Prologue

27 9 2
                                    

Aturan, hukum, serta struktur negara memang hebat. Tetapi, tahukah kalian jika manusia lebih hebat dibanding hukum yang mereka buat?

| : 2020

Malam ini terasa begitu sunyi. Hanya bintang, bulan, serta suara binatang malam yang menemani seorang gadis di jalanan yang dikelilingi oleh rumah serta beberapa gedung di sekitarnya. Dingin pun menusuk tulangnya karena baju tanpa lengan yang ia kenakan. Agaknya ia menjadi tak mengerti karena biasanya ia mengenakan lengan panjang serta hijab di kepalanya. Namun, mengapa malam ini ia mengenakan baju yang tak biasa? Apa ini nyata? pikirnya.

Ia pun menggelengkan kepala, berusaha untuk fokus pada sekitar. Tempat ini tak ia kenali. Ia harus mencari manusia selain dirinya di sini. Namun, seperti tak ada tanda kehidupan di sini. Mungkin karena sudah malam jadilah tak ada orang yang berkeliaran. Apa mungkin justru firasatnya benar? Biasanya juga tengah malam sekalipun tetap ada orang, sekalipun itu penjahat dan sejenisnya.

Sepertinya, pertanyaannya terjawab dengan adanya lelaki bertubuh jangkung di depan sebuah mobil berwarna putih. Satu hal yang janggal. Pakaian yang ia kenakan terlihat begitu mewah, sedangkan mobil di belakangnya terlihat seperti mobil tua. Atau mungkin pria itu suka mengoleksi mobil tua? pikirnya.

Ia pun menghampiri lelaki itu, kemudian berkata, "P-permisi ... ini di mana, ya?" Ia menunduk karena khawatir jika orang ini bukanlah orang baik.

"Ah, bukankah kau Gantari Niddha? Gadis egois yang selalu ingin kebebasan dengan cara yang salah! Enyah kau, gadis sialan!" Lelaki itu mendorongnya, hingga ia tersungkur.

Ia mendongak, dan betapa terkejutnya ia. Paras lelaki ini menyerupai mendiang pamannya. Ia merasa ini tak benar, bahkan semakin janggal kala orang-orang mulai bermunculan dengan tatapan menusuk. Seolah mereka siap menghunus gadis itu dengan tatapannya.

"Kau bersalah!" Itulah yang mereka katakan berkali-kali hingga menggema di telinga gadis itu. Ini bagai racun yang mengganggu kepalanya. Suara, tatapan, serta suasana ini bagai panah yang menyerangnya. Kini seluruh tubuhnya berdarah membuatnya semakin tak nyaman, tetapi ia tak berdaya.

Ia hanya mampu memejamkan matanya, kemudian membuka matanya secara paksa disertai deru napas tak teratur. Ia melihat sekeliling, dan rupanya ia berada di kamar serba putih dengan alat EKG, serta infus di sebelah kanannya. Ia kini tengah terduduk karena kejutan dari mimpi buruknya.

Bahkan ia tak menghiraukan selang oksigen yang nyaris terlepas. Ia juga tak dapat mengatur napasnya, membuat dirinya harus menggeser sedikit tubuhnya untuk menekan tombol merah di sebelah kanan.

Tak lama, perawat berbondong mendatanginya, kemudian memeriksa keadaannya. Salah satu dari mereka berusaha menenangkannya. Namun, seolah tak dapat menahan diri ... ia menangis sejadi-jadinya. Hal ini membuatnya bingung. Ada apa dengannya? pikirnya. "Kebebasan seperti apa yang kuinginkan?" lirihnya, kemudian kembali tak sadarkan diri.

✨✨✨

F/n :

Elektrokardiogram (EKG) adalah tes sederhana untuk mengukur dan merekam aktivitas listrik jantung. Tes ini menggunakan mesin pendeteksi impuls listrik yang disebut elektrokardiograf. Elektrokardiograf akan menerjemahkan impuls listrik menjadi grafik yang ditampilkan pada layar pemantau.

Infus merupakan metode pemberian cairan dan obat yang dilakukan langsung melalui pembuluh darah. Cairan yang diberikan melalui infus dapat berfungsi sebagai cairan pemeliharaan ataupun cairan resusitasi. Cairan infus akan diberikan ketika pasien melakukan perawatan di rumah sakit.

Selang Oksigen Pernapasan ini biasa disebut dengan selang oksigen cannula. Selang nasal kanul ini adalah alat bantu pernafasan yang diletakkan pada lubang hidung. Selang ini dikenali dengan adanya dua buah selang yang dimasukkan ke rongga hidung penggunanya.

Cr. Alo dokter, Alat kesehatan.id

AbaranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang