Sesampainya ara dirumah, kedua orangtuanya sedang bertengkar di ruang tamu, ara ingin melangkah begitu saja menuju kamarnya karena ara ingin bersikap bodo amat tentang semuanya. tp pandangan ara tertuju pada adiknya yang sedang tertunduk nangis di sofa ruang tamu, tepat didepan mama dan papa nya bertengkar.
"MAMA! PAPA!" teriak ara sambil memeluk una adiknya
Teriakan ara berhasil membuat kaget seisi rumah beserta barang-barangnya.g
Spontan kedua orangtuanya pun melihat kearah sumber suara, dimana kedua anaknya tersebut sedang menyaksikan pertengkaran tersebut
"BISA GAK! MAMA SAMA PAPA JANGAN BERANTEM DEPAN EUNHA?! DIA MASIH KECIL! GAK SEHARUSNYA NYAKSIIN INI!!!"
Terlihat wajah frustasi ara, ara capek. ara baru saja pulang dari ekskul ketika dirumah melihat pemandangan yang bikin dada ara jadi sakit
"maafin mama nak" ucap mama ara sambil menangis
"APA! APA YG DIRIBUTIN?!"
"ARA CAPEK SAMA SEMUA! ARA CAPEK TINGGAL DILINGKUNGAN KELUARGA TOXIC KAYA GINI!!"Sungguh ara benar-benar lelah dengan semuanya, dia butuh support. harusnya dia bisa ceria seperti anak lainnya, tapi dia malah seperti ini. disisi lain dia harus keliatan tegar didepan semua keluarganya, terutama adik dan mamanya. karena ara anak pertama, siapa lagi yang harus memberi contoh baik kepada adiknya kalau bukan ara? :)
"t-tadi papa mau bawa una"
"hiks hiks hiks" tangis adiknya pecah dipelukan ara"engga, gak ada yg bawa una. sekarang kaka ada disini, jangan takut" ucap ara menenangkan adiknya
Orangtuanya hanya terdiam tidak bisa berkata apa-apa lagi, memang semua salah orangtua nya. sebenarnya, orang tua ara sudah bercerai sejak ara berumur 8tahun, saat itu ara belum mengerti apapun. ara masih mengira kalau papanya jarang pulang kerumah karena ada pekerjaan yg harus diselesaikan. tetapi seiring berjalannya waktu. ara mengerti semua itu, tapi ara pura-pura tidak mengerti seperti orang bodoh didepan mama nya, karena ia tidak mau mamanya sedih ketika melihat ara sedih.
"una, ayo keatas. malam ini una tidur dikamar kaka yah" suruh ara yang dibalas anggukan anak kecil ini
"papa, ara mohon papa pulang aja sekarang. satu lagi, ara minta jangan pisahin ara sama eunha." pinta ara kepada papanya, lalu ara berjalan meninggalkan ruang tamu
"una, una tidur yah eonnie harus pergi kerumah teman dulu, soalnya buku eonnie ketinggalan dirumahnya" ucap ara berbohong
Ara keluar kamar untuk pergi minum air putih didapur, lalu pergi keluar untuk mencari udara segar. tetapi ara melihat mamanya sedang menangis diruang tamu sendirian
"ekhem" sambil berjalan menghampiri mamanya ara menahan air matanya yang selalu ingin menangis jika melihat mamanya menangis
"mama kenapa?"
"maafin ara karna tadi ara bentak mama dan papa""seharusnya mama yang minta maaf"
"engga, mama gak salah. wajar mama seperti itu, karna mama gak mau una ikut sama papa kan?"
"iya nak, kalau kamu mau ikut papamu. gak apa sayang, mama mengerti. kamu kan sudah besar. kamu berhak memilih sama siapa kamu akan tinggal"
Ara mengerti bahwa mamanya tidak mau ditinggalkan oleh kedua putrinya tersebut, mamanya mau kedua putrinya tetap terus berada disisinya. terlihat dari matanya kalau mama ara sangat sedih jika membayangkan harus berpisah dengan kedua putri kecilnya
"iya ma, ara gak akan tinggalin mama"
Sejujurnya ara benar-benar ingin menangis dipelukan mamanya sekarang, tapi ara mengerti kalau ara menangis saat ini hanya membuat mamanya tambah sedih lagi. sampai sekarang, ara hanya bisa memendamnya. karena ara bingung mau cerita keluh kesahnya kesiapa? ara belum mempunyai sahabat yang bisa dia percaya
"mama masuk duluan ya ma kekamar, ara harus pergi kerumah seoyun"
Ara berjalan sendirian malam-malam seperti ini, ara bingung mau kemana dia sekarang. sampai ara ingat ada rumah temannya dekat sini
"lo lagi ada masalah ra?" tanya seoyun
Ya, ara pergi kerumah seoyun. bukan untuk menceritakan semuanya, tapi hanya untuk ditemani saja, karena ara sangat penakut apalagi kalau malem-malem gini.
"eh yun ada taman deket sini gak?"
"ada, mau ke taman?"
Sesampainya ditaman, ara menangis sejadi-jadinya. seoyun yang melihat itu hanya bisa memeluk ara mencoba untuk menenangkannya
Ara's POV
Kalau aja gue gak mikirin una sama mama, gue udah pergi jauh dari sini. tapi gue tau kalo gue pergi mereka semua pasti bakal lebih sedih disini, gue gak bisa ninggalin mereka gitu aja
"yun, m-maaf gue kelepasan" sambil menghapus air matanya
"gapapa ra, lo kenapa? cerita aja sama gue kalo lo punya masalah. jangan lo pendem sendirian"
"engga, gapapa yun. makasih ya udh nemenin gue, gue mau pulang sekarang" tersenyum
"iya ra, hati-hati ya. maaf gue gabisa nganter lo pulang"
"gapapa yun, gue juga lagi mau jalan-jalan sendiri aja"
"okedeh, bye ra!" ucap seoyun sambil melambaikan tangannya
Gue harus lebih kuat, gue gak boleh keliatan lemah didepan orang-orang.
gue harus tunjukin ke mereka kalo gue seneng, hidup gue selalu seneng kaya apa yg mereka lihat
.
.
.
.
Author's POVSaat ara berjalan ingin pulang kerumah, ara melihat bangku kosong ditepi jalan. lalu ara duduk disana sambil memandangi bintang-bintang dilangit
"hiks gue cape, gue cape sama semuanya. apa yang harus gue lakuin? gue gabisa terus-terusan nutupin kesedihan gue, hikss" kata ara sambil menutup mukanya karena tidak mau dilihat orang lain
"jangan dipendem ra, keluarin aja. nanti bisa mampet" Sahut park hana teman sekelasnya. yang tiba-tiba datang
"e-eh! lo? l-lo sejak kapan disini na?"
"sejak lo mau duduk dibangku ini, gue denger semua yg lo omongin. mulai sekarang, lo bisa cerita semuanya ke gue! jangan lo pendem"
"masalah keluarga pasti ya ra?"
"maybe"
"gue juga punya masalah keluarga, gue juga bertingkah sok kuat didepan semua orang. termasuk lo, gue juga gak mau kalo semua orang tau gue gak sekuat yang mereka pikirin, gue juga butuh teman curhat. sama kayak lo ra"
Ara menatap hana lalu memeluk temannya ini, disaat terpuruk seperti ini. setiap orang bukan butuh nasihat atau saran, terkadang semua orang hanya butuh didengarkan lalu diberi pelukan tulus dari seseorang.
"kita bisa saling tukar cerita han, tapi gue harap. kita bisa saling jaga rahasia satu sama lain, gue percaya sama lo"
"pasti ra, kalo lo punya masalah atau lagi down gue bakal ada buat lo ra"
Hana memang punya persamaan masalah dikeluarganya sama seperti ara, bedanya hana tidak bisa mengutarakannya, sekalipun ia benar-benar sedih. ia tak pernah meneteskan air matanya didepan orang lain sekalipun itu sahabatnya sendiri.
"lo bener-bener happy virus ya han! bisa-bisanya lo selalu ngakak dikelas"
"bahkan ketawa lo paling gede anj""gue mau nangis sebenernya, tapi gue gak tau caranya. gue belum liat tutorialnya di yutup soalnya ra"
"terserah lu lah han gue bingung mau nyaut apa lagi, lo beneran bego atau tolol gue gatau"
"yaudah ah gue mau pulang emak gue nanti nyariin"
"yuk bareng"
KAMU SEDANG MEMBACA
Your Eyes Tell [KTH]
Novela JuvenilJustru tatapan sinis dan sikap jutek dari Jung Ara yang berhasil membuat Kim Taehyung penasaran seperti apa dia sebenarnya? ---------------------------------------------------------------------------------------------- "mata lo gak bisa bohong ra"...