💚💚💚💚💚
Jilin, mansion huang_ 16: 11 p.m
Sore hari yg cerah dijilin, tiga orang dewasa tampak begitu tenang menikmati waktu mereka disalah satu ruangan dirumah mewah disana, dua diantaranya sesekali menyesap teh hangat mereka sembari menatap satu sosok lain yg tengah merajuk dengan bibir mencebik kesal. Membuat keduanya sesaat tersenyum melihat tingkah pria muda dihadapan keduanya ini.
" bisakah jika akan pulang kalian memberitahuku lebih dulu, selalu seperti ini tak pernah berubah. Aku sudah tua mà, bà bukan anak kecil lagi yg akan terkejut dengan semua hal yg kalian katakan surprise ini, hahh.. kekanakan, setidaknya jika aku tau aku bisa menjemput kalian kan" rutuk mark, akhirnya membuka suara setelah beberapa saat memendam kekesalanya.
Tak hanya itu ia bahkan berbicara sembari mengais kedua tanganya didada juga menyenderkan punggungnya pada sandaran sopa. Persis seperti seorang ayah yg tengah menasehati kedua anaknya. Membuat tuan dan nyonya huang terkikik melihatnya.
" iya sayang iya, lagipula apa yg kau kerjakan dikantor saat weekend begini anaku? Kau bisa cepat tua jika terlalu gila kerja begini." Balas winwin sang ibu sembari sesaat menatap sang suami disisinya, lalu kembali menatap mark disopa yg berada dihadapanya.
"Dan lagi apa salahnya jika kami ingin memberi kejutan dan memanjakan anak kami hmm? Apalagi màma selalu merasa menyesal karna màma tidak banyak menemani masa remaja kalian karna kesibukan kami, waktu benar2 berlalu dengan begitu cepat, rasanya baru kemarin màma memisahkanmu juga injun kecil saat berebut mainan tau2 sekarang kalian sudah memberikan màma cucu yg begitu menggemaskan. Dan màma juga sangat ingat kau sama persis seperti sanha, kau kakak tapi cengeng. Kau yg justru menangis kencang saat injun dipasangkan infus waktu dia jatuh sakit. Hah.. rasanya màma begitu merindukan masa2 itu." Lanjutnya dengan tatapan berubah sendu.
Membuat kedua pria lain kini terdiam, terutama mark yg kini merasa menyesal, memandang lembut sang ibu dengan raut takalah sendu.
Demi apapun baik mark maupun yuta amat sangat menyayangi pria berhati lembut ini, sosoknya yg begitu baik membuat mereka begitu tak suka saat melihatnya bersedih.
Bahkan saat inipun mark merasa sangat bersalah karna sudah berkata seperti itu tadi. Hingga membuat sang ibu merasa tak enak hati apalagi merasa tak cukup baik dalam merawat dirinya juga sang adik, yg mana baginya itu tidaklah benar.
Ia selalu merasa bersyukur telah tuhan kirimkan pada kedua orang tuanya, yg begitu menyayangi dan mencintainya bahkan melebihi diri mereka sendiri." màma jangan berkata seperti itu. Aku dan injun bahkan merasa amat bersyukur telah memiliki orang tua seperti kalian, màma dan bàba adalah yg terbaik. Kalian tak pernah mengeluh dan selalu bekerja keras demi masa depan kami. Jadi màma tak pantas merasa menyesal sepeti itu, màma boleh melakukan apapun jika itu membuat màma bahagia aku takan protes lagi" ucap mark dengan senyum manisnya, sukses membuat sosok manis itu ikut tersenyum. Turut pula membuat sang kepala rumah tangga tak tahan dan ikut tersenyum sembari menatap bergantian anak dan istrinya itu.
" mark kau juga yg terbaik, anak kebanggaan kami. Sedari dulu kau yg menggantikan bàba juga màma dalam hal apapun termasuk menjaga adikmu, kau menjalankan peranmu dengan sangat baik bàba benar2 bangga padamu dan satu lagi bàba sangat menyayangi kalian, tetaplah menjadi kebanggaan kami" sahut sang kepala keluarga, menatap bangga putra sulungnya.
" terimakasih màma, bàba aku juga sangat menyayangi kalian." Balas mark perlahan bangkit berniat memeluk kedua orang tuanya sebelum suara ponsel ketiganya berdering secara bersamaan.
Tring..
Tring..
Tring..
KAMU SEDANG MEMBACA
My Ex-wife
RandomHuang renjun tak pernah menyangka jika kehidupan rumah tangganya akan hancur oleh penghianatan yg dilakukan oleh orang_orang yang begitu ia cinta. Suami dan seorang teman yg sudah ia anggap saudara. Fakta yg tak pernah ia ketahui sebelumnya, jika t...