Hospital....
Sudah lewat dua hari setelah kecelakaan mobil yang di alami sasuke dan naruto. Kondisi kedua nya sangat buruk dan sampai hari ini mereka masih dinyatakan koma. Belum ada tanda-tanda mereka akan bangun.
Setidaknya apa yang dikatakan dokter pasca operasi dapat mengobati sedikit hati keluarga yang tengah menanti mereka bangun. Tapi itu dua hari yang lalu. Hari ini keluarga kembali resah dengan keadaan naruto dan sasuke yang semakin kritis.
" kenapa Kedua anak ku tergeletak tak berdaya? " tanya sang ayah ketika baru saja sampai di rumah sakit.
"Paman!" seorang pria yang tengah terduduk lesu di ruang tunggu terkejut dengan kedatangan ayah dari sahabat karibnya
"Kenapa kalian tidak menjaga naruko, shika? Kenapa kondisinya begini? " kembali sang ayah mengutarakan pertanyaan. Dia harus tau kenapa putra dan Putri nya bisa seperti ini.
Sewaktu di telfon kemarin dia hanya mendapat kabar bahwa putranya kecelakaan dan tidak ada kabar mengenai kondisi putri nya yang juga mengenaskan. Merasa tak mendapat jawaban dari shikamaru sang ayah berjalan menyusuri lorong mencari seseorang yang bisa dia tanyai. Dia tak akan memaafkan siapa saja yang membuat Putri kesayangannya menderita seperti itu.
Tik.. Tik.. Tik..
Detik terus bergerak maju dan waktu pun berlalu tapi tak ada seorang pun yang ia jumpai dan dapat ia tanyai. Kenapa? Kenapa semua ini terjadi?Tap.. Tap.. Tap..
Dalam keputusasaannya sang ayah mendengar suara langkah kaki yang mengarah padanya. Seperti secercah cahaya memasuki ruang kelam yang dia tempati kini."Paman minato" tegur seorang gadis bersurai sewarna kelopak bunga Mawar. Sewarna dengan rambut istrinya.
"Karin, kenapa mereka seperti itu? " minato langsung bertanya pada keponakan istrinya itu.
"Tenang saja paman, naruko baik-baik saja. Hanya saja dia masih syok dengan apa yang menimpa naruto. Paman taukan kalo mereka berdua saling menyanyangi lebih dari siapapun " ujar karin dengan tersenyum ramah pada pamannya.
Dia tau orang tua hanya akan tenang jika mereka tau anaknya baik-baik saja. Itulah yang tengah karin lakukan. Menenangkan paman nya dengan kabar baik dari salah satu anaknya.
"Paman melihat shika tidak? Aku dari tadi mencarinya " tanya karin setelah melihat minato sedikit tenang.
"Tadi dia ada di ruang tunggu, coba saja periksa. Paman akan menelpon bibi mu. Dia pasti sangat khawatir." ujar minato memulai senyum ramah yang sempat memudar .
"Hai' paman" karin berjalan meninggalkan minato yang mulai sibuk dengan ponselnya. Senyum karin sedikit terkembang . Semoga saja kabar baik akan terus berdatangan.
Setelah berjalan sedikit jauh karin mendapati suara tangis seorang pria. Ya jelas sekali ini suara tangis nya seorang pria.
Karin mencoba mencapai sumber suara dan dia mendapati shikamaru yang tengah menangis di lorong sunyi. Jelas sekali ia ingin menangis tanpa seorang pun mengetahuinya."Shika" panggil karin seraya menepuk pundak shikamaru
Hanya menoleh, itu yang di lakukan shikamaru. Dia merasa sangat tidak berguna. Ketiga orang yang paling berharga dalam hidupnya kini tergelatak tak berdaya tapi dia malah tak dapat berbuat apapun.
"Semua akan baik-baik saja shik, percayalah. Disini ada dokter-dokter hebat bukan" karin mencoba menyemangati temannya ini.
"A.. Aku " shikamaru kembali terdiam. Karin hanya diam menunggu shikamaru melanjutkan kata-katanya.
"Aku tak berguna karin, aku malah tak bisa menjaga naruko yang jelas-jelas ada bersamaku" ujar shikamaru dalam isaknya
"Kita gak bisa berbuat apa-apa shik, naruko yang gak kuat dengan kenyataan ini. Satu-satunya cara supaya naruko sedikit lebih baik adalah kita. Kita yang bisa buat dia kembali ceria. Terus berikan kata-kata positif. Terus janjikan bahwa naruto akan bangun. Walau dia sedang dalam keadaan tidak sadar pun dia bisa mendengar kita. Begitulah kata shizuka." ujar karin panjang kali lebar. Dia yakin shikamaru akan mengerti.
Shikamaru hanya tiba-tiba bodoh karna syok bukan karna dia memang bodoh.
"Ya kau benar karin." ujar shikamaru menghela napas. Dia merasa dapat sedikit bernapas lega.
"Yang pertama, sebaiknya kau pulang. Mandi yang bersih, makan yang banyak dan baru kembali kesini. Aku akan menjaga naruko" ujar karin berdiri dari duduk nya.
"Baiklah, aku titip ruko nya. Jika dia sadar telefon aku" ujar shikamaru dengan senyum yang sedikit merekah.
.
.
.
.
.Malam harinya
Ceklekk krieeet (suara pintu terbuka ya)
Seorang pria melangkah memasuki sebuah ruang rawat pasien vip. Dimana di dalam ruangan itu terdapat ruko yang belum sadarkan diri dari pingsannya dua hari lalu. Cukup lama untuk sekedar pingsan.
Walau pun kau sedang tergelatak tak berdaya tapi pancaran cantik mu tiada duanya ya ruko-chan ~ ujar si pria dalam hati.
Tanpa pikir panjang si pria mencoba menggapainya wajah cantik ruko yang tengah terlelap. Dalam beberapa detik lagi tangan nya akan sampai pada wajah cantik itu.
Lembutnya ~ ujarnya lagi dalam hati
"Walau pun sudah ku rasakan sensasi lembut tubuh mu tapi tetap saja aku masih merasakan getaran hebat di jantung ku. Kau sangat membuatku bergairah sayang" tanpa sadar si pria melontarkan kata-kata yang menggelikan untuk di dengar
"Sedang apa kau berengsek? " si pria terkejut dengan kedatangan orang lain. Apa dia lupa menutup pintu ya?
" ah sakura. Aku hanya ingin menjenguk naruko saja. Aku juga merindukan wanitaku" ujar si pria santai, sesantai dia menodai kepercayaan semua orang.
"Siapa yang kau bilang wanita mu brengsek? " shikamaru datang dengan suara yang menggelegar bagaikan petir di siang bolong. Sangat kuat dan menyeramkan.
"Untuk apa kau kesini sialan. Belum puas kau hancurkan hidup sahabat ku. Apa kau menunggu ku untuk menghajar mu brengsek? " shikamaru menggenggam tanganya sampai tangannya memutih tanpa ada aliran darah.
"Aku hanya menjenguk nya, aku rindu kelembutan nya. Ah kau belum pernah merasakan nya kan. Dia sungguh mengagumkan kan " dengan senyumnya neji menantang shikamaru.
"Brengsek sialan. Aku bunuh kau" shikamaru siap-siap melancarkan serangan nya. Tangannya sudah gatal ingin menghajar wajah cowok brengsek yang menodai sahabat nya.
Bughh... Buak..
Bughhh... Bughh.. Buaakkk..1 kali, 3 kali, 5 kali.
Pukulan demi pukulan di layangkan shimakaru. Hati nya terasa terbakar, laki-laki ini yang menodai kehormatan sahabatnya. Dia yang membuat sahabatnya menderita. Pria berengsek ini yang menghancurkan semuanya."Shika sudah!" suara lemah nan tegas yang terlontar keluar membuat shikamaru berhenti lalu menoleh
"Ruko, kau sudah sadar" ujar shika dengan mata yang berkaca-kaca
"Pulang lah! Aku tak mau melihat kau ada disini neji" ruko menatap lemah. Ada raut benci dari wajahnya
"Jangan kau kotori tangan mu karna dia shik, " lanjut naruko.
"Baiklah. Lekas membaik ya." ujar neji mencoba tersenyum dengan wajah yang sudah lebam.
Hening..
Setelah kepergian neji ruangan itu menjadi hening beberapa saat.Tes..
Airmata naruto jatuh membasahi pipinya. Melihat tangan shikamaru yang terluka akibat baku hantam dengan neji."Aku akan obati tangan mu shik, " ujar sakura mengambil kotak obat yang berada di laci kamar itu.
"Aku mau pindah kamar."ujar naruko tiba-tiba
"Kenapa ruko? " tanya shikamaru sedikit bingung.
"Pokoknya aku ingin pindah ruangan" suara naruko terdengar tegas.
"Baiklah" ujar shikamaru.
.
.
.
.
.Tbc
Hai hai hai....
Hari ini aku update lagi hehe.
Tapi sorry ya hari ini aku bukan buat instagram .Cerita hari ini mungkin membosankan. Tapi tetap tunggu aku ya.
Love ya
©zain
#270920
KAMU SEDANG MEMBACA
Love on INSTAGRAM √ (End)
RandomNaruto punya kembaran?? 😱😱 Serius!! Ah masa!! ~~ Yuk mampir, dan buktikan sendiri kalo Naruto punya kembaran.. Gimana ya kisah mereka, yuk gabung!! ~~ Start : 12-11-2019 Status : End Finish : 4-5-2021 Pict : pinterest Chara : Masashi Kishimoto...