Prolog

37 5 2
                                    





Saat itu jika aku tak acuh, apa detik ini akan tetap terbelenggu sakitnya kehilangan?

Saat itu jika aku tak mengulurkan tangan, apa detik ini akan tetap terbelenggu rindu yang mendalam?

Saat itu jika aku tak melihatmu, apa detik ini akan tetap terbelenggu perihnya sendirian?

Entahlah...

Entah saat itu atau detik ini,

Yang kutahu aku masih seperti ini.

Yang kutahu aku masih di sini.

Yang kutahu sampai hari ini,

Aku masih mencintaimu tanpa henti.





Akhir senja di musim gugur. Pria itu duduk sendiri menatap hamparan bunga soba di bawah megahnya langit oranye. Angin kencang sesekali datang mengoyak, seolah tak pernah bosan mencoba meruntuhkan pertahanan.

Tapi tidak. Pria dengan raut pilu itu tak sedikit pun merasa terganggu. Ribuan tangkai soba yang melambai-lambai, seolah menjadi penguat raga untuk tetap bertahan di sana.

Padahal ia tak melakukan apa pun. Kecuali hanya sebatas berdiam diri, melepas rasa rindu pada seseorang yang begitu menyukai jenis bunga di hadapannya.

Seseorang itu ada bersamanya di sana. Wanita berwajah rupawan yang senyumnya selalu memikat mata, canda tawanya yang selalu terdengar riang, pun keteguhan hatinya yang bagai karang. Wanita itu selalu bersamanya. Memenuhi setiap lembar memori di kepalanya.

Hampir dua jam pria itu tetap di posisi yang sama. Sibuk merangkai kembali tiap keping kenangan antara sang kekasih dengan ribuan tangkai baby breath yang menemaninya. Sampai ketika suara riuh dari sekawanan burung yang terbang rendah merebut seluruh atensinya. Membuatnya sadar bahwa langit di atas kepala hampir berubah warna.

Hari ini cukup. Sudah saatnya kembali.

Pria itu bangkit, beranjak mendekati bunga soba yang tumbuh di barisan paling tepi, lantas mendekatkan wajah dan membisikkan beberapa patah kalimat sebelum melangkah pergi.

"Terima kasih telah mekar dengan indah hari ini. Aku janji besok akan kembali. Tapi aku tidak akan datang sendiri. Akan kuajak serta dia ke sini. Kalian pasti merindukannya juga, bukan? Jadi, Gypsophila... Bisakah kita buat sebuah janji? Beri tahu yang lain. Besok, kalian harus lebih cantik lagi."





"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
GYPSOPHILATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang