Ah aku lama bgt ga up :(
Sorry guys, aku emg ga sempet nulis akhir2 ini karna sibuk bgt sama rl. 🥺😭
Happy reading, yash! 💜
•••
Jihyun menikmati rabu malam dengan perasaan tidak karuan.
Selepas pulang dari hotel tempat mereka makan malam bersama kolega bisnis Taehyung dari Jepang, kini pria Kim itu sudah tertidur pulas disebelahnya.Taehyung tidak mengatakan apapun saat masuk ke kamarnya, menaiki ranjangnya dan tidur pulas sekali.
Jihyun mengulum senyum bahagia, Taehyung akan benar-benar di perjuangkannya. Tidak peduli bagaimana hati suaminya itu, suka atau tidak, Jihyun terus mempertahankan cintanya.
Terlihat bodoh jika dipikirkan, tetapi siapapun pasti akan melakukan hal yang sama seperti Jihyun lakukan. Dirinya bahkan tidak bisa membayangkan bagaimana jika Taehyung memilih berpisah dengannya, memilih Hana atau—— ah, dirinya tidak sanggup memikirkan itu.
Pagi hari setelah Jihyun membuka matanya, Taehyung tidak ada disebelahnya. Bahkan sisi ranjang yang ditiduri Taehyung semalam sudah dingin, hanya meninggalkan aroma pria jantan yang memabukkan.
"Terima kasih, sudah menemaniku." Lirihnya. Astaga, Jihyun tidak ingin cengeng, tetapi kenapa air matanya harus keluar bahkan di waktu yang masih pagi ini.
"Ah— seharusnya aku bahagia karena semalam ia ada disini, makan malam bersama dengan genggaman tangan hangatnya."
Bunyi ketukan pintu membuat Jihyun dengan cepat menghapus sisa air matanya, membuka pintu kamar dan menemukan Taehyung yang sudah rapi dengan pakaian kantornya, rambut coklatnya yang di tata dengan rapi dan klimis membuat Jihyun kembali jatuh cinta. Sungguh sial— tetapi dirinya suka itu.
"Ji, nenek menyuruh kita untuk mengunjunginya. Sore ini kita akan berangkat ke Daegu."
"K-kita? Maksudmu—"
"Ya, kau, aku, dan Hana." Jelas Taehyung.
"Ah, ya. Aku akan bersiap-siap. Setelah kau pulang dari kantor kita langsung kesana." Jihyun hanya terlalu berharap tadinya, hanya dirinya dan Taehyung yang akan pergi. Namun presensi istri kedua suaminya itu tidak bisa dihilangkan begitu saja, presensi Hana yang sangat Taehyung cintai membuat Jihyun kembali merasakan sesak di hati.
Mengamati punggunh tegap suaminya yang menjauh membuat Jihyun tersenyum kecut, "Setidaknya cium kening istrimu ini, Tae.."
•••
Termangu dengan hati yang tergelitik sakit menyadarkan Hana akan cinta Jihyun pada Taehyung. Mata itu— jelas sekali Hana tahu cinta Jihyun seperti apa pada suami mereka.
Hana bahkan tidak sanggup melihat wajah Jihyun yang dipenuhi air mata itu ketika menatap kepergian Taehyung pagi tadi. Dirinya melihat semua, mungkin terdengar konyol, tetapi pagi tadi dirinya bersembunyi dibalik dinding dekat kamar Jihyun.
Tidak, dirinya tidak memiliki niat seburuk itu untuk menguping, dirinya hanya ingin mengajak Jihyun untuk sarapan bersama. Hana mengira Taehyung sudah pergi ke kantor, tidak tahu jika suaminya itu masih ada dirumah dan mengobrol dengan Jihyun.
"Nona, Artis Baek Mina sudah datang." Kesedihan Hana agaknya harus di urungkan, pekerjaan di kantor butiknya cukup penting jadi Hana haruslah profesional sebagai pemilik butik yang di percaya banyak orang termasuk kalangan artis.
Rapat kali ini berjalan dengan lancar, Artis Baek Mina merupakan pelanggan setia yang kini mau ikut mempromosikan produk dari butiknya.
Butik Hana memiliki keuntungan akan itu karena Baek Mina adalah artis senior yang namanya dikenal semua orang.
"Brand Vante memang mulai digemari. Terima kasih, Hana. Aku harap projek kali ini akan lancar seperti sebelumnya."
Yah, Hana juga menaruh harapan itu. Butiknya yang baru berjalan dua setengah tahun ini sudah banyak di minati orang. Hana harus bersyukur dan berterima kasih pada suaminya Kim Taehyung yang membantu sejak awal butiknya di bangun.
"Nona." Hah— baru saja mendudukan dirinya, asistennya kini sudah membawa lembaran kertas di tangannya.
"Ya, Gaeun?"
"Ada dua puluh tujuh orang mahasiswa melamar magang disini. Sebenarnya ada seratus tujuh puluh satu, tetapi Sarah sudah memilih yang terbaik."
"Astaga, kenapa bisa sebanyak itu.." Lirih Hana.
"Eum, Nona tidak lupa bukan jika Vante memang sedang banyak di minati." Ingat asistennya itu.
"Eum.. baiklah, aku akan ikut meng-interview bersama kalian."
"Besok— "
"Tidak bisa, besok tidak bisa, sampai dua hari kedepan." Potong Hana ketika mengingat jika sore ini akan ikut pergi ke Daegu untuk menjenguk nenek Taehyung.
"Hhmm, baiklah, aku akan menjadwalkan interview di hari senin."
Setelahnya asisten Hana pergi dari ruangannya, membuat Hana bisa kembali memikirkan tentang hidupnya yang hanya bisa membawa penderitaan orang lain. "Aku harus bagaimana, ya Tuhan.."
•••
Koper kecil sudah Taehyung masukkan ke bagasi mobil, di dalam mobilnya sendiri sudah ada kedua istrinya yang menunggu.
Jihyun yang tadinya duduk di kursi belakang kini sudah duduk di samping kemudi, menemani Taehyung yang menyetir. Pasti melelahkan.
Sedangkan Hana yang berpura-pura lelah lebih mengalah untuk duduk dibelakang, memejamkan mata seolah-olah benar-benar lelah dan membutuhkan istirahat.
"Hana, kau baik-baik saja?" Suara Taehyung yang didengarnya dengan baik tidak mendapatkan jawaban, lebih memilih diam mungkin opsi pilihan Hana saat ini.
Entahlah, dirinya terlalu bingung dengan keadaan, dirinya terus memikirkan Jihyun dan Jihyun.
Seharian ini Hana begitu sedih, seandainya jika dirinya yang berada di posisi Jihyun, apa yang akan terjadi? Apakah dirinya bisa setegar Jihyun? Apa— ah.. Pertanyaan itu sungguh membuatnya sakit kepala.
Terlalu larut dalam pertanyaan dan kebingungan membuat Hana benar-benar jatuh tertidur dan menyelami mimpi.
Tidak tahu seberapa lama ia tidur tetapi setelah kembali membuka mata, Hana di hadiahi oleh sebuah kamar dimana dirinya berada di kasur empuk da nyaman.
Bunyi pintu terbuka menyadarkan Hana, presensi Taehyung dengan wajah khawatirnya membuat garis kerutan hadir di wajah ayunya.
"Sudah lebih baik? Apa ada yang sakit?
Taehyung memeriksa suhu tubuhnya, "Syukurlah panasmu sudah turun. Aku khawatir sekali."
"Apa yang terjadi?"
"Kau tidak tahu?"
Hana membalas dengan gelengan, "Astaga, kau pingsan, di perjalanan kau terus tertidur jadi aku tidak tahu. Sampai di Daegu ketika aku membangunkanmu, yah— disinilah kami baru sadar bahwa kau demam dan pingsan. Aku khawatir sekali."
Astaga.
Hana benar-benar merasa baik-baik, walau yah— suhu tubuhnya agak panas.
"Mau makan apa?"
"Tidak, aku tidak ingin apapun."
"Jangan begitu, kau baru—"
"Oppa." Potong Hana. Kemudian dirinya tersenyum, yah— maksudnya sedikit tersenyum sampai Taehyung tidak tahu ada garis lengkungan di bibirnya. "Aku ingin sendiri." []
Tbc
Double up?
Mau gak nih? K-kalo gamau, yaudah :(With luv,
iim💜
KAMU SEDANG MEMBACA
MY WIFE [M] ✔
Fanfic(mature🔞) - Tamat Jihyun mendengar jika Kim Taehyung, suami tercintanya meminta izin pada kedua mertuanya untuk menikah lagi. Hancur? benar, bahkan rasanya jauh lebih perih ketika suaminya itu mengatakan alasannya ingin menikah lagi. Dua tahun lal...