Prolog

49 26 12
                                    

Aksa bersorak bahagia ketika ungkapan cintanya kali ini diterima oleh sang wanita. Ini adalah kali ke 7 Aksa menyatakan cinta pada cewe yang sama, mungkin angka 7 adalah angka keberuntungannya, terlebih lagi hari ini tanggal 7 bulan 7, tanggal yang cantik. Secantik paras cewe didepan Aksa sekarang.

"Thanks, Ra! Aduh, gue seneng banget sumpah! Gue ngga akan lupa tanggal jadian kita!" Seru Aksa gembira.

Praaksa Geraldie Basdewa Antariksa, adalah namanya, panjang bukan? Ya, sepanjang perjalanan hidupnya dikisah ini.

Cewe yang baru saja menerima Aksa untuk menjadi kekasihnya itu lantas menggeplak tengkuk pacar barunya yang bertingkah kelewatan alaynya.

"Ngga usah lebay! Gue putusin lo sekarang mampus!" Cibir Asara Kheirens Fincya, atau lebih gemar dipanggil Sara. Aksa mengusap tengkuknya, niat ingin memaki pacarnya namun Aksa urungkan, Sara kalau udah marah serem. Kaya emak-emak lagi nagih duit kost-an, habis gitu heboh lagi.

"Yaudah yang, eh jangan yang deh panggilannya, apa ya?"

"Yang, Yang pala lo peyang!"

"Papa-Bunda aja gimana?"

"Setres!"

"Untuk saat ini panggil nama aja lah, nanti gue pikirin panggilan sayang gue buat lo yang antimainstream." Ucap Aksa seraya mengangguk-anggukan kepalanya. Sara hanya mendesah pasrah, punya pacar kok gini amat, belum juga 10 menit keduanya pacaran namun tingkah Aksa sudah membuatnya hampir darah tinggi.

Krekkk

Aksa juga Sara menoleh pada asal suara. Sedangkan disisi lain Tamiya dan Ares menahan nafasnya. Tamiya menggeplak kepala temannya yang selalu menjadi biang rusuh, Zoya mengaduh seraya mengusap-usap tengkuknya.

"Goblok! Lo ngapain nginjek botol kosong! Ketauankan kita!"

"Udah gue bilang, ngga usah ajak si Zoya anjir!" Kesal Ares.

"WOI SIAPA TUH YANG NGINTIP? MAU GUE COLOK MATANYA? NGINTIP-NGINTIP ORANG SEMBARANGAN, UNTUNG GUE KAGAK LAGI TELANJANG!" Teriak Sara heboh.

"Ngga apa-apa lanjut aja pacarannya, ngga ada yang ngintip kok!" Teriak Zoya dengan polos membuat Ares dan Tami menepuk jidat.

"Bego!"

"Zoya kampret!"

"Lah, gue salah apalagi?" Gumam Zoya lirih.

Tamiya dan Ares diikuti Zoya keluar dari tempat persembunyiannya, mereka menghampiri Sara dan Aksa yang berdiri disamping motor matic Aksa. Ares menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Anu Sar, g-gue--"

"Ngintip?! Iya? Kalian tuh ya, ngintip-ngintip ngapain sih? Gue sumpahin mata kalian bintitan mampus lo pada!" Geram Sara. Ini yang Sara tidak suka, diuntit dan diintip. Tapi ternyata 2 hal yang Sara tidak sukai itu justru sering dilakukan oleh teman-temannya dan juga pacarnya.

Teman-temannya yang sering mengintip, dan pacarnya yang sering menguntit.

"Maafin gue dong, Sar, gue kan cuma kepo lo nerima cintanya si ayam atau ngga. Eh kejutan, ternyata diterima dong, kaget gue!" Seru Tamiya terkejut secara berlebihan, Sara mendesah pelan.

"Yaudah, kalian bertiga balik gih, hari ini gue mau balik sama Aksa. Ayo Sa, tinggalin aja tuh tiga curut, ngga penting!"

Aksa terkekeh dan mengukir senyum kemenangan membuat ketiga teman Sara dongkol ingin menampol wajah songong Aksa, beruntung si songong itu pacar sahabatnya, kalau tidak, percaya Aksa sudah habis ditangan mereka. Sudah habis dibuly dan dimaki maksudnya.

Aksa dan juga Sara sudah meninggalkan lingkungan sekolah, Aksa melajukan motornya dengan kecepatan yang sedang, ia sangat fokus dan berhati-hati menghindari hal-hal yang tidak diinginkan untuk pacar kesayangannya.

Tidak menyangka juga akhirnya Sara kini menjadi miliknya. Yah, walaupun Aksa tau Sara menerima cintanya hanya karena rasa iba dan kasihan mungkin, namun Aksa berjanji pada dirinya sendiri, ia akan membuat Sara menyukainya dan mencintainya setulus hati.

Itu janji Aksa.

***

Ini prolognya, semoga kalian suka ya! Berikan vote beserta komennya juga ya, kritik juga saran aku terima, asalkan ngotak gitu ya hhe, bidain kritik sama menghujat😁

PRAAKSARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang