Chapter 2

16 10 0
                                    

Orang-orang yang mengikuti acara ini terbilang sedikit, terhitung hanya sekitar 5 orang termasuk aku dan pemandu acara yaitu Mas Gema. Agak aneh kenapa sedikit sekali yang ikut mendaki, namun ku pikir mungkin orang-orang banyak yang enggan mengikuti acara ini karena terlalu menyeramkan dan membawa banyak resiko. Itu tidak apa-apa, peluang ku untuk menang akan menjadi lebih banyak.

Kami mulai mendaki dengan suasana sore yang sudah begitu remang-remang. Sangat tenang dan hanya suara hewan penghuni gunung yang terdengar.

Peraturan nya sangat mudah, barang siapa yang dapat bertahan berdiam diri di tempat yang sudah di tentukan mulai dari jam 9 malam sampai jam 2 pagi dan berhasil kembali ke tempat berkumpul semula tanpa menggunakan alat penerang satu pun maka dialah pemenang nya. Kami di pencar dari berbagai sudut Gunung dan berdiam diri disana dengan tanpa pencahayaan kecuali cahaya bulan.

Hal ini terlalu mudah untuk ku lalui. Bukti nya terhitung sudah 4 jam aku berdiam disini namun aku baik-baik saja dan tidak merasa takut sedikitpun. Tempat ku saat ini agak curam, suara hewan penghuni gunung yang mengisi keheningan dan pohon-pohon yang berdiri tegak disekeliling ku. Syukur lah masih ada cahaya bulan yang bersinar terang ditengah sendirinya aku.

Tiba sudah saatnya jam menunjukkan pukul 2 pagi. Aku berhasil, aku benar-benar akan menjemput hadiah ku. Aku mulai mendaki menuju tempat kami berkumpul di puncak. Aku sudah cukup berpengalaman dalam hal ini, menandai ranting-ranting pohon yang ku patahkan agar tahu rute jalan yang ku lalui tadi.

Senyum sumringah ku selama perjalanan menuju tempat akhir kemenangan memudar tatkalaku lihat 3 orang yang ikut dalam uji nyali sudah duduk manis disana. Apa aku kalah ?

Ini Ceritaku Mana Ceritamu (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang