakan seorang pebisnis hebat. Tetapi karena suatu hal, ia berhenti dari pekerjaannya dan lebih fokus untuk mengurus anaknya saja.

"Orangtuanya Rankey belum jemput." Andhika tidak mau mereka pergi, ia bergegas untuk menarik tangan bocah yang agak kurus dan lebih tinggi.

"Key gak mau pulang! Pasha gak boleh pulang!"

"Pasha juga gak mau pulang! Ayo kita main lagi!"

Rankey kemudian menarik tangan Pasha, kedua bocah itu segera berlari sambil tertawa-tawa di ruang tamu. Menimbulkan kebisingan lain yang mereka hasilkan, ya... mereka memang berisik setiap hari.

"Pusing ngurusin mereka ya, Dhik? Makanya, cepat cari Istri ...." Shintya terkekeh membuat Dhika mengernyitkan dahi, ia tak pernah tertarik dengan topik itu.

"Gak minat." Gumam Andhika, ia kemudian berlalu untuk menyusul dua keponakannya yang sedang berlarian.

Ibunya Pasha ini hanya menghela napas, agak berat. Ia menatap kepergian Adiknya dengan tatapan sulit diartikan.
"Radit saja sudah mau menikah, masa kamu tidak ...."

LOVE RISK 1 || BxB🔞⚠️ [END]✓✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang