Ternyata Dia Ketua OSIS

50 6 0
                                    

Terlihat kak Ali sedang duduk bersebelahan dengan seorang cewek.

Tapi tunggu, itu bukannya cewe yang ...

“Yang tadi pagi jalan bareng sama kak Ali”, lirihku.

“Astagfirullah, Arin gak usah terlalu mikirin hamba-Nya”, batinku sambil mengetuk-ngetuk kepalaku pelan.

“Kamu kenapa Rin?”, tanya kak Rama yang merasa aneh melihat tingkahku.

“Aku gak papa kok kak”, jawabku.

Terlihat kak Rama hanya mengangkat bahunya.

Tak lama setelah itu terlihat kak Ali mendekat kearah aku dan kak Rama berdiri, pun diikuti oleh cewe tadi.

“Kenapa Ram?”, tanya kak Ali.

“Hai”, sapa cewe yang bersama kak Ali tadi.

“Hai juga”, sapa kak Rama.

“Ini li, Arin katanya mau ngembaliin uang lo”, ucap kak Rama

Penuturan kak Rama mampu membuatku melongo.

“Lo? Perasaan kemarin-kemarin kak Rama gak pernah pakai kata lo gue deh, perasaan biasanya pakai kata ukhi dan akhi”, batinku.

Melihat ekspresiku yang berubah tiba-tiba ada yang mengeluarkan suara.

“Kamu gak usah kaget begitu, Rama orangnya memang begitu. Suka ganti-ganti panggilan”, jelas cewe yang bersama kak Ali tadi.

Aku hanya mangguk-mangguk mendengar penuturan cewe tersebut.

“Oh iya, kamu anak baru ya? Nama kamu siapa?”, tanya cewe itu lagi.

“Ooh iya kenalkan nama saya Arin”, jawabku.

“Kenalkan nama saya Fatimah. Salam kenal ya”,ucap kak Fatimah.

“Salam kenal kak”, jawabku.

“Ooh iya aku permisi ke ruang kepala sekolah dulu ya semuanya, ada yang mau diurus. Assalamu’alaikum”, pamit kak Fatimah.

“Wa’alaikumussalam”, jawab kami semua.

“Cantik fisik dan cantik hati”, batinku sambil mengamati kepergian kak Fatimah.

Aku merasa sedikit risih dengan keadaan seperti ini, walaupun banyak orang-orang yang berlalu lalang disekitar kami, tapi tetap saja aku merasa risih.

“Ooh iya kak aku mau mengembalikan uang kakak yang kepake buat beli air minum waktu itu”, jelasku kepada kak Ali.

Tampak kak Ali berpikir, kemudian dia berucap “gak papa gak usah diganti”, ucap kak Ali dingin.

“Tapi kak ”, ucapku.

“Gak papa”, potong kak Ali dan kemudian dia berlalu.

“Kalau begitu ana juga permisi ya Rin. Jangan terlalu lama melamun disini, nanti penunggu koridor ini nyapa kamu lagi”, ucap kak Rama sambil tertawa puas.

Kemudian dia berlalu sambil berucap “”Assalamu’alaikum Arin”, pamit kak Rama yang berusaha menyamakan langkah kak Ali.

Dari kejauhan terlihat kak Ali menjitak kepada kak Rama kemudian berucap.

“Gak usah modus begitu, jaga tu pandangan, nanti hafalannya juga jalan kemana-mana baru tahu rasa lo”, ucap kak Ali.

Kemudian terdengar suara kak Rama beristigfar.

Aku tak mengerti maksud mereka pun memutuskan berjalan kembali ke kelasku.

***

Haruskah Aku Mengalah (Lagi)?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang