Chapter 2: Kegelapan Berada Disana

445 64 59
                                    

Disclaimer: Ansatsu Kyoushitsu hanya milik Yusei Matsui seorang, saya hanya meminjam karekternya saja :v Cerita ini? Tentunya ide dari otak saya!

~Don't like, don't read~

Happy Reading!

***

Author POV

Hiroto menerjang kerumunan didepannya, air mata mengalir deras dengan isak tangis tanpa henti, tangan kecilnya cukup mampu untuk menyingkirkan orang-orang dewasa yang mengganggu jalannya.
"Karma—!!"

'Degh!'

Iris citrine itu melebar, tubuhnya seketika membeku saat melihat banyak darah disekitarnya, sedang seorang yang kelihatannya seperti kepala polisi itu mengangkat mayat anak kecil bersurai merah.

Oh tidak,

Itu Adiknya!!

"KARMA, KARMA!!" Hiroto menjerit saat menyadari tubuh kecil itu berlumuran darah, terutama di daerah mulut dan kakinya, dia sama sekali tidak bisa membayangkan apa yang telah dilakukan para penjahat itu pada adiknya!!

'Tidak, Karma tidak boleh pergi sebelum aku meminta maaf!!'

"Karma! Tunggu! Akh—"

Pria tua berpakaian pelayan itu menarik lengan Hiroto kuat, membuatnya semakin menjauh dari adiknya maupun kerumunan.

"Tuan muda! Bagaimana bisa anda disini?! Cepat menyingkir!!"
"Tidak, lepaskan!! Karma!! Aku ingin bertemu dengan adikku!!"

Tenaga kepala pelayan rupanya tidak cukup kuat untuk membawa majikan kecilnya itu, membuat Hiroto yang berusaha melawan terjatuh diantara darah yang menggenang dibawahnya, terkejut saat menyentuh sesuatu yang menjijikan dan lunak.

"...Khh... Apa ini...?"

Telapak tangannya bernoda darah, namun dia tidak tergerak untuk pergi.

Lututnya terasa perih karena bergesekan dengan tanah, namun dia tetap tidak bergerak.

Karena fokusnya kini hanya satu.

Yaitu 'benda' yang ada didepannya.

Itu adalah—
.
.
.
.

"AAAHHHHHH!!!!!"

Pemuda bersurai cokelat cerah itu tersentak dari tidurnya, keringat bercucuran di pelipis, kepalanya berdenyut-denyut, dia mencengkram erat selimut untuk menenangkan diri.

"...Tidak...." Cicit Hiroto dengan nafas tersengal-sengal, tubuhnya bergetar hebat dengan isi perut yang memaksa naik, pemuda itu memeluk dirinya sendiri.

'Semua itu hanya mimpi.... Karma aman sekarang...'

Cairan bening menetes dari pelupuknya tanpa sadar, dia tersenyum masam.

"Aku adalah kakak yang buruk..."
.
.
.
.

"Selamat pagi, tuan muda. Apa tidur anda nyenyak?"

The Broken DollTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang