Sasuke menekan keras tombol send di layar ponsel keluaran terbarunya. Manik mata hitamnya menatap nyalang kepada benda mati tak bersalah itu, seolah salahnya lah si penerima pesan tidak membalasnya sejak sepuluh menit yang lalu sampai-sampai ia harus kembali mengirimkan pesan.
Dan seperti nasib pesan yang ia kirim lima belas menit yang lalu—mengingat ia sudah cukup sabar dan murah hati menunggu lima menit, pesan terakhirnya pun tak kunjung mendapat sahutan.
Senasib dengan pesannya tiga puluh menit lalu.
Dan pesannya lima puluh menit lalu.
Jangan lupakan pesannya satu setengah jam yang lalu juga.
Atau lima panggilan tak terjawab yang ia layangkan dua jam lalu.
Kemana perginya wanita yang tangannya selalu menempel erat di ponsel pintar selama tujuh kali dua puluh empat jam itu. Sial, Sasuke kembali meruntuk dalam hati.
.
.
Koiizlaff presents
Like a Drama
An AU Sasusaku Fanfiction
Naruto © Kishimoto Masashi
Warning! AU OOC Typo
Don't like don't Read
.
.
Seharusnya ini adalah hari bahagia untuk si bungsu keluarga Uchiha ini. Ya, kalau saja mood-nya tidak jatuh bebas setelah sejak semalam istrinya tiba-tiba berpamitan untuk mengunjungi ibunda tercintanya yang—katanya—mendadak jatuh sakit. Ia, dengan kebaikan hati yang sangat jarang ia tunjukkan, menawarkan untuk mengantar wanita itu. Toh ia memang sudah lama tidak mengunjungi sang mertua. Namun dengan keras kepala sang istri menolak. Alasannya karena esok pagi—yaitu hari ini—Sasuke harus mengurus sebagian kecil usaha keluarga yang berada di bawah tanggung jawabnya. Jadilah ia membuka mata pertama di usia tiga puluh dengan kesendirian. Padahal ia adalah seorang pria beristri.
Dan sialnya, kata-kata wanita itu memang tepat. Hari ini ada beberapa urusan yang harus ia kerjakan di kantornya. Bahkan entah kesialan dari mana, ia sama sekali tidak bisa bersantai hari ini.
Di hari ulang tahunnya. Hari dimana Tuhan memutuskan inilah saatnya ia keluar dari perlindungan hangat rahim ibunya. Hari dimana tangisannya berkumandang keras menyambut pertemuan pertamanya dengan kelurga Uchihanya.
Sungguh hadiah yang luar biasa.
Sebenarnya ia bukan tipe manusia yang sangat menantikan hari ulang tahunnya—tidak di usianya yang kini menginjak tiga puluh tahun. Tanggal dua puluh tiga Juli hanyalah salah satu hari dalam satu tahun yang kebetulan adalah hari dimana ibunya memutuskan untuk mengejan. Tidak lebih.
Kalau saja ini bukan ulang tahun pertama setelah ia melepaskan status sendirinya.
Ia mengucapkan janji di sebuah gereja pada bulan September, ketika daun-daun mulai menguning. Pasangannya adalah seorang wanita berambut merah muda yang dikenalkan oleh orang tuanya. Seorang wanita yang berprofesi sebagai dokter spesialis anak, yang juga merupakan cucu dari salah satu teman dekat kakeknya.
Haruno Sakura namanya.
Mereka bertemu untuk pertama kalinya ketika ia menjenguk keponakan semata wayangnya yang kebetulan dirawat di rumah sakit tempat gadis itu berkerja. Entah apa yang dilakukan oleh cucu keluarga Senju itu sampai-sampai ayah ibunya sangat menginginkannya sebagai menantu terakhir di keluarga mereka. Mereka hanya perlu bertemu sebanyak tujuh kali untuk akhirnya sepakat bahwa mereka berdua bisa menoleransi satu sama lain dan berbagi sisa hidup mereka bersama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Like a Drama
FanfictionMereka memang menikah karena perjodohan. Tapi tiba-tiba menghilang tanpa kabar di hari ulang tahun, jelas bukan hadiah ulang tahun yang diharapkan Sasuke. an AU Sasusaku fanfiction. OOC. Typo. For Uchiha Sasuke's Birthday. DLDR! . . Repost. Publishe...