—🌸—"Ternyata kau populer juga."
Ucapannya sukses membuatku menutup buku, menatap gadis muda dengan setelan pegawai kafe yang kini berdiri dihadapanku. "Apa maksudmu?"
"Dalam sehari aku bisa berkali kali mendengar para mahasiswi membicarakan Profesor Han yang tampan." Wajahnya terlihat mengejek. Menggemaskan.
Kali ini aku yang mengejek, "Kau pikir profesor bermarga Han Hanya aku saja?"
Gadis itu menarik kursi dihadapanku, lalu mendaratkan bokongnya. "Apa ada banyak orang yang bernama Han Seungwoo disana?"
"Kudengar mereka bahkan mencoba mencari instagram mu." Wajah mengejeknya masih betah ia tunjukan. Kemudian ia menghembuskan nafas, "Memang menjadi dosen muda dan tampan itu susah."
"Jadi kau juga berpikir aku tampan?"
"Kalau dibandingkan dengan para dosen yang Sudah beruban, tentu saja." Balasnya. "Lagipula apa kau tidak terlalu muda untuk seorang dosen?"
"Menurutmu berapa umurku?"
"Dua puluh sembilan..... atau tiga puluh tahun?"
"Tiga puluh lima tahun."
"Bohong." Gadis itu tidak percaya, "Kau tidak terlihat berumur tiga puluh lima tahun."
"Ada pelanggan datang." Terima kasih pada dua orang yang baru saja masuk itu, aku tidak perlu meladeni ocehan Somi.
Kemudian ia berdiri, memicingkan mata kearahku. "Aku masih meragukan bagaimana kau bisa mengenal nenekku." Lalu ia Berlari kecil kearah counter.
Aku hanya bisa tersenyum tipis menanggapinya. Lalu otakku mulai berfantasi, membayangkan reaksi Somi jika ia tahu yang sebenarnya. Apa ia akan pergi seperti orang lain? Atau justru tetap disampingku seperti yang Lily lakukan?
Tetapi, jika ia tetap bersamaku seperti yang Lily lakukan, aku takut justru diriku lah yang akan menyesal membawanya untuk masuk ke kehidupanku.
—🌸—