2- WE JUST CAN'T

40 1 0
                                    

Happy reading 💕

***

Mencintai seseorang yang tidak pernah melihat kamu,
Mencintai seseorang yang bahkan tidak pernah menganggap kamu ada,
Itu menyakitkan.
Dia, menjalani dunianya dengan tenang.
Sementara kamu, menjalani duniamu dengan hati gersang.

Sebegitu nelangsanya kah kamu?
Tidak! Kamu hanya tidak terima dia tidak bisa membalas cintamu,
Kamu hanya tidak terima dia lebih memilih orang lain,
Kamu hanya tidak terima bahwa ada orang lain yang bisa membuatnya tertawa daripada kamu.

Intinya, kamu nggak galau apalagi nelangsa. kamu hanya tidak terima. That is all.

So, jalani hidupmu. Perihal dia tidak mau melihatmu itu haknya. Jangan melupakan duniamu yang indah itu hanya untuk seseorang yang bahkan tidak sadar kamu ada.

Grace manggut-manggut membaca quotes di Instagram yang ngena banget dihatinya. Jadi selama ini dia hanya tidak terima?

Baguslah. Grace juga berfikir, rasa sukanya untuk David tidak mungkin sebesar itu. Ya, seperti kata-kata tadi, Grace hanya tidak terima dirinya kalah.

Jadi,mulai hari ini,dia akan melupakan David. Yep! Itu pilihan terbaik untuk hidupnya. David bukanlah siapa-siapa nya, David hanya lah seseorang yang kebetulan disukainya, meskipun Grace tidak mau mengakui, mungkin dia mencintai orang itu, tapi mulai detik ini tidak ada David lagi.

Dengan senyum cerah ceria, Grace keluar kelas dan melihat dua sahabatnya, Molli dan Ellie sedang ngobrol ngalor ngidur sambil bersandar di loker.

"Guys?"
Molli dan Ellie menoleh.
"Ke kantin?"
"Let's go!" Sahut keduanya kompak. Mereka bertiga berjalan menyusuri koridor yang ramai.

Jika sedang ramai begini, Molli mulai dengan aksi tebar pesonanya. Dipanggil nggak nyaut, di senyumin nggak balas senyum, pokoknya sok cantik banget. Beberapa gerombolan cewek-cewek yang nampaknya iri, sibuk berbisik-bisik. Sementara para cowok, seperti melihat bidadari. Grace dan Ellie lah yang paling sibuk membalas sapaan orang-orang meskipun bukan ditujukan pada mereka berdua.

"Hai ciwi-ciwi." Tiba-tiba, Alex dan konco-konconya menghadang langkah mereka bertiga.
"Paan?" Tanya Grace. Dia bertanya sembari lalu, bukan karena tidak ingin meladeni adiknya, hanya saja cacing di perutnya sudah berontak minta diisi.

"Ke kantin bareng." Sahut Alex.
"Tumben mau gabung. Kakak kelas lho ini." Sahut Molli. Dia mengibaskan rambutnya dan menatap Alex dengan sorot mata jenaka.

"Pengen aja."

Mereka sampai di kantin yang penuh sesak oleh anak-anak. Dan semua orang di kantin selalu di buat terkagum-kagum oleh mereka. Grace dan gengnya juga Alex dan konco-konconya, bukan rahasia lagi bahwa Alex dkk adalah cowok paling keren dan tampan di sekolah, membuat cewek-cewek iri kenapa mereka hanya dekat dengan Grace, Molli dan Ellie sementara dengan yang lain, senyum saja susah.

"Grace, ambilin makan ya, kita-kita jaga tempat." Alex mendorong Grace menuju stan makanan membuat Grace mendumel, tapi dia tetap pergi mengantre makanan.

Sedang asik-asiknya melihat bagaimana terampilnya ibu kantin menyiapkan hidangannya, Grace dikejutkan oleh kedatangan David. Semula Grace kikuk, tapi dia mengingat lagi bagaimana quotes yang dibacanya tadi pagi. Bahwa dia harus menjalani hidupnya dan melupakan David.

"Gue bantuin." Tanpa aba-aba David mengambil nampan berisi pesanan mereka dan membawanya tanpa bilang apa-apa lagi. Grace menatap punggung tegap David dengan datar. Itu kata pertama yang keluar dari mulut David sejak berbulan-bulan yang lalu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 06, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

GEM #1 - GRACETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang