Nay's Pov : May 2016, Kembali ke Masa Lalu
Seperti yang pernah ku katakan padamu bahwa jika hari itu telah tiba, aku pasti akan memberimu sebuah jawaban. Maka, hari ini aku akan menepati ucapanku itu.
Hening...
Aku pun teringat pada tanaman berduri yang pernah dihadiahkan olehnya. Tumbuhan yang belakangan mengisi kekosongan hidupku setelah kepergiannya.
Aku melihatnya, bahwa tanaman itu tidak sedang baik-baik saja belakangan ini. Akankah ia meninggalkanku juga?
******
Nay's Pov : November 2015, Awal Aku Menemukannya
Hari itu, setelah upcara...
Aku menemukan tanaman berduri di dalam lokerku, lengkap dengan surat dari pengirimnya.
"Apaan tuh?" Tanya Nara, teman dekatku.
"Hmm, bukan apa-apa kok." Jawabkum
"Uhuukk! Ada yang dapat hadiah ni kayaknya." Ujarnya sambil meninggalkanku.
Sepulang sekolah, aku membuka kembali lokerku. Tanaman berduri itu masih utuh bersama suratnya. Aku memberanikan diri untuk membaca suratnya.
Buat Nay...
Hai, aku datang dari Mars bersama Kaktus ini.
Aku tahu banyak hal tentang kamu.
Semangat LKTIN bulan depan!
-MZ-"MZ?" Aku melafalkan inisialnya.
Aku menatap kaktus dihadapanku lekat-lekat, lalu mengeluarkannya dari lokerku.
"Aduh!" Ujarku saat durinya mengenai tanganku.
"Makanya hati-hati." Ujar sebuah sumber suara.
Aku terkejut saat mengetahui sumber suara itu. Ya, dia tidak lain adalah teman kakakku.
"Berdarah?" Tanyanya padaku.
Aku hanya menggeleng untuk menghindari lebih banyak percakapan dengannya.
"Hmm, kak aku duluan ya." Ujarku sambil meninggalkannya.
"Nay! Kaktusnya!" Dia memanggilku.
Aku hanya menoleh ke belakang.
"Masih boleh ngobrol sama kamu lagikan seterusnya?" Tanyanya sambil memberikan kaktus di tangannya.
Aku hanya mengangguk, lalu meninggalkannya. Dan, seperti yang kalian duga, hari-hari selanjutnya aku menjadi lebih akrab dengannya. Juga tanaman berduri darinya.
Dan, aku pikir sejak hari itu aku mulai jatuh hati pada tanaman berduri yang katanya datang dari Mars bersamanya.
Tanaman berduri itu menghiasi meja belajarku. Berbulan-bulan bersamaku, ia sangat terawat dan tumbuh subur. Durinya, kini tak lagi melukai tanganku.
Sampai suatu hari...
"Mungkin, kita bisa lebih dari sekedar kakak kelas dan adik kelas." Ujarnya padaku.
Hening. Tidak ada jawaban dariku. Aku tahu rasa itu ada, di dalam hatiku. Bahkan, sebelum ia menyapaku hari itu. Tapi, bukankah cinta harus dijaga?
"Hmm, kak... " Aku mulai membuka suara.
"Nanti kalau waktunya udah tepat, semuanya bakal terjawab." Ujarku padanya.
Dan, dia pun tersenyum. Sebuah senyuman yang tidak pernah bisa aku terjemahkan maksudnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kumpulan Cerita Pendek
Short StoryTentang semua rasa yang terangkum menjadi kumpulan cerita. Semoga kamu menemukan kisahmu pada salah satu bagian ini. -Selamat membaca-