☕ Cangkir Pertama ☕

915 116 77
                                    

Here i am, casting all my favourite men

💙💛

Di tengah padatnya kota Bangkok, seorang anak muda mengendarai motornya dengan lihai. Dia meliuk diantara mobil dan motor lainnya agar dia bisa segera sampai. Anak muda tersebut berhenti di depan sebuah gedung lalu turun dari motornya sambil menenteng sebuah bungkusan. Dia mengeluarkan handphonenya dan menelpon seseorang. Dia melakukan panggilan tiga kali tapi tidak ada yang mengangkat panggilannya. Anak muda tersebut berdecak kesal dan memutuskan untuk masuk ke dalam gedung tersebut.

Tempat yang dia datangi adalah sebuah gym. Ketika dia masuk, ada beberapa orang pria sedang berlatih disana. Anak muda tersebut mengedarkan pandangannya.

"Siapa yang memesan Ramen?!" Teriaknya lantang.

Seorang pria tinggi besar mengangkat tangannya dan berjalan ke arah anak muda tersebut. Anak muda tersebut menatap pria bertelanjang dada di depannya sambil menyerahkan makanan pesanan pria tersebut.

"Berapa?" Tanya pelanggannya.

"Lima puluh pak" Jawab anak muda tersebut.

"Maksudku berapa hargamu untuk kencan satu malam?" Ujar pria di depannya sambil tersenyum nakal. Di belakang pria tersebut, teman-temannya bersorak ketika mendengar pertanyaannya.

Anak muda tersebut terkejut. Dia menatap pria di depannya masam. Jika Pria di depannya bukan seorang pelanggan, anak muda tersebut sudah akan menghajarnya tapi dia mencoba menahan emosinya. Lagi pula, dia sudah biasa menghadapi ini. Mungkin karena wajahnya yang manis, para pria hidung belang sering menganggunya. Itulah kenapa dia belajar bela diri dari kecil.

Anak muda tersebut ingin mengacungkan jari tengahnya tapi dia menggantinya dengan jari telunjuknya dan mengarahkannya ke pria di depannya.

"Satu milyar. Jika Anda membayar saya satu milyar untuk setiap jam saya akan mempertimbangkannya" Ujar anak muda tersebut.

Jawaban anak muda tersebut membuat teman pria tersebut tertawa terpingkal-pingkal. Pria di depannya merengut dan menyerahkan uang kepada anak muda tersebut. Anak muda tersebut tersenyum senang dan memasukkan uang ke dalam kantong bajunya.

"Terima kasih. Jangan lupa bintangnya Pak" Ujar anak muda tersebut sambil menepuk lengan pria di depannya. Dia memutuskan untuk pergi setelahnya.

Anak muda tersebut kembali naik ke motornya dan menatap handphonenya. Dia tersenyum senang ketika dia melihat pesanan lainnya muncul di handphonenya. Dia bergegas memakai helmnya dan melajukan kendaraannya ke restoran berikutnya.

Seperti biasa, anak muda tersebut datang ke restoran dan menyebutkan pesanan pelanggannya. Lalu dia duduk dan menunggu pesanannya selesai. Pekerjaan ini tidak begitu berat. Hal yang dia tidak sukai dari pekerjaannya adalah jika dia harus menunggu lama untuk sebuah pesanan.

"Pesanan Tuan Thanapon Jarujitranon" Ujar sang pelayan restoran. Anak muda tersebut bangun dan mengambil pesanannya. Dia meletakkan pesanannya di box khusus lalu melajukan kendaraannya ke rumah pelanggannya.

Begitulah setiap hari. Dari siang hingga malam dia menjadi kurir makanan, paginya dia bekerja sebagai pengantar susu dan donat. Malamnya dia membantu ibunya berjualan di tenda kaki lima. Dia melakukan semua itu untuk menghidupi ibu dan adik perempuannya.

Thanapon Jarujitranon atau Than menghentikan motornya di depan sebuah rumah mewah. Dia turun dari motornya dan menelpon pelanggan berikutnya.

"Masuk saja. Pintunya tidak saya kunci" Jawab pria di ujung telponnya.

Than memutuskan panggilan telponnya dan masuk ke halaman rumah mewah tersebut. Dia berjalan lurus melewati taman kecil dan membuka pintu rumah pria tersebut. Than terkesima ketika dia melihat interior rumah tersebut.

COFFEE PRINCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang