1

59 10 26
                                    

   
Terjebak dalam negeri dongeng?Kedengaranya mustahil tapi inilah yang aku rasakan. Aku hidup didunia dongeng. Dan yang lebih tidakku inginkan lagi aku menjadi tokoh antagonis disini. Walaupun tidak berakir dengan mati. Tapi aku merasa aku akan berakir dengan buruk dicerita ini.

Cerita yang mirip dengan cerita Cinderella menurutku. Dan aku seperti tokoh kakak dari cinderella. Kakak yang kejam dan tidak peduli dengan cinderella. Tapi percayalah usiaku lebih muda dibandingkan Belle(nama cinderella disini) . Dan aku akan menjadi pemeran adik tiri  dengan watak seperti kakak tiri? Mungin begitu.

Aku pikir aku tidak akan mengubah alur di cerita ini. Aku akan diam ketika ibuku menyiksa Belle. Karena aku ingin Belle merasakan kebahagian diakir cerita ini. Aku hanya akan membantu Belle ketika tidak ada ibuku. Sebagai manusia aku juga punya rasa kasihan padanya. Tak apa bila aku diakir cerita mungkin akan dihukum oleh pangeran. Aku sudah cukup merasakan kasih sayang ibu disini. Walaupun dengan cara yang agak tidak benar.

Seperti sekarang ini. Aku sedang sedang memakan cemilanku. Sedangkan Belle sedang mengepel lantai. Aku melihat kesekitar kurasa ibuku tidak ada. Aku berdiri dari dudukku dan menatap Belle. "Apakah kau mau aku membantumu?" Tawarku padanya.

Belle langsung menundukan kepalanya. Apa dia takut padaku?. "Ti-tidak usah Xien. A-aku bisa sendiri". Jawabnya dengan gugup. Apakah dia menduga aku akan menumpahkan air pelnya Atau mengotori lantai yang sudah dipepnya? Aku akan tertawa dengan keras bila expetasiku itu benar.

"Kenapa kau tidak mau ku-" sebuah suara dengan nada tinggi membuat kalimatku terpotong. Aku menoleh kebelakang. Ibuku berjalan menghampiriku dan Belle. "Apa apan kamu Xien. Kamu mau membantu anak yang nggak tau diuntung kayak dia?!" Aku diam tidak berani menatap ibuku. Walaupun aku di cerita ini adalah anak kandungnya tapi tetap saja di juga pemarah padaku. Walaupun  ibuku memarahi hanya karena tidak ingin aku melakukan pekerjaan rumah.

"Balik kekamar Xien. Se-ka-rang". Kata ibuku sambil menekan dikalimat sekarang. Apa yang akan dilakukannya pada Belle?. Tanyaku dalam hati. Dengan rasa penasaran yang tinggi.

Aku melihat dari pintu kamarku. Ibuku sedang mamarahi Belle. Aku tidak tau apa yang dikatakannya. Tapi bukankah ini masalah yang sepele? Maksudku aku hanya menawarkannya bantuan belum juga menbantu ditinya. Atau ada masalah lain. Kepalaku rasanya mau pecah saja memikirkannya.

Ibuku membawa Belle ke arah gudang. Mataku membulat sempurna kerika melihat ibuku mengunci pintunya. Aku tidak mengerti kenapa ibuku sangat membenci Belle di cerita ini karena tidak disebutkan alasanya.

Setelah selesai mengunci pintu gudang ibuku pergi entah kemana. Aku turun kebawah menuju gudang Belle berada. Kuketuk pintunya " Belle. Apa kau didalam?" Bodoh pertanyaan macam apa itu. Jelas jelas aku melihatnya dikurung disini.

Tidak ada sahutan dari dalam. Aku hanya mendengar seperti sesorang menangis." Aku akan mengambil kunci tunggulah sebentar.

Aku mengambil kuncinya diatas nakas. Dan segera membukanya kulihat Belle menangis sambil memeluk lulutnya sendiri. Hatiku terasa terisis mengingat aku juga pernah diposisi seperti itu. Dikunci disebuah gudang yang gelap sendirian. Aku mendekat dan duduk disampingnya.

"Kenapa ibuku bisa mengurungmu?" Kataku padanya tanpa menatpnya. Dia menoleh padaku. . "Apa kau tuli?" Tanyaku dengan nada yang sedikit sinis. Karena aku sedikit benci ketika bertanya dan tidak dijawab.

"Tidak aku tidak tuli" jawabnya sedikit takut. Oh astaga apakan aku menyeramkan. Mungkin apabila bukan dinegri dongeng akan menjadi kakak kakak takut adik. "Kenapa ibuku mengurungmu?" Ulangku.

Dia menatapku lalu menundukan kepalanya. "Aku mengadu kepada nenekku". "Kenapa kau mengadu? Apa kau sudah tidak tahan? Kumohon bersabarlah suatu saat nanti kamu akan bahagia" kataku padanya. Belle mautkan kedua alisnya. Aku tau dia tidak mengerti. Karena hanya aku dan pembaca kisah cinderella yang tau.

"Aku tidak mengerti" katanya. Aku menghela napas. Tapi tunggu! Apakah aku akan mengubah alur cerita jika aku menceritnkannya?tidak ridak aku harus tetap membuatnya seperti alur cerita. "Aku terlalu malas untuk menjelaskan. Cepatlah bangun, cuci muka dan segera memasak makan malam".

Aku mengulurkan tangan didepanya. Belle hanya menatap tanganku. "Apa ada yang salah?cepat bangun aku tidak ingin mati kelaparan!". Dia bangkit menerima uluran tanganku aku tersenyum. Kulihat dia pergi kamar mandi untuk cuci muka.

"Kenapa kamu keluarin Belle, Xien?" Sebuah suara membuat bulu kudukku meremang. Aku monoleh kebelakanh dan aku melihat ibuku bersedekap dada.

"Aku lapar jadi aku menyuruhnya untuk segera memasak"."Aku pergi dulu ibu" aku pamit pada ibuku. Aku bernapas lega. Walaupin ibuku adalah ibuku kandungku. Aku tetap merasa takut padanya!.


***

Seperti hari hari biasa. Aku sibuk memakan camilan dan Belle sibuk bersih bersih. Mungkin di dunia nyata aku adalah devinisi adik laknat yang tidak membantu kakaknya.

"Belle kau akan kemana?" Tanyaku. Aku melihat belle perpakaian rapi dan menenteng sebuah tas. "Aku ingin kepasar". "Apa aku boleh ikut?" Tanyaku dengan hati hati. "Tidak jika kau pergi ibu akan marah padaku" larangnya membuatku mendengus sebal.

"Dasar bodoh. Aku tidak pernah pergi dan kau juga selalu dimarahi. Kalau kau dimatahi mungkin akan kubela nanti" jawabku. Belle mentapku dengan tatapan tak percayanya. Apakah dulu aku begitu kasar dicerita ini?. "Oh ayo Belle cepatlah"ajakku tak sabar ingin melihat pasar di negeri dongeng ini. "I-iya"

Diperjalanan Aku terus berbicara sedangkan Belle hanya menyahutiku dengan anggukan. Aku melihat Belle tersenyum tipis. Entah kenapa itu membuatku senang. "Belle nanti kita akan membeli apa?" Tanyaku

"Kita hanya akan membeli kebutuhan sehari hari". Sesampainya dipasar aku menghela napas kecewa. Aku kira pasar di negeri dongenh ini berbeda dengan dunia manusia. Tapi ternyata sama.

Aku terus mengikuti Belle. Sampai dimana mataku menatap sebuah kalung berliontin mutiara. Aku pergi kepedagang itu.

"Saya mau membeli ini-"

"Ini harganya berapa-"

Aku menoleh kesamping. Melihat seorang laki laki. Mungkin berumur sama seperti Belle. Aku menatapnya tajam lalu beralih kekalung itu. "Maaf tuan. Tapi saya duluan yang menemukan kalung ini". Belaku. "Tidak bisa. Saya terlebih dulu menemukannya!" Kata lelaki itu. Lelaki apa itu yang tidak mau mengalah dengan seorang perempuan.

Aku menatapnya dari atas sampai ke bawah."Tuan dari pakaian anda bisa saya lihat anda itu orang kaya! Kenapa tidak mau mengalah dengan yang miskin?!" Tanyaku geram. Lihatlah! Dari pakaiannya saja bisa dilihat dia seperti kalangan bangsawan.

"Kenapa bukan orang miskin yang mengalah pada orang kaya? Orang kaya kan bisa membuat orang miskin menjadi kaya dengan membeli barang dari orang miskin!". Aku yang muak mendengarnya pun mengunakan kesempatan emas ini. Diam diam perlahan tapi pasti aku membeli kalung ini. Aku terkikik betapa bodohnya lelaki disampingku ini. Dasar cerewet!bodoh pula. Untung tampan! Eh?

"Terserah tuan.  aku sudah  membeli kalungnya" kataku sambil menunjukan kalung itu disamping wajahku. Lelaki itu melongo ditempat. Kenapa dia tidak sadar kalau sudah didahului oleh gadis ini. Dasar gila. Apa dia tidak tahu siapa aku?!.
Tanyanya dalam hati.

***

Cerita pertama aku. Mohon maklumi bila ada kesalahan.
Terimakasih❤😊

Cinderella's sisterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang