6

2.6K 202 28
                                    

Hari sebenarnya belum terlalu larut. Matahari baru saja terbenam beberapa saat lalu meninggalkan langit berwarna kemerahan sebagai jejaknya. Pada saat inilah, kota Gusu Lan memulai kehidupan malamnya.

Zizhen baru sampai di apartement kecil milik Sizhui begitu jarum panjang di jam-nya menunjuk angka 6. Sebenarnya, dia agak terlambat dari waktu yang dijanjikan karena, beberapa masalah dikantornya. Zizhen harap Jingyi tidak menunggunya terlalu lama.

Zizhen memencet bel di dekat pintu masuk, seraya mengulang kata-katanya.
"Senior Jingyi, selamat malam. Ini aku Zizhen,"

Tidak ada jawaban, Zizhen kembali memencet bel dan mengulang kata-katanya. "Senior Jingyi, kau ada dirumah ?,"

...

'Siapapun, jangan bilang ini prank' batin Zizhen mulai berfirasat buruk. Bagaimana tidak, jika dia saja sampai menyempatkan waktu kemari saat dirinya benar-benar lelah seperti sekarang.

Ingin dia sebenarnya segera pergi dari sana, tapi suara kegaduhan dari dalam lebih memancing rasa ingin tahunya.

'Perampok ?,'

Jiwa polisinya terbangun, dan segera mengambil pistol kecil dari saku di sisi tubuhnya. Dengan hati-hati dia menghitung mundur, mempersiapkan kuda-kuda sebelum---

"Oh, Zizhen ! Akhirnya kau datang !"

---sebelum terjatuh dengan posisi wajah mencium lantai terlebih dahulu.

Dan sialnya, sang pelaku bukannya menolong, malah tertawa terbahak-bahak melihat kesialannya. Seandainya Zizhen tidak ingat Jingyi adalah senior sekaligus putra Lan Xichen, mungkin dia sudah mencekik Jingyi.

"Hoi Jingyi ! Kenapa kau tertawa ? Suaramu membuatku tuli saja," Jin Ling berteriak dari arah ruang tengah. Di tangannya ada ponselnya yang menampilkan sebuah game RPG. Wajahnya nampak kesal dan bingung.

Dari arah lain Sizhui datang dengan membawa minuman dan makanan kecil, bak suami idaman. "Jingyi, jaga perilakumu," peringat Sizhui.

"Iya-iya Sizhui,"

Oh oke deh, Zizhen menarik kembali ucapannya untuk mencekik Jingyi. Boro-boro dia berhasil balas dendam, yang ada dia bisa mati duluan di tangan kedua penjaga seniornya ini.

Ingat, jangan pernah remehkan dua alpha bucin. Mereka lebih mengerikan dari fitnah di game among us.

--- Zizhen 20xx

"Ugh, Senior sebaiknya tolong aku dulu sebelum kau kembali mengobrol dengan senior Jin Ling dan senior Sizhui," Pinta Zizhen agak memelas. Jingyi pun berhenti tertawa dan membantu Zizhen untuk berdiri.

Walaupun dia mengakui yang tadi itu cukup lucu, namun tentu saja Jingyi tak tegah melihat juniornya itu tertimpah kesialan--- yang memang disengaja olehnya---. Begini-begini juga, Jingyi orangnya tidak tegahan.

Singkat cerita, Zizhen akhirnya bisa duduk dengan aman di sofa ruang tengah apartement itu. Di dekat Jin Ling dan di hadapan Jingyi, dengan meja yang memisahkan jarak antara mereka berdua.

"Jadi, Senior Jingyi kau bilang butuh bantuan. Bantuan apa tepatnya ?" Zizhenlah yang pertama menginterupsi.

"Bukan bantuan sih, lebih tepatnya kerja sama," senyum Jingyi melebar mengeluarkan amplop, berbeda dengan Zizhen yang malah menunjukkan raut kebingungan. "Ini sebagai uang mukanya, sisanya akan kuberikan setelah kau membantuku kok,"

Zizhen hampir tersedak jus jeruk yang diminumnya, langsung saja membuka amplop yang ternyata cukup tebal itu. matanya langsung terbelalak, di dalamnya ada lembaran uang yang kalau nominalnya dihitung mungkin saja melebihi gaji bulanannya. dan lagi, ini baru uang mukanya !? 

"Tenang saja Zizhen, Jingyi tidak memalak diriku kok," Jin Ling berusaha menjawab pertanyaan di dalam kepala Zizhen. "Uang itu murni dari Jingyi tanpa bantuan dari kami sih," Sizhui menambahkan, yang entah mengapa malah membuat Zizhen makin batuk darah mendengarnya. 

seakan mengiyakan perktaan dua sepupunya itu, Jingyi melebarkan senyumannya. "anggap saja itu baru satu perempat gaji seorang sekretaris tuan Lan," Zizhen memijit pelipisnya pelan, sepertinya ingin membuat otaknya tenang agar tak meledak mendengar ucapan Jingyi tadi. Bisa-bisa dia beneran dibawa ke rumah sakit sangking shocknya mendengar kata-kata seniornya, yang benar-benar kelewat santai tadi---oh, apakah mereka tak tahu, jika jiwa miskin Zizhen meronta-ronta mendengarnya tadi ?

sungguh kejam sekali mereka ini :")

"Senior Jingyi yang benar saja ? kau ingin memberikanku uang sebanyak ini ??," 

"Eh, kenapa ? kurang ya uang mukanya ? mau ku tambah lagi ?" Zizhen segera menggeleng kuat-kuat. "bukan itu yang kumaksud ! hanya saja, kenapa kau terlihat serius sekali dengan kerja sama ini ? bukannya aku menolak atau bagaimana, tapi memangnya kau ingin aku melakukan apa sebenarnya dengan membayarku sebanyak ini ?" Jelas Zizhen. "jujur saja, aku merasa tak enak daritadi memikirkannya,"

"Well, kalau soal itu...,"Jingyi tak langsung menjawab, dia melirik Shizuimemberi kode untuk menjelaskannya pada juniornya yang memang kelihatan kebingungan itu. Shisui menghela nafas, dan akhirnya menglah. "anggap saja, Jingyi menyewamu untuk menjadi hacker,"

"...hanya itu ?" anggukan dari Jingyi menjadi jawaban pertanyaannya.

Zizhen menghela nafas. "kenapa tidak bilang dari tadi sih. kalau cuma jadi hacker tidak usah dibayar juga, pasti akan kubantu," ujarnya. "lagipula, lebih baik ditabung untuk keperluan mendesak bukan ?,"

"tapi Zizhen, kau akan sangat kerepotan nantinya. beneran tidak apa-apa ?" 

anggukan kecil diberikan. "beneran kok, senior. aku yakin tidak apa-apa,"

sebenarnya Jingyi tahu jika Zizhen adalah seseorang yang baik, jingyi bahkan masih ingat pertemuan pertamanya dengan juniornya ini. Zizhen jugalah yang membantunya saat beberapa murid nakal mengganggunya. hanya saja, Jingyi merasa akan sangat bersalah jika tidak memberikan sesutau sebagai balasan karena telah membantunya. apalagi, Zizhen pasti akan kerepotan. tapi, jika Zizhen yang mengatakannya sendiri apa boleh buat. biar Jingyi pikirkan lagi cara untuk membalasnya.

"Terimakasih Zizhen !" ujar Jingyi seraya tersenyum. membuat rona merah tipis diwajah Zizhen yang tentunya diketahui oleh dua Alpha di dekat Jingyi itu. Oh, bahkan sekarang mereka sudah menatap Zizhen tajam. Rasanya Zizhen ingin kabur sekarang juga, daripada mati dalam keadaan duduk karena tatapan tajam dari kedua Alpha kelewat prosesif itu.

"uh, i-iya senior. Sama-sama, dan mohon bantuannya untuk kedepan"

"...dan, senior Jigyi bisa berhenti tersenyum ? aku tidak mau mati muda loh,"

"eh-eh !?" 

.

.

.

.

.

.

TBC

27/09/2020---Arumdini123

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 27, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

It's Already Late ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang