Chapter 7

12 10 1
                                    

Aku berlari menuruni gunung dengan kaki yang gemetar dan terjatuh berkali-kali karena tidak memperhatikan tapak jalan curam yang aku lewati. Gara-gara peraturan permainan yang tidak boleh membawa senter membuat mata ku meraba dalam gelap nya pagi buta, cahaya rembulan tidak dapat menolong ku yang berlari berliput ketakutan.

 Apa aku sedang dikerjai ? Sial, aku benar-benar harus pulang sekarang dan masa bodoh dengan hadiah. Ditengah pelarian tak disangka aku terjerat suatu tali perangkap hewan yang membuat kaki ku tergantung keatas.Pandangan mata ku spontan berbalik arah membuat aku merasa pusing dan mual, belum lagi kaki yang terjerat oleh tali terasa begitu perih dan sakit. Aku mencoba berteriak dengan penuh ketakutan.

Berharap teriakan meminta tolong ku ada yang mendengarkan atau justru menakutkan jika yang datang adalah hal yang tidak aku inginkan. Aku benar-benar ingin pulang, dan hal ini membuat ku ingin mati saja daripada merasakan ketakutan yang menyiksa ku.

Tak lama kemudian, dari jauh ku dengar suara orang yang memanggil nama ku dan itu ternyata adalah mereka yang bersama ku dipuncak tadi. Mereka berusaha melepaskan ikatan tali yang menjerat kaki ku dan membantu menenangkanku. Aku mengambil botol air minum yang diberikan oleh Mas Gema dengan tangan yang sangat gemetar, aku memandangi wajah mereka dengan sangat takut.

Melihat wajah ku yang seperti was-was dan ketakutan memandangi mereka, Pak Wage membuka suara dan menjelaskan bahwa saat berada di puncak tadi sebenarnya mereka masih berada disana dan mereka bingung melihat aku yang tiba-tiba mengambil ransel dan berlari menuruni gunung. Maka dari itu, mereka langsung ikut menyusul turun kebawah untuk mengejarku.

Aku terduduk tidak menyangka karena sudah meninggalkan mereka digunung dan merasa lega karena mereka telah menemukan ku disini. Mereka ikut duduk untuk menenangkan ku dan meyakinkan bahwa semua nya aman dan baik-baik saja.

Saat aku sudah merasa lebih baik, aku berkata kepada mereka bahwa aku sudah siap untuk kembali melanjutkan perjalanan pulang kami.

Lalu Mas Gema mengangguki ku dan berkata "Baik mas, tapi sebelum itu ceritakan dulu cerita hantu yang Mas Gail punya seperti apa, kan tadi udah kabur duluan", Ucap Mas Gema yang tersenyum sambil memegang pundak ku.

"Iya Mas Gail gak bisa pergi gitu aja. Kami udah cerita tentang kisah kami, mana cerita mu ?" Ucap Mas aji hingga pada akhirnya aku melihat darah segar mengalir dari leher nya dan mata orang yang ada disekeliling ku menghitam sepenuhnya.

T A M A T

Ini Ceritaku Mana Ceritamu (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang