Bagian 2

173 20 3
                                    

Aku iri tentang bagaimana langit bisa bermesraan dengan bintang. Aku iri tentang bagaimana negri dongeng menciptakan Romeo dan Juliet saling berdampingan.

*
*
*
*
*
Hari berganti hari. Yahh masih sama seperti biasanya. Seluruh mahasiswi kampus hanya tertuju pada jason. Oh maaf. Bukan seluruh. Karna masih ada satu mahasiswi tersisa untuk kategori tak tertarik dengan jason.

Jason pun masih sama. Masih agak merasa risih atas perhatian yang berlebihan dari banyak orang. Paling juga kalo mau bicara, itu hanya dengan linka. Itupun tak banyak. Apalagi linka termasuk wanita yang lumayan dingin.

Meskipun pada awalnya ada banyak mata sinis menuju linka karena jason hanya mau bicara dengannya, namun lama-kelamaan tatapan itu hilang ntah kemana. Yahhh selagi belum ada kata jadian, situasi akan baik-baik saja. Terlihat seperti kekangan bukan?

*Rumah keluarga jason

Hari ini berjalan seperti biasa. Makan malam keluarga. Owh... atau lebih tepat disebut sebagai makan malam adik kakak? Yaps... kedua orang tua winata bersaudara ini merupakan orang yang super sibuk. Pekerja keras, seakan apabila ada waktu 5 menit saja untuk bersantai, maka akan mereka gunakan untuk hal yang lebih penting. Sering sekali mereka meninggalkan ketiga putra mereka ke luar negri untuk urusan bisnis.

"Udah seminggu. Gimana kuliahnya son ?" bryan memulai topik.

"Freak banget" jawab jason malas.

Bryan hanya menatap adiknya. "Abis gimana son. Kuliah ga ada yang online. Beda sama homeschooling" lanjutnya.

Jason hanya tersenyum tipis. Seakan tersirat "yaudah. Mau gimana lagi"

Suasana menjadi hening kembali. Evan yang melihat kedua saudaranya ini seakan kehabisan kata, berusaha untuk mencairkan suasana kembali.

"Lagian ya son, kalo lu ngejar pendidikannya online mulu, ape kagak busuk lu? Dirumah aje ngerem. Ehh gua kasih tau, kura-kura aja yang rumahnya dibawa-bawa terus, masih mau dia keluar rumah. Menghirup udara segar. Lah lu yang orang ngapa maunya dirumah mulu dah" ucap evan panjang lebar.

Pluk

Tulang ayam mendarat mulus di kepala evan. "Filosofi lu ga ada yang beneran dikit? Kura-kura kan dari orok juga udah ame rumahnya. Atuh kalo ditinggal ya mati dia" protes bryan.

"Mentang-mentang cari duit, suka protes sembarangan" balas evan.

"Ngajak berantem ?" balas bryan lagi.

"Woyy... udah lah jir.. kok jadi kayak iklan milkami ?" protes jason sambil menahan tawa.

"Nah gitu kek son, ketawa. Kan enak gitu diliatnya. Jangan tegang mulu. Udah kaya listrik lu" ucap evan.

"Lu ngapa sih van, semua filosofi lu bawaannya bikin gua naik darah" protes bryan.

"Lu ngapa sih ko protes aja" gas evan lagi.

"Woyy udah ngapa anjir. Lagian siapa dah yang ketawa" timpal jason.

"Itu bibir menggat menggot tadi" ucap evan.

"Anjir hahhaha" kali ini tawa jason lepas. "Yaudah lah.. kalian gausah sampe ribut kali" tambahnya.

"Tau nih si yayan" ledek evan ke bryan.

"Ngomong naon maneh teh jurig" bryan makin naik pitam dan bersiap melempar tulang ayam.

Dan tentu berakhir dengan perang tulang ayam antara evan dan bryan. Jason juga ikutan kok. Masa iya urusan rusuh begini dia ga ikutan. Biarpun di kampus dia orangnya pendiam, tapi jason cukup dekat dengan kedua kakaknya.

3 bersaudara dengan satu kelakuan yang sama jika berada di rumah. Ya apalagi kalo ga bobrok. Namun apabila mereka berada di luar rumah, maka mereka seakan memilki 3 sifat berbeda.

Bryan dikenal sebagai seorang pria dewasa yang berwibawa dan berjiwa pemimpin. Evan yang dengam segala pesona dan keramahan terlihat mudah didekati. Dan jason yang dengan segala pesona, namun memiliki sikap yang cukup cuek.






T
B ○ ● ○ ● ○ T B C ● ○ ● ○ ●
C




Halow... semoga kalian suka yaa....

Don't forget to Voment yaaa...

Love You 🥰🥰

Hello My Crush Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang