02.56
"Bangun woi, bangun" walaupun dengan volume dan nada yang rendah itu tetap mengganggu.
"Apaan sih ? Jam berapa sekarang ?" Masih dengan selimut di tubuhnya, dan iler yang mengalir deras dari mulutnya bak air terjun.
"Temenin gua pipis" itu Alya teman sekaligus saudaranya.
"Ampun dah... kirain apaan. Yaudah cepetan." Ia terbangun dengan malas dan mencoba membuka matanya.
"Udah belom ? Lama amat sih." Keluhnya dari luar kamar mandi.
"Bentar ya"
"Cepetan... gua kepo ni sama mimpi gua" asal sudah terlelap tidur ia pasti akan bermimpi, entah itu seram, aneh, ataupun lucu.
"Sorry ya kelamaan."
"Yaudah cepetan masuk kamar"
"Iya iya" .
07.10
"Woi... Alya, bangun lu" terbalik. Sekarang ia yang membangunkan temannya ini.
"Baru juga jam 5. Entar lagi lah." Dan benar benar terbalik.
"Yaudah, gua tinggal dulu. Gua mau ke kantor."
"Lembur lu ?"
"Gua yang punya, masa gua yang lembur"
"Jadi ngapain sepagi ini ?"
"Ada deh kepo"
"Yo wes ti ati ya"
"Ok"
Ia pun turun ke basement, menghampiri mobilnya, lalu melajukannya. Dijalan ia selalu berfirasat buruk tentang pacarnya. Entah itu hanya firasat atau memang akan menjadi kenyataan.
(Dikantor)
Sekarang ia sedang menaiki lift untuk sampai ke lantai 20 dimana ruangannya bekerja. Yap, dia seorang pimpinan di perusahaan nya. Ia bekerja keras dari SMA, tidak kuliah agar tidak memberatkan orang tuanya. Jadi ia menjalankan usahanya sampai menjadi sebuah perusahaan. Walaupun begitu ia tak pernah merasa 'lebih hebat' daripada yang lain. Malahan ia sangat loyal kepada semua orang terutama karyawannya.
Jam menunjukkan pukul 12.30 waktunya break makan siang. Ia tidak merasa lapar malah ia sangat gabut dan akhirnya memutuskan untuk melihat sw teman temannya. Saat ia sedang melihat sw salah seorang temanya, tiba tiba di sw tersebut muncullah sebuah raut wajah yang sangat ia kenali tapi tak pernah ia dapatkan. Ya.., siapa lagi kalau bukan pacarnya 'Seo Changbin'. Raut wajah lelaki itu penuh dengan kebahagiaan yang tak pernah ia dapatkan raut wajah tersebut. Lalu ia membaca captions yang bertuliskan "makan siang bareng Changbin" dengan emot ceria. Difoto tersebut tak ada orang lain selain Changbin. Ia tak sanggup menahan air matanya yang kemudian jatuh deras di pipi mulusnya. Nafsu makannya hilang seketika. Wajahnya pucat. Handphone nya tak ia perdulikan lagi entar kemana benda kotak itu jatuh. Nafasnya seketika sesak.
Tak lama kemudian pintu ruangannya terbuka menampilkan sebuah wajah temanya. Siapa lagi kalau bukan Alya.
"Hai... gua tau kalo lu males kebawah buat makan siang. Ni gua bawain nasi goreng buat........"
Kata kata Alya terpotong ketika melihat wajah Han Na yang begitu pucat dan tampak syok. Namanya Kim Han Na, yang lahir tanggal 12 Agustus bersebelahan dengan ultah nya Changbin.
"Eh.., lu kenapa ? Lu sakit ? Mau gua antar pulang ? Handphone lu mana ?" Segitu banyak pertanyaan tapi tak ada satupun jawaban yang keluar dari mulutnya. Ia terus menatap kedepannya tanpa berkedip dan diiringi air mata yang terus mengalir deras.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dark X Cool (Changbin x Han Na)
FanfictionTangisan. Hanya itu yang bisa kulakukan, saat semua keputusanku sudah kuputuskan. Andai waktu bisa diulang, aku tak ingin menyakiti hatinya lagi. Hanya karena aku sebuah persahabatan rusak. Hanya karena aku sebuah keluarga jadi berantakan. Andai dah...