Hal kecil

2.2K 295 50
                                    





Mandi air hangat adalah salah satu surga dunia, Yoon Saebom bahkan bisa menghabiskan waktu setengah jam lebih untuk berendam di dalam bathtub, selain memberikan efek segar, berendam juga membantu merelaksasi tubuhnya, terutama setelah berhubungan seks.

Saebom keluar dari kamar mandi dengan rambut yang terbungkus handuk, sambil mengambil pakaian dari dalam lemari, Saebom bersenandung kecil menyanyikan lagu lama yang sering diputar Yihyun akhir-akhir ini, entah bagaimana, belakangan ini apapun yang Yihyun sukai, Saebom juga ikutan suka, entah itu makanan atau selera musik.

Apakah itu dipengaruhi karena mereka sudah menikah lalu frekuensinya jadi banyak yang nyambung? Entahlah..

Sore itu, setelah mengenakan blouse bewarna biru langit yang dipadankan dengan celana pendek berbahan katun, Saebom pergi menjemur handuk di balkon.

"Jung Yihyun si anak baik." Puji Saebom saat melihat handuk suaminya telah tersampir rapi di tempat jemuran, Yihyun sangat pengertian, alih-alih meletakkan handuk di sembarang tempat seperti polah kebanyakan suami, Yihyun selalu telaten menjemurnya setelah mandi.

Bukan masalah handuk saja, Yihyun juga kerap berinisiatif membantu Saebom mencuci piring sampai beres-beres rumah, semuanya dilakukan dengan suka rela tanpa perlu disuruh.

Dan Saebom menyukai hal-hal kecil seperti itu.

Yihyun memang bukan tipe suami romantis yang sering mengatakan 'aku cinta kamu ' setiap hari, meski begitu Yihyun sangat pengertian dan selalu punya cara sederhana untuk membuat Saebom merasa istimewa.

Tidak melulu harus dengan kalimat romantis, kadang lewat sikap-sikap kecil ini bisa membuktikan kalau dia peduli dan Yihyun yang pengertian seperti itu teramat sangat menggemaskan.

Ah, tiba-tiba Saebom jadi ingin mencium Yihyun.



***




"Hyun-a, kamu wangi sekali." Saebom memeluk Yihyun dari belakang, sisi wajahnya ditempelkan ke punggung Yihyun.

Wangi laki-laki sehabis mandi memang paling sedap, baunya sangat segar dan menyenangkan, apalagi sekarang dia dan Yihyun menggunakan sabun mandi yang sama, belakangan ini Yihyun memang lebih suka memakai sabun dengan aroma bunga milik Saebom, entah apa alasannya, padahal selama ini Yihyun cukup konsisten dengan sabun beraroma maskulin.

Tiba-tiba bibir Saebom tertarik untuk tersenyum. Dia menyukai fakta tentang Yihyun yang kini lebih sering memiliki bau seperti dirinya.

Saebom suka itu.

Saebom yang dulu mungkin akan menertawakan hal seperti ini, tapi sekarang— setelah mereka sudah menikah dan hidup bersama, rasanya hal semacam ini jadi kelihatan wajar, sama sekali tidak aneh.

Lalu Saebom tersadar.

Pandangan dan pola pikir dirinya sebelum dan sesudah menikah telah banyak berubah, kalau dulunya dia sangat supel dan gampang bergaul dengan rekan laki-laki, kini Saebom lebih memilih membatasi diri dan hanya bersikap ramah sewajarnya demi menghormati Yihyun, pelan-pelan Saebom juga mulai tampil lebih feminim untuk Yihyun, memakai baju feminim memang bukan gayanya, tapi kalau hal itu bisa menyenangkan hati suaminya, tentu Saebom akan melakukannya dengan senang hati.

Atau contoh lain ketika sedang berduaan seperti ini, dia jadi suka bermanja-manja dengan Yihyun dan menempel rekat padanya seperti lem, Saebom sudah tidak gengsi lagi memulai skinship dengan Yihyun, semua perubahan ini terjadi begitu saja secara alami.

Ternyata menikah se-menyenangkan ini. Seandainya Saebom tahu lebih awal, mungkin dia sudah menikah lima tahun yang lalu.

Ah kurang tepat— yang menyenangkan bukan pernikahannya melainkan dengan siapa Saebom menikah, tentu saja menyenangkan, karena dia menikah dengan Yihyun, hanya Yihyun.

Yihyun yang sedang berdiri membuat teh chamomile di konter dapur, sedikit menoleh kearah Saebom yang menyandar manja di punggungnya, "Kamu suka?"

"Suka," Saebom mengangguk, "Tapi Hyun-a, memang kamu tidak malu wangimu jadi seperti aku? Tidak ada teman yang meledek?"

"Malu? Kenapa aku harus malu?" Yihyun berbalik sambil menyerahkan cangkir teh yang masih hangat pada Saebom, alisnya bertaut saat berkata, "Bom-ah, aku ini suamimu, tak ada alasan untuk malu."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Benar, kamu memang suamiku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Benar, kamu memang suamiku.." Saebom tersenyum lembut menatap Yihyun lalu meletakkan cangkir teh itu kembali ke atas konter sebelum kemudian dia berjinjit untuk mengalungkan kedua lengan di sekeliling leher Yihyun dan menciumnya.

Dan kamu yang terbaik..

Awalnya Yihyun sedikit terkejut, tapi dia berusaha mengimbangi ciuman Saebom dan mulai hanyut dalam momen pribadi milik mereka, sambil berciuman Yihyun menarik Saebom untuk bersandar di meja konter lalu mengurung wanitanya di antara kedua lengan— mereka sangat dekat sampai bisa merasakan lekuk tubuh masing-masing.

Suara napas dan ciuman mereka beradu mewarnai ruangan.

Mata terpejam dan dalam ciuman suaminya, diam-diam Saebom tersenyum, ibu jarinya bergerak mengelusi wajah Yihyun, Ya Tuhan dia sangat bahagia memiliki Yihyun.

Sayang, terimakasih sudah menjadi rumahku.









▪️▫️▪️

Ditulis: 15 Desember 2021

Jurnal Saehyun | HappinessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang