PROLOG
Malam yang sepi. Padahal masih jam 10 malam. Hujan deras yang mengguyur kota ini semenjak sore tadi dan baru berhenti setengah jam yang lalu masih menyisakan hawa dingin yang menusuk tulang, membuat orang untuk enggan keluar rumah. Sepertinya menonton televisi sambil bergelung di dalam selimut tebal dan ditemani oleh secangkir hot chocolate terasa lebih menyenangkan.
Tapi itu tidak berlaku untuk seorang gadis yang baru keluar dari dalam minimarket. Tanpa menghiraukan udara dingin, gadis tersebut berjalan dengan santai. Angin malam meniup rambut dan pakaiannya. Jaket yang dikenakannya tersingkap sehingga memperlihatkan seragam sekolah yang masih dipakainya. Tangannya memegang tas dan sebuah kantong plastik putih.
Gadis itu berjalan melewati deretan toko yang sudah tutup dengan hanya diterangi oleh lampu luar toko yang sudah dinyalakan oleh pemiliknya. Selain minimarket yang dimasukinya tadi, hanya ada dua toko yang buka. Sebuah toko ramen yang letaknya bersebelahan dengan minimarket dan kedai sake yang berada di seberang jalan. Samar-samar terdengar suara dari arah kedai sake yang menandakan masih ada aktivitas di dalamnya.
Sebelum sampai di perempatan jalan, gadis itu berbelok ke sebelah kiri, memasuki gang yang jalannya hanya muat untuk dilewati satu mobil. Dengan dibantu oleh penerangan lampu jalan, gadis itu berjalan menghindari genangan air yang terbentuk akibat hujan tadi. Sesekali dia memandang ke arah kantong plastik putih yang dipegangnya sambil tersenyum.
“Dia pasti suka,” katanya.
Gadis itu mempercepat langkahnya dan makin merapatkan jaketnya lagi. Kepalanya mendongak ke atas, menatap bangunan tiga lantai yang lebih tinggi dari bangunan yang ada di sebelahnya.
Sebentar lagi, kira-kira 8 menit lagi, dia akan sampai di tempat yang ditujunya. Dan dia akan mendapatkan sambutan manis dari seseorang yang telah menunggunya. Memikirkan itu saja mampu membuat perasaannya bahagia dan senyum terkembang dari bibirnya yang tipis.
Tiba-tiba langkah kakinya terhenti. Pandangan matanya menatap lurus ke depan. Tampak dua orang laki-laki, berumur kira-kira akhir 20-an berdiri di depannya, sekitar tiga meter di hadapannya.
Yang seorang bertubuh tinggi, rambutnya gondrong berantakan. Walaupun di malam hari, dia masih dapat melihat dengan jelas wajah ceking orang itu, cahaya lampu penerangan jalan membantunya saat itu.
Yang seorang lagi agak pendek, dengan muka yang bulat. Tapi, walaupun begitu, wajahnya yang garang akan membuat orang takut untuk berurusan dengannya. Sekilas dia dapat melihat dengan jelas tato bergambar ular di lengan kanan laki-laki tersebut.
“Sendirian saja nona?” tanya laki-laki yang bertubuh pendek dengan senyumannya yang mampu membuat orang yang melihatnya mual.
“Mau bersenang-senang?” kata yang seorang lagi dengan seringaiannya yang memuakkan.
Bukannya takut, gadis tersebut malah tersenyum manis, menampakkan lesung yang ada di bawah bibir sebelah kanannya. “Oke.”
◊◊◊◊
DUK… DUK… DUAK.
BRUK…
Satu orang langsung ambruk setelah mendapatkan pukulan yang bertubi-tubi. Setelah tau lawannya tidak bangun lagi, gadis tersebut memalingkan kepalanya ke arah si jangkung. Lelaki itu sedang meringis kesakitan sambil memegang kepalanya yang terluka.
Darah mengalir dari dahi, hidung dan bibirnya. Matanya berkunang-kunang, kepalanya berdenyut-denyut, sakit sekali. Dengan amarah yang menggelora, lelaki itu berjalan tertatih mendekati gadis tersebut. Baru lima langkah berjalan, tubuhnya oleng dan… BRUK… jatuh tepat menimpa temannya yang sudah tak sadarkan diri itu.
“Huh!! Cuma segitu kemampuan kalian...” kata gadis tersebut dengan senyum manisnya. “... katanya mau bersenang-senang.”
“Ukh…” laki-laki itu berusaha membuka mulutnya untuk berbicara. “Da…sar gadis si..al…” belum selesai perkataannya, laki-laki tersebut pingsan.
“Dasar pria lembek,” kata gadis tersebut sambil memandang datar kedua orang yang sudah tak sadarkan diri itu.
Diambilnya kantong plastik yang ada di tanah. Tanpa melihat ke belakang ia berjalan dengan langkah santai diiringi dengan nyanyian yang keluar dari mulutnya.
-------------------------------------------------------------
Gara-gara account kemarin gak bisa kebuka, jadinya bikin account baru aja. Ya, upload lagi deh.
Happy reading ^^
KAMU SEDANG MEMBACA
Devil Girl
Teen FictionDia gadis yang manis. Tapi sifatnya tak semanis wajahnya.