Markas Utama, 3 Desember 2015.
Sasuke berjalan dengan tubuh tegapnya menuyusuri lorong remang.
Gemeletuk bunyi sepatu seakan menggema hingga ujung lorong panjang itu, berbagai pintu ia lewati Tujuannya hanya satu pintu di ujung lorong, langkah kaki begitu santai seakan tak pernah ada beban dalam hidupnya. Dan Kini ia telah sampai pada pintu tersebut dengan tangan besar ia meraih kenop pintu hitam tempat pelatihan baku tembak para sniper asuhannya.
Ketika pintu hitam itu terbuka, dengan jelas suara nyaring yang berasal dari selongsong kedua senjata itu berdenging, seakan ingin memecahkan gendang telingan dari salah satu anggota yang berada di sana.
"Akan kutaklukan lima ratus meter, lihat ini" Kata seseorang berkode name Vermouth.
DAAARRRR!
"Sial!" Kiba kesal, dalam pelatihan ia pun masih belum bisa menaklukan jarak hingga lima ratus meter. Disertai dengan dengusan ia melempar sembarangan sanapan itu sembari melenggang meninggalkan Hinata yang ada disampingnya menuju Gin.
"Aku ada urusan, kuserahkan Hinata padamu" Ucap Kiba ketus dengan Sasuke, ia masih kesal denagn jarak lima ratus meter itu rupanya.
KREEKKKK!
Matanya membola seketika mengetahui kepala bagian belakangnya tertempel dengan benda berselongsong yang dapat merenggut nyawanya kapan saja Sasukelah yang mengarahkan pistol itu.
"Kau dan Hyuuga Neji. Apa maksudnya Vermouth?" Sasuke berkata dengan dinginnya.
"Jangan bicara omong kosong, aku tak punya waktu" Kiba menjawab sembari memunggungi Sasuke.
"Ku biarkan kau lolos kali ini, hingga sampai hari perburuan tiba"
"Terserah"
Dirasa benda itu tak menekan tengkuknya lagi, Kiba pun melanjutkan langkahnya dengan mood berantakan.
Si pemimpin organisasi pun beranjak dari tempatnya berdiri, berjalan dengan santai dengan satu tangan yang berdisekap ke dalam saku celananya, menuju si anggota barunya tapi sempat ia lihat perdebatan kecil anatar Hinata dan Kiba.
Sesampainya di depan Hinata, Sasuke tak berkata apa apa, ia hanya melihat Hinata dari ujung kaki hingga kepala dengan seksama. Hinata yang ditatap seperti itu ternyata rishi, ia menggaruk tengkuknya yang tidak gatal secara sembarangan.
"Kenapa?" Akhirnya Hinata berani membuka mulutnya dihadapan pemimpin berdarah dingin di depannya ini.
"Berapa ratus meter?"
"Apanya?" Hinata masih tak paham.
"Berapa ratus meter?" Ulang Sasuke.
Hinata diam sejenak, mencerna kata yang keluar dari bibir menggoda sang pemimpin. Ah benar , untuk apa dia di sini kalau bukan untuk berlatih menembak? Bahkan Sasuke sendiri yang menyuruh untuk ikut latihan bersama Kiba.
Pasti si Ketua Uchiha kesini untuk menanyakan kemampuan Hinata menembak bukan?
"Ttiga ratus meter"
"Hanya tiga ratus? Coba tunjukkan padaku sekarang"
"Start!" Lantang Sasuke bersuara.
Setelahnya kemudian ruangan Auditorium itu langsung meredup, dan kembali menyala didetik berikutnya. Menampilkan simulasi dengan jarak tiga ratus meter yang Hinata mampu kuasai.
Kini mereka berdua seolah berada di atas gedung pencakar langit dengan rel kereta sebagai pemandangan di sebrangnya.
Hinata harus menembak rekayasa pejabat pemerintaahan yang berada di dalam kereta yang berjalan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mafia's Lover
FanfictionHinata adalah salah satunya saksi mata atas pembunuhan tragis seorang pengusaha di Yokohama, Jepang. Berkat ketidak sengajanya kini ia menjadi salah satu incaran Uchiha Sasuke sang Mafia This is Sasuhina Fanfiction! !!