-
"Daisy kita akan pindah ke Jakarta 2 hari lagi jadi bereskan barang-barang mu."
"Wait,what? Pindah? Kok mama ga tanya aku dulu,kenapa tiba-tiba gini."
"Mama juga kaget,kemarin di telfon katanya mama di pindah tugas."
"Aku gamau pindah, aku bakal tetap disini."
"Ga. Kamu harus ikut mama pindah, mama gamau kamu tinggal sendirian disini."
"Tapi ma, aku gamau." Protes Daisy
Bukan apa-apa Daisy tidak mau pindah karna sahabat-sahabatnya yang sudah di anggap seperti saudara sendiri.Tapi apa boleh buat keputusan Santi mamanya tidak bisa di ganggu gugat,dengan sangat terpaksa Daisy menurut saja.
***
"Mama sudah daftarkan kamu sekolah besok sudah bisa masuk." Ucap mamanya.
"Yaampun mama, kita itu baru sampai disini, izinin aku bolos sekali yah ma aku capek." Rengek Daisy.
Ya mereka sudah sampai di Jakarta saat ini dan sedang membereskan pakaian untuk di masukkan ke lemari.
"No." Jawab mama nya singkat, lagi-lagi ucapan Santi tidak bisa di bantah, Daisy mengerucutkan bibirnya kesal.
"Selamat bersenang-senang di sekolah ya!" Ucap mamanya. Daisy hanya mengangguk lesu.
"Jangan lesu gitu dong, mama udah survey sekolah ini, sekolah nya bagus kok jadi kamu gaperlu khawatir."
"Iya ma iya. Aku berangkat." Ucapnya sambil mencium punggung tangan mama nya.
Daisy keluar dari mobil, gerbang sekolah penuh oleh siswa-siswa yang baru saja datang.
Pertama harus cari ruang kepala sekolah dulu batin Daisy lalu berjalan memasuki gedung sekolah.
Cukup lama ia berkeliling mencari ruang kepala sekolah namun tak kunjung di temukan.
Ia melirik jam tangan nya,sebentar lagi bel tanda masuk berbunyi. Aduh gimana dong batinnya. Karna frustasi tidak kunjung menemukan apa yang dia cari, Daisy memberanikan diri untuk bertanya pada siswa yang lewat.
Daisy cenderung pemalu dan tertutup ia tidak suka di perhatikan oleh banyak orang,itulah kenapa dia tidak bertanya sedari tadi.
"Permisi, ruang kepala sekolah sebelah mana ya?" Tanya Daisy hati-hati pada seorang murid perempuan yang lewat.
"Ruang kepala sekolah ada di ujung koridor di samping ruang guru, kamu murid baru ya?" Tanya murid itu.
"Eum.. Iya,makasih ya aku pergi dulu." Ucap Daisy lalu sedikit berlari ke arah ujung koridor.
Tepat saat ia sampai di depan ruangan kepala sekolah bel masuk berbunyi. Untung saja batinnya merasa lega.
"Kamu murid baru itu ya?" Tanya seorang guru yang lewat.
"Iya bu." Ucap Daisy ramah.
"Wah pas sekali,saya adalah wali kelas kamu, ayo ikut saya." Perintah ibu itu Daisy menurut lalu mengekori ibu itu menuju kelas.
"Semuanya duduk di tempat nya masing-masing!" Teriak ibu itu seketika kelas menjadi hening dan semua mata tertuju pada Daisy, Daisy sangat risih jika di pandangi oleh orang banyak jadi dia menundukkan kepala nya.
"Bu kemana pak Herman?" Tanya seorang siswa.
"Dia tidak masuk hari ini karna kepentingan pribadi." Ucap ibu itu.
Seketika semua bersorak sorai seperti memenangkan undian mobil.
"Sudah-sudah pak Herman sudah menitipkan tugas pada ibu dan hari ini kita kedatangan murid baru, silahkan perkenalkan diri kamu." Ucap bu Titin walas mereka.
Jantung Daisy berdegup kencang dan tangan nya bercucuran keringat dingin, Daisy hanya pede ketika semua yang menonton nya orang yang dia kenal tapi kali ini dia tidak tau satupun dari mereka yang ada di dalam kelas, bahkan nama walas nya saja dia tidak tau.
Daisy menarik nafas sebelum berbicara, seperti yang di katakan oleh seorang guru di sekolah lama nya, itu bisa membuat seseorang sedikit tenang dan mengurangi detak jantung yang berdegup kencang.
"Hallo semuanya aku Daisy Adeena, aku biasa di panggil Daisy aku pindah kesini karna pekerjaan orang tua."
"Hallo Daisy nama lu cantik kaya orang nya." Seseorang menyapa dari pojok kelas. Semua orang tertawa mendengarnya. Tapi Daisy hanya tersenyum paksa.
"Baiklah Daisy kamu bisa duduk di samping Celin di kursi nomor 3."
Daisy hanya mengangguk lalu berjalan menuju kursinya.
"Ini tugas dari Pak Herman sekretaris tolong catatkan soalnya di depan, nanti jam terakhir kumpulkan ke ruang guru." Ucap bu Titin lalu keluar kelas.
Seketika kelas menjadi ramai lagi, semua mengeluarkan hp nya untuk urusan pribadi tentunya mendengarkan musik, mabar game, selfie-selfie, dan ngerjain tugas sambil nyontek dari google.
"Hallo aku Celin Jovanka, panggil aja Celin." Celin mengulurkan tangannya.
Daisy membalas jabatan tangan Celin sambil tersenyum "Hallo aku Daisy."
"Kamu kaya nya tadi gugup di depan ya?" Tanya Celin yang membuat Daisy jadi gelagapan.
"Aku gugup kalo bicara di depan orang yang ga aku kenal." Ucap Daisy sambil terkekeh.
"Oke mulai sekarang kita temenan oke?" Tanya Celin. Daisy mengangguk antusias.
"Ayo kerjain tugas nya dulu nanti kita ngobrol-ngobrol." Ucap Celin, Daisy mengangguk lalu mengeluarkan buku nya.
Tak terasa bel istirahat sudah berbunyi Celin dan Daisy asik mengobrol bersama, mereka ngobrol banyak mulai dari sifat pribadi mereka, makanan kesukaan dan hal yang biasa di obrolkan sebagai seorang teman baru.
Celin cenderung periang dan selalu tersenyum, dia seorang kpopers wajar jika dia periang. Sangat bersemangat jika menceritakan sesuatu yang berhubungan dengan kpop. Daisy hanya tau beberapa boyband dan girlband korea jadi jika menceritakan tentang kpop masih nyambung.
"Kamu mau ke kantin?" Tanya Celin.
"Ga, aku bawa roti isi dari rumah kamu mau?" Daisy menyodorkan kotak bekal roti isi itu pada Celin.
"Pas banget! Aku juga bawa bekal ini nasi goreng aku yang bikin tadi pagi." Ucap Celin bersemangat.
"Wahh,ayo makan." Daisy juga bersemangat.
Sampai tiba-tiba seseorang datang lalu bicara pada Celin.
"Woi Celin! Pinjem dong buku lu gua mau nyalin PR Matematika kemarin." Ucapnya.
"Apaansih lo galiat orang lagi makan, ngomongnya jangan ngegas gitu dong, nih!" Celin menyodorkan buku nya pada laki-laki itu.
Daisy melirik nya sebentar, mata mereka bertemu hanya 1 detik setelah itu laki-laki itu pergi ke meja nya.
***
Makasi udah mau baca cerita aku hehe semoga suka yah!
Jangan lupa VOMENT💙💙💙
See ya next chap readers💜
KAMU SEDANG MEMBACA
DAISY
Teen FictionKamu harus tau kalau kita bukan siapa-siapa lagi. happy reading♡ cover sc pinterest.