Siapa Dia?

41 4 0
                                    

Diperjalanan aku melihat kak Ali dan seorang cewe jalan berbarengan.

“Siapa ya perempuan itu? Sebelumnya kak Ali gak pernah terlihat dekat dengan perempuan” batinku.

“Astagfirullah, Lian jangan terlalu mengharapkan cinta makhluk-Nya, nanti Allah cemburu” batinku lagi.

“Astagfirullah”, lirihku.

Kak Lian menatapku sambil mengangkat kedua alisnya.

“Aku gak papa kok kak” ucapku sambil tersenyum menghilangkan rasa gugupku.

Aku dan kak Lian pun kembali berjalan menuju kelas. Di tangga aku berpapasan dengan Daffa, dia memintaku untuk memberitahukan kepada seluruh anggota gugus bahwasanya hari ini merupakan hari terakhir OSPEK. Oleh sebab itu setelah istirahat pertama kami diperintahkan untuk meminta tanda tangan semua anggota OSIS. Nanti siapa yang paling banyak mendapatkan tanda tangan akan dinobatkan sebagai Raja dan Ratu.

Aku hanya menganggukkan kepalaku mendengar penjelasan Daffa. Setelah semuanya jelas, Daffa berlalu ke ruang OSIS guna meminta daftar tanda tangan tersebut.

Setelah sampai di dalam kelas aku tak berani menyampaikan pesan dari Daffa tadi, aku terlalu pemalu dan introvert. Akhirnya aku meminta bantuan kepada kak Lian. Syukurlah dia mau membantuku.

“Iya untuk kali ini kakak mau bantu kamu. Tapi lain kali kamu harus ngomong sendiri. Harus berani dan jangan malu-malu terus seperti ini. Kakak menyusulkan kamu menjadi sekretaris gugus salah satu tujuannya ya itu, supaya kamu berani dan pd” ucap kak Lian

“Iya kak” jawabku.

Tak lama setelah kak Lian menyampaikan pesan dari Daffa, bel berbunyi yang mengharuskan seluruh anggota OSPEK berada di dalam kelas.

Didalam kelas anggota Osis menyampaikan bahwa hari ini merupakan hari penutup OSPEK dan setiap dari kami harus membuat pesan dan kesan dari dari adanya acara OSPEK. Tak lupa setiap dari kami harus memilih anggota OSIS sesuai kategori yang ada. Kategorinya terdiri dari ‘siapa yang terfavorit, siapa yang pemarah, siapa yang paling baik, siapa yang paling ganteng, dan siapa yang paling cantik’.

Mendengar penjelasan tersebut teman-teman gugusku mulai riuh sesama mereka. Sedangkan aku hanya melongo mendengarkan penjelasan tersebut. Pasalnya aku tak mengenal siapapun anggota OSIS selain kak Ali. Aku hanya mengenal nama mereka tanpa tahu rupa mereka seperti apa. Hal ini karena aku selalu menunduk dan menjaga pandanganku.

Akhirnya aku hanya memilih berdasarkan firasatku. Menurutku ‘anggota OSIS yang terfavorit’ itu kak Sandra. Dia orangnya sangat ramah, baik, menyenangkan dan selalu nyambung jika diajak bicara. Pokoknya dia ter the best menurutku.

Untuk kategori ‘siapa yang paling pemarah’ pilihanku jatuh pada kak Michel. Dikatakan pemarah karena setiap dia masuk ke kelas selalu saja menggunakan intonasi yang tinggi dan sinis. Belum lagi kalau ada yang terlambat, dia tak segan-segan menghukum untuk membersihkan semua kamar mandi. Ini menurutku sangat keterlaluan. Pernah suatu ketika aku izin ke toilet, setelah ke toilet aku merasa haus dan kebetulan air yang aku bawa juga sudah habis, akhirnya aku memutuskan untuk ke kantin terlebih dahulu sebelum kembali ke kelas. Sialnya aku malah bertemu dengan kak Michel disana dan dia memarahiku habis-habisan.

Syukurnya disana ada kak Ali yang kebetulan duduk disamping kak Michel dan dia berusaha untuk menenangkan kak Michel.

Setelah menenangkan kak Michel, kak Ali beranjak mengambil sebotol air dan memberikannya kepadaku. Setelah itu aku diperintahkan untuk kembali ke kelas.

Kemudian aku langsung kembali ke kelas.

Mengingat kejadian tersebut aku teringat sesuatu, pasalnya aku belum membayar uang kak Ali yang digunakan untuk membeli air pada waktu itu.

Haruskah Aku Mengalah (Lagi)?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang