- 04 -

1K 158 9
                                    

.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

"Polisi mulai ikut campur..." ujar Haechan. Chenle dan Jisung yang sedang bermain PS langsung menoleh ke arah pintu.

Haechan menatap sekelilingnya.

"Dimana yang lain?" tanya Haechan. Chenle mengangkat bahunya, sejak dia dan Jisung pulang mereka masih berdua saja.

"Tidak tahu... Kami berdua habis makan Ramyeon trus main PS doang." Haechan mengangguk.

Suara pintu terbuka, kini Jaemin yang baru saja masuk.
Dia sedikit terkejut melihat Haechan.

"Lho? Sudah pulang?" tanya Jaemin.

"Barusan... Habis darimana?" tanya Haechan balik. Jaemin cuma senyum kecil.

"Dinner sama Manager, soalnya penjualanan majalahku minggu ini cukup laris," bohong Jaemin. Dia bersama Mark, dan seandainya Haechan tahu ada pertemuan mereka habislah sudah dirinya.

Haechan jadi membenci Mark, dan semua itu karena kejadian minggu lalu.

Jaemin menghembuskan napas kelegaan begitu Haechan percaya.

"Renjun- gege mana ya? Kenapa belum pulang?" tanya Chenle.

.

Lucas tersenyum begitu melangkah keluar dari kantor Polisi yang sangat dia benci.

"Hei.. Ucapkan terima kasih dong, karenamu jadi punya alibi dan berhasil keluar," ujar Lucas. Renjun hanya memutar matanya malas.

"Aku tidak membutuhkan bantuan mu... Bantuanmu tidak berguna.." Lucas hanya terkekeh, lalu menarik tangan Renjun menuju mobilnya.



"Mau dibawa kemana aku?" tanya Renjun.

"Kamu mau pulang, kan? Aku lagi baik jadi aku tidak akan membiarkan mu dibawa om om nanti," seru Lucas.

"Aku setidaknya bisa beladiri..."

"Tapi, tetap saja kamu kecil pasti bisa dikalahkan 3 om om hidung belang."

"Kurasa kau om om nya.." Lucas diam, lalu tertawa keras. Renjun mendengus.






"Cepat!! Jangan cuma tertawa... Aku lelah.."


.


"Baru pulang?" tanya Haechan, ketika Renjun baru saja membuka pintu.
Renjun melepas sepatunya, sambil mengangguk.

"Ada polisi yang menanyaiku dengan segala macam pertanyaan bodoh.." ujarnya.
Jaemin mengintip dari sofa.

"Lalu? Bagaimana? Kita tidak punya alibi lho, waktu itu..."

Hening.
Renjun menghela napasnya.

"Aku dibantu Lucas..."





Chenle berhenti bermain dengan Hpnya.
"Apa? Lucas??" tanya Chenle. Renjun mengangguk.

"Lucas membantuku membuat alibi... Dia menjadi saksi, bahkan menunjukkan video ' kami ' di tanggal itu.." dahi Haechan mengerut.

Tunggu...
Kami?

"Jangan - jangan... itu video waktu...
















.. Kalian masih pacaran, kan?"

Renjun terdiam, lalu mengangguk.


.


"Habis dari mana?" tanya seseorang. Lucas hanya terkekeh, sambil berjalan masuk. Kakinya melangkah ke arah sofa yang ada di dekatnya.

Begitu Lucas duduk, orang itu mendekat.
"Habis darimana?" tanyanya lagi.

"Menolong seseorang.." jawab Lucas.

"Renjun?" Lucas hanya meliriknya, lalu mengangguk.

"Ya.."
Orang itu menghela napas.

"Polisi?" Lucas mengangguk lagi. Tangannya mengepal kuat sekarang.

"Mereka ikut campur sekarang..."





"Mereka tidak akan ikut campur karena ada warga sipil yang ikut dalam masalah ini..."

Hening.

"Warga sipil?" tanya Lucas, lalu Lucas hanya ber- oh saja karena paham.


"Kamu tahu warga sipil nya?"
Lucas terkekeh, lalu mengangguk.

"Ya.. Dia pernah bersama Renjun juga Jaemin."



"Siapa?" Lucas hanya mengangkat bahunya.
Dia menyesal tidak sempat menanyakan nama orang itu pada Renjun tadi.


.

T B C !!!

Hayoooo... 😆😆
Jangan lupa tinggalkan jejak dan dukung terus Arie disini agar bisa menghibur kalian semuaa

- HIATUS - 𝕮𝖗𝖎𝖒𝖎𝖓𝖊𝖊𝖑 [SUNGLE/CHENSUNG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang