Part 1 #Itu Tubuhku!

10 1 0
                                    


Jatuh cinta dengan seorang manusia,Itu sudah biasa

Tapi bagaimana jika aku harus jatuh cinta dengan bukan manusia?


Gadis itu mengikat rambut panjangnya yang dianggap mengganggu pekerjaannya. Namun matanya tetap terpusat pada layar komputer 14 inch di kantornya. Tangannya kembali beradu pada keyboard membuat serangkaian laporan yang harus dia selesaikan tepat waktu. Lincahnya jari – jari itu menari diatas tuts hingga berakhir saat menekan tombol enter. Gadis itu menghela nafas lega.

"Hah, akhirnya selesai."

Dia merenggangkan ototnya yang terasa kaku.

"Sooyoung~ah, kau sudah selesai mengerjakannya?" ucap Sunny memunculkan kepalanya dari sekat yang memisahkan tempat duduk mereka.

"Ne, akhirnya aku bisa ke Jeju dengan tenang." Ujar gadis bernama Sooyoung itu.

"Jangan lupa oleh – olehnya yah."

"Yah, setidaknya kau mendoakanku supaya bisa pulang dengan selamat."

"Tentu aku mendoakanmu. Apalagi kalau kau bisa dapat bonusnya?"

"Bonus?"

"Donghae Sajangnim." Sunny berbisik sambil mengerlingkan matanya nakal.

"Eh?"

"Tentu saja kau harus mendapatkannya. Kesempatan hanya berdua dengannya di Jeju selama 20 hari. Lagipula dia tampan dan terlihat tertarik padamu."

"Tapi aku tidak tertarik dengannya." Jawab Sooyoung enteng.

"YAA!!" Sunny berteriak kesal.

"Aisshh, sudahlah aku mau pulang. Aku belum membereskan barang – barangku."

"Kalau begitu aku pulang juga, biar kulanjutkan besok saja pekerjaanku."

"Cish, selalu menunda – nunda pekerjaan."

"Biarin." Sunny memeletkan lidahnya. "Aku bukan workerholic sepertimu."

Sooyoung menahan kesabarannya. Teman kerjanya ini memang pintar jika disuruh berdebat. Lebih baik dia menghentikannya sebelum mereka berdebat sampai pagi.

Sooyoung langsung mengambil tas Louis vilton terbaru miliknya dan pergi meninggalkan ruangan kerjanya.

"YAA!! Tunggu aku!!" teriak Sunny.

Sooyoung terlihat acuh. Tak mempedulikan kaki mungil Sunny kesulitan mengejar kaki panjang Sooyoung.


***

Seorang pemuda terlihat sedang menunggu di depan toko bunga. Senyum tak henti – hentinya mengembang di bibirnya. Berulang kali dia melafalkan teks yang dia tulis semalam di secarik kertas.

"Kita sudah mengenal lama, hampir 2 tahun lebih. Kau tahu aku ingin menjadi seseorang yang menjagamu dan melindungimu."

Pemuda itu tertawa sendiri kemudian menutup wajahnya. Mungkin dia merasa malu dengan perkataannya sendiri. Seperti remaja berusia belasan tahun yang baru pertama kali jatuh cinta. Nyatanya, usianya kini menginjak dua puluh empat tahun, masih pantaskah dia bersikap demikian?

"Ini bunganya Tuan." Ujar seorang pelayan memberikan serangkaian bunga mawar putih yang dia pesan.

"Ya terima kasih."

Dia bangkit dari duduknya setelah menyesap cappuccino yang dipesannya tadi. Kemudian pergi meninggalkan tempat itu dengan motor sport hijau 600 cc miliknya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 25, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Story in 40 DaysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang