.
.
Renjun yang baru saja memasuki kamarnya, langsung menekan nomor dial yang dia hapal. Sebelumnya, dia memastikan kamarnya sudah terkunci.
[Renjun... Kau sudah membaca pesanku?]
"Ya sudah, aku sudah membacanya.. Lucas benar - benar mengalami kecelakaan?" tanya Renjun.
[Iya, dia kecelakaan mobil, mereka menjebak Lucas agar mobilnya ditabrak truk] Renjun tertegun sesaat, tak lama dia berdecak.
"Lalu? Kenapa kau memintaku menjaga Chenle?" tanya Renjun.
[Karena Chenle adalah target berikutnya.. Itu sebabnya aku bilang padamu agar menjaganya..]
Renjun terdiam, sambil menatap langit malam yang mendung. Angin bertiup kencang, dan pertanda hujan akan turun terasa olehnya.
Renjun menghembuskan napasnya pelan.
"Ya... Terima kasih peringatannya."Setelah itu, Renjun langsung memutuskan panggilannya. Pikirannya semakin mengelana tentang Lucas sekarang.
Apakah aku harus menjenguknya?, batin Renjun.
Pipinya memerah, tapi kemudian dia mengggeleng dan langsung beranjak dari tempatnya, melangkahkan kakinya berjalan keluar dari kamarnya menuju kamar Jisung.
.
Jisung duduk di balkon sambil menghirup udara malam yang sangat dingin. Tapi, dia sama sekali tidak terganggu dengan cuaca dingin.
Tok! Tok! Tok!
Tok! Tok! Tok!Jisung menoleh, dan menemukan Renjun disana yang melipat kedua tangannya.
"Tidak sibuk, kan?" tanya Renjun. Jisung menggeleng, lalu berjalan mendekati Renjun.
"Em, ada apa?" tanya Jisung.
Renjun terdiam, lalu menutup pintu kamar Jisung."Jisung! Bisa tolong jaga Chenle secara dekat atau jauh, dia dalam bahaya.."
Dahi Jisung mengernyit bingung.
"Dalam bahaya? Bahaya apa?" Renjun diam, dia tidak tahu harus bilang apa.
"Intinya jaga saja Chenle, aku tidak bisa bilang karena aku sendiri bingung harus bilang apa padamu.. Tolong jaga saja dia," ujar Renjun. Jisung akhirnya memilih mengangguk.
Renjun setelah mengatakan itu langsung pergi begitu saja.
.
"Sudah beritahu pada Renjun?" tanya Mark. Jeno mengangguk.
"Baiklah, aku akan pelan - pelan memberitahukan segalanya pada Haechan."
Jeno mengangkat alisnya sambil menatap Mark. Ada perasaan ragu tentang ucapan Mark tadi.
"Kau yakin? Dia bahkan belum bisa mempercayaimu, kan?" tanya Jeno.
Mark terseyum tipis.
"Sedikit, tapi jika ini tentang kelompoknya mungkin dia akan mendengarkan."Jeno hanya mengangguk, lalu pergi meninggalkan Mark sendirian.
.Haechan baru saja sampai di gedung agensinya. Dia menoleh ketika mendengar suara Hpnya yang berbunyi.
--------------
Nomor tak dikenal
Ayo bertemu di Cafe bawah...
Ada yang ingin kubicarakan berdua setidaknya, dan ini penting tentang kelompokmu.Btw.. Jangan blokir nomorku lagi.
--------------
Haechan menghela napasnya.
.Chenle mengemasi semua barang - barangnya, tujuannya hari ini adalah pergi keluar negeri karena salah satu anak perusahaannya harus diurus langsung.
"Masuk saja... Jangan mengintip," ujarnya. Jisung yang ketahuan langsung masuk ke kamar dan mendekati Chenle.
"Kamu... Akan pergi? Jauh? Berapa lama?" Chenle terkekeh mendengar pertanyaan Jisung.
"Di Australia, jauh dong sung.." Jisung melengkungkan bibirnya ke bawah. Dia bingung haruskah bilang pada Chenle soal ' perintah Renjun ' tadi atau bukan.
"Lama?"
"Hanya tiga hari, kenapa?"
Jisung mendekat."Boleh aku ikut?" tanya Jisung.
Chenle menatap Jisung bingung."Ikut? Kenapa kamu mau ikut?" Chenle bertanya balik padanya.
Jisung diam.
Haruskah bilang?
atau enggak sama sekali?Jisung bingung.
.
"Cepat! Apa yang mau kamu bicarakan?" tanya Haechan.
Seseorang tersenyum lebar ketika Haechan datang sesuai pesannya.
T B C
Maaf lama enggak update, tapi Arie sering update di akun satunya sampai kadang lupa sama akun ini.
Sorry ya guys ^^
Mumpung Arie libur semoga bisa update disini sering - sering.
KAMU SEDANG MEMBACA
- HIATUS - 𝕮𝖗𝖎𝖒𝖎𝖓𝖊𝖊𝖑 [SUNGLE/CHENSUNG]
FanfictionONGOING! Jisung terbangun. Matanya menangkap pemandangan asing di depannya, atau mungkin sekitarnya. "Aku dimana?" ━━━━━━━━ ⸙ ━━━━━━━━ "Dia sudah sadar." "Kita apakan dia?" "Tampan sekali, sih? Aku jadi ingin menyemeinya." "SADAR KODRAT BODOH, KAU I...