Part 2

4 3 0
                                    


#NOT!_IM_YOUR_BROTHER

Part 2

Dengan lesu Veer berjalan ke dalam rumah, ia melonggarkan dasi di lehernya, lalu berhenti di ruang tamu ketika melihat mamah dan adiknya sedang asik bercanda.

Sejenak ia kembali memikirkan alasan kenapa orangtuanya membuang Shasa, adiknya, mungkin. Jika benar orangtuanya membuang Shasa karna ia perempuan, lalu kenapa Sakila tidak di buang?

Sakila adalah adik Veer juga, usianya sekitar 15 tahun, lebih muda dari Shasa, adik Veer yang lain.

"Veer, kamu sudah pulang?"

Veer menoleh, tersadar dari lamunannya, lalu berjalan menghampiri adik dan mamahnya di sofa.

"Iya, Mah." Veer menyalami sang mamah, lalu mengacak-acak rambut sang adik.

"Ihk! Kak Veer...," rengak Sakila.

"Haha, kamu lucu banget kalo rambutnya berantakan," seru Veer seraya duduk di sebelah Sakila.

"Gak, yah!" tukas Sakila.

"Gimana pekerjaan kamu, Veer?" tanya Via, mamah Veer.

"Alhamdulilah, lancar," jawab Veer.

Via hanya menganggukkan kepalanya.

"Yaudah, Veer ke kamar dulu, yah." Veer bangkit dari duduk, lalu berjalan menaiki tangga.

"KAK VEER, BESOK ANTERIN AKU KE DUFAN!" teriak Sakila setelah Veer sudah berjalan jauh.

"Eumm, kamu ini kebiasaan kalau ngomong suka teriak-teriak." Via mencubit gemas hidung putrinya.

Veer membuka seluruh dasinya, lalu membaringkan tubuhnya di atas ranjang. Sejenak ia merasa nyaman dan ingin terlelap. Namun ia belum mandi, jadi kembali bangkit dan menunda tidur nyamannya.

Veer berjalan ke kamar mandi dan beberapa menit kemudian ia keluar dengan setelan kaos berwarna hitam dan celena pendek selutut.

Sekarang tubuh sudah segar, ia tidak mengantuk lagi. Veer menghela napas, jika sudah seperti ini ia akan susah tidur.

Veer berjalan ke arah jendela, ia menikmati pernak-pernik lampu dan air kolam renang yang terlihat terang karena tersorot cahaya bulan

"Kalau sedikit diselidik, muka saya sama Shasa mirip juga, yah. Apalagi alis sama hidung." Veer bergumam sambil membayangkan wajah Shasa dan dia di genangan air kolam.

"Kamu itu baik, tapi kok mau jadi penjahat?"

Veer memudarkan senyumnya ketika mengingat ucapan-ucapan aneh dan menyebalkan dari Shasa. Kali ini dia menatap ke arah langit malam yang hitam, namun sedikit cerah. Ia tersenyum ketika mengingat kejadian beberapa jam lalu bersama Shasa.

Setelah berdebat dan berperang granat dengan Veer, akhirnya Shasa mau menurut untuk tinggal di apartement Veer. Namun dengan syarat Veer harus membelikan Shasa 6 box pisang bakar. Veer mengiya'kan saja agar semuanya cepat, lagipula hanya 6 box pisang bakar, Veer juga masih mampu membelinya.

"Dia udah tidur atau belum, yah?" gumam Veer. Dan seketika Veer langsung mencari ponselnya dan menghubungi anak buahnya.

"Hallo, tuan?"

"Apa dia sudah tidur?" ucap Veer, menanyakan Shasa.

"Baru saja, tuan. Sejak tadi dia terus memberontak ingin bertemu dengan orangtuanya, ia tertidur setelah kami menjanjikan akan membawanya ke Mars."

Veer tertawa sambil menggeleng-gelengkan kepalanya. Apa Shasa harus di sogok dulu untuk melakukan sesuatu?

"Bagaimana dengan orangtua yang Shasa maksud?" tanya Veer, ia sangat ingin berterima kasih kepada orang yang telat merawat adiknya selama ini.

Not! Im Your BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang