Chapter 9

8 2 9
                                    

Haneul Pov

Senin pagi, aku membuat Bulgogi untuk ku bawa ke sekolah dimana Jungkook mengajar. Ya, selain memiliki cafe dia juga menjadi seorang guru seni di salah satu sekolah. Semalam aku meminta izin untuk berkunjung kesana, aku hanya ingin lihat caranya mengajar dan mengingat akan parasnya yang mempesona membuatku berpikir jika ia dikagumi oleh banyak siswi, aku harus tahu bagaimana dia menanggapi gadis gadis yang mengaguminya, dia akan menebar pesona? merayu atau bersikap acuh? Aku perlu mengetahui itu untuk kehidupan kami kedepan.

Astaga ucapanku ini seperti akan menjadi istrinya saja padahal sampai detik ini dia tidak pernah mengatakan kalimat cinta padaku, dia berbeda dari kebanyakan laki laki yang mendekatiku. Laki laki lain terkesan tergesa-gesa, mereka tidak mengerti akan pribadaku sedangkan Jungkook dia sangat santai, dia tidak banyak mengumbar kata manis namun sikap yang ditunjukkannya. Aku hanya merasa jika dia sangat mengerti pribadiku dan laki laki sepertinya itu yang ku cari selama ini.

Ahh sudahlah aku harus fokus dengan masakanku, sambil menunggu Bulgoginya matang aku membuat segelas susu dan memanggang roti untuk sarapan.

Jarum jam kini menunjuk angka 07.20 Eun Byeol meraih roti yang telah ku panggang, tanpa mengucapkan sepatah katapun ia memakan roti dan meminum susu yang belum ku sentuh itu.

"Aku harus pergi ke butik sekarang" ucapnya sambil melambaikan tangan

Aku hanya menatap kepergiannya, sesaat setelah punggungnya menghilang aku melihat susu yang sudah setengah gelas dan roti yang tersisa satu. Dia memang menyebalkan tetapi tak apa, beruntung aku membuat bulgogi, aku bisa memakannya bersama Jungkook nanti.

Setelah Bulgoginya matang, aku menyiapkan kuah sup dan nasinya.

Semuanya telah siap, aku pun bergegas mandi dan memilih pakaian untuk ku kenakan hari ini. Aku sangat bersemangat setiap kali akan bertemu dengannya, apa setiap orang yang jatuh cinta seperti ini?

>>>

School Of Performing Arts, gedung besar itu kini berada di hadapanku. Tanpa melongok kiri dan kanan aku melangkah masuk ke dalam namun panggilan seorang pria menghentikan langkahku, pria yang ku yakini seorang penjaga sekolah itu berjalan menghampiri, ia menegur dan mengira kedatanganku kesini untuk mendaftar sekolah. Sial sekali, apa aku terlihat seperti seorang pelajar?

Aku pun menjelaskan maksud kedatanganku yang ingin menemui Jungkook dan kini penjaga sekolah itu mengira jika aku adik Jungkook. Heol, sekecil itukah aku?

Penjaga sekolah itu kini mempersilahkanku masuk, sebelumnya ia telah memberitahu padaku letak kelas dimana Jungkook mengajar. Aku harus menaiki beberapa tangga untuk sampai karena kelas itu berada di lantai 3.

Setibanya di lantai 3 aku masih harus mencari kelasnya, berjalan menyusuri koridor dengan netra yang melongok pada setiap kelas yang ku lewati. 5 kelas telah terlewati namun aku masih belum menemukannya sampai akhirnya di ruang kelas ke 7 aku mendapati punggung kekar itu, kini jantungku mulai berpacu tidak normal. Detakannya sangat cepat sampai sampai aku takut terlepas dari tempatnya.

Aku berbalik guna mengatur detakan jantungku, sesaat setelah detaknya normal aku kembali memperhatikannya dari balik jendela. Jika kemarin kemarin aku hanya melihatnya memakai hoodie, jaket dan kaus kebesarannya kini aku melihatnya memakai kemeja putih yang dimasukkan ke dalam celana bahannya, dengan penampilan itu ia terlihat lebih tampan dewasa dan berwibawa. Siapa pun yang melihatnya pasti ingin sekali menjadi pendamping hidupnya, tak terkecuali aku.

Dari sini dapat ku lihat dengan jelas caranya mengajar, terkesan lembut dan cukup sabar. Itu terbukti dari salah satu siswi yang sepertinya tidak cukup mengerti dengan apa yang Jungkook gambarkan pada whiteboard. Jungkook pun menghampirinya, meraih pensil siswi tersebut. Ia menjelaskan sambil menggambar pada buku milik siswinya, netraku mengarah pada whiteboard yang terdapat beberapa gambar chord dasar gitar.

Love Is Not OverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang