Rintik hujan membelai lembut wajahku, begini adalah momen yang paling aku suka, berada di tempat paling privasi, seorang diri ditemani guyuran air hujan, dengan ritme yang indah,suara yang begitu menenangkan, beberapa orang membenci hujan katanya bisa memunculkan kilasan-kilasan masa lalu, bagiku justru itu poin utama dari hujan, mengingat kembali hal-hal berkesan yang pernah kita lalui, kembali menyelaminya mencari pelajaran penting yang terselip di dalamnya.
Dering handphone membuyarkan lamunanku, aku beranjak ke meja belajar yang juga bisa disebut meja kerjaku, memeriksa siapa yang menggangguku malam-malam begini, dan ternyata disana tertera kontak dengan username Rere, ah iya dia adalah sahabatku dari sekolah menengah pertama. Aku sampai lupa memperkenalkan diri, nama ku Adalah Rumaisha Nasira biasa di panggil Shasa atau Rara, aku adalah Mahasiswi Fakultas Sastra semester 4 di salah satu Universitas ternama di Kalimantan Selatan. Aku juga sudah bekerja sebagai editor dan penulis di sebuah website. Dasar Rere ini pantang menyerah sekali dia, ini sudah panggilan yang kesekian kalinya yang kuabaikan, dan aku tau sebelum aku mengangkatnya dia tidak akan pernah berhenti, dengan sangat terpaksa ku jawab panggilannya.
"kenapa lama sekali baru menjawab panggilanku"
"Wa'alaikumsalam Re"
"Hehehe Assalamualaikum Ra, maaf lupa saking keselnya sama kamu ini"
"Lah kenapa aku, ngapain si malam-malam gini kamu nelpon"
"Ada yang mau aku bicarakan Ra"
"Bisa besok kan Re, ini lagi hujan, malam-malam begini biasanya ide-ide bermunculan dengan sendirinya"
"Pokoknya ini penting Ra menyangkut masa depan"
"Ellleeh biasanya juga gosip-gosip murahan yang kamu bahas, kalo tidak ya pasti suami-suami khayalanmu itu"
"Kamu mah gitu Ra, besok kan seperti biasa ada bazar bulanan di alun-alun, nah kali ini aku mau minta temenin kamu lah ya pergi ke sana..."
"Kamu tau kan Re aku lagi males keluar, lagi mumet ini"
"Sekalian refreshing Ra, lagian tema nya kan Food, pasti kamu suka"
"Nanti deh mikir-mikir dulu"
"Aku traktir sepuasnya deh besok"
"Nah gini kek dari tadi, kan tidak perlu debat"
"Ck... Dasar kalo soal gratisan aja cepet"
"Hahaha, aku jemput yaa besok,udah dulu ya Re, sampai ketemu besok, Assalamualaikum"
Aku kembali berusaha fokus mencari ide untuk blog ku, berbaring di tempat tidur dengan mata menerawang langit-langit kamar adalah salah satu kebiasaan ku juga jika sedang mencari ide untuk tulisanku, aah aku lupa sudah sehabis Maghrib tadi tidak menyentuh handphone sama sekali, hanya mengangkat panggilan Rere tadi. Yang sebenarnya acap kali berbunyi hanya saja ku abaikan, dan sepertinya aku harus mengeceknya.
Dan ternyata benar saja disalah satu aplikasi berkirim pesan terdapat beberapa pesan dan panggilan masuk, tapi sayangnya tidak ada nama seseorang yang sangat ku nanti disana, sudah beberapa hari aku dan dia tidak saling bertukar kabar.
"Ya sudahlah, sekali-kali mengabari duluan kan tidak apa-apa"
To : Adnan
Kak... . ✓✓
Sibuk banget ya..? ✓✓Waktu berganti, detik menjadi menit, menit menjadi jam. Sepertinya dia memang benar-benar sedang sibuk. Lebih baik tidur saja, mencari ide pun sepertinya sudah percuma moodku menurun drastis.
****
Bau tanah basah bekas hujan tadi malam masih begitu semerbak pagi ini, aku memang terbiasa membuka jendela kamar setiap habis sholat subuh, meskipun udara pagi yang begitu dingin kerap kali seolah menusuk hidung dan mengakibatkan sakit yang luar biasa, menatap lagit hitam yang berubah menjadi terang benderang adalah hobi ku dan itu selalu menjadi motivasi hidupku.

KAMU SEDANG MEMBACA
SEKAT TERIKAT
RomansaTentang bagaimana aku berusaha mati-matian memperjuangkan dan mempertahankan,sedang kamu seolah abai. Tentang bagaimana rumitnya kamu. Tentang bagaimana waktu menuntunku kembali atau menjauh.