2

28 11 17
                                    

"Saatnya pulang!" Senyumku merekah namun luntur begitu saja. Aku baru menyadarinya. Aku terpisah dengan Belle!.Aku melihat keseliling mencari dimana keberadaan Belle. Aku tak kunjung menemukanya. Aku panik tubuhku bergetar.

Aku mengigit jariku. Tidak tanggung tanggung Aku menggigit 4 jari sekaligus. Entahlah itu sudah jadi kebiasaan saat aku gugup dan takut. "Bagaimana ini? Belle kamu dimana?" Aku berjalan tak tentu arah mencarinya. 

Entah sudah berapa kilo Aku berjalan. Sekarang Aku lelah dan pasrah . Aku duduk disebuah kursi. Aku menunduk menangis merutuki kebodohanku. Kenapa Aku harus berpisah denganya.
Dasar! Udah tau nggak pernah keluar malah ngilang!. Makiku pada diri sendiri.

Tunggu-tunggu apa dia meninggalkanku? Apa dia dendam padaku? Jadi dia meninggalkanku disini sendirian?. Pikirku. Aku segera menepis pikiran negatif itu. Mana mungkin dia meninggalkanku mengingat dia itu protagonis disini.

Tiba tiba ada suara seperti bisikan masuk ketelingaku. "Gadis gila bisa nangis ya?" Aku menoleh kesamping. Wajahnya tepat didepan wajahku. Aku yang terkejut  spontan menampar wajahnya.

Plakk.

Tidak terlalu keras kurasa. "Akh. Kau memang benar benar gila ya!?" Ucapnya marah sambil memengangi pipinya bekas tamparanku.

"apakah sakit?". "Tentu saja bodoh!" jawabnya ketus. Dan Aku tidak peduli dia yang membuatku terkejut. "Hei? Kau tidak ada niatan meminta maaf padaku?!" Aku menoleh kesamping dimana lelaki itu berada.

"Untuk apa Aku meminta maaf. Tuan sudah membuatku terkejut dan kehilangan....temanku!" jawabku dengan sedikit kebingungan diakir kalimatku. Aku bingung harus menyebut Belle dengan apa mungkinkah Aku menyebutnya dengan kakak?. Oh ayolah Aku berperan antagonis disini. Jadi tak mungkinkan Aku mengakuinya sebagai kakakku!.

Dan lagi jika bukan karena lelaki ini yang banyak mengoceh Aku tidak akan berpisah dengan Belle!.

"Lalu kenapa kau menangis disini? Bukanya pulang kerumah?" Tanyanya padaku. Aku menatapnya dengan tatapan memelasku. "Itu dia masalahnya tuan aku tidak tau jalan pulang. Bisakah tuan mengantarku?".

Dalam hati Aku merutuki kebodohanku meminta tolong kepada orang asing. Tapi dalam hati pula Aku berharap orang asing ini mau membantuku.

"Untuk apa aku membantumu?. Kau sudah merebut kalung yang ingin kubeli. Kau juga sudah menamparku. Dan yang lebih lagi kau tidak meminta maaf padaku!" Jawabnya balik.

Aku sedikit menyesal karena tidak meminta maaf padanya. Tapi Aku juga malu bila tiba tiba meminta maaf setelah apa yang kukatankan. Aku menghembuskan napasku. Sudah dipastikan malam ini aku akan tidur disini. Aku melihat sekeliling. Huh! Begitu menyeramkan ditambah lagi dengan suara burung hantu. Membuat suasana bertambah ngeri saja!.

Lelaki itu bangkit dan pergi berjalan menjauh dari tempatku duduk. hei apa apan itu? Apa dia memang tidak berniat membantuku?!Kupikir hanya bercanda!. Hah dasar jahat meninggalkan seorang wanita sendirian!.

Mataku melotot menatap kepergianya. "Lelaki ini! Tidak mau membantu! Pergi tanpa berpamitan pula!" Kesalku. Jadilah Aku sendirian disini.  Aku melihat sekeliling begitu gelap. Bulu kudukku terasa beridiri. Aku mengangkat kedua kakiku kekursi. Menelungkupkan wajahku dan menunduk.

Samar samar Aku mendengar suara seperti  langkah kaki kuda. Suara itu menuju kearahku!. Aku merinding suara itu semakin dekat. Dan tiba tiba berhenti. Digantikan suara langkah kaki seseorang. Badanku gemetar. Aku semakin merapatkan pelukan kakiku

"Siapa itu?" Batinku. Aku terlalu takut hingga tak berani mengangkat wajahku. Apakah itu mata mata dari kerajaan lain? Apa dia akan membunuhku?.

Tiba tiba ada sebuah tangan menyentuh bahuku. Dengan rasa rasa hampir mati ketakutan aku memberanikan diri menatapnya . Ternyata..

"HEI! DASAR GILA! KENAPA KAU SELALU  MENGAGETKANKU!!?".

Aku bangkit berdiri diatas kursi dan dia bawah. Aku marah, lelaki ini lagi selalu muncul tiba tiba dan mengejutkan diriku. Beruntunglah aku tidak memiliki riwayat sakit jantung!

"Harusnya aku yang bertanya!. Kenapa kau mudah sekali terkejut?!" Tanyanya padaku. Oh dasar lelaki ini!. "Ya karena kau seperti hantu muncul tiba-tiba!". Lelaki itu terkekeh. Apa yang dipikirkannya. Bukankah Aku baru saja mengejeknya?.

"Hahahaha. Kau lucu sekali mana ada hantu setampan diriku ini". Katanya dengan senyum kesombonganya. Terserahlah Aku sudah malas menanggapi lelaki gila satu ini. "Kenapa kau kembali?" Tanyaku penasaran.

"Ah itu. Aku teringat seseorang  yang meminta tolong padaku untuk mengantarnya". Jawabnya. Aku menatapnya dengan keterkejutan. Aku terseyum senang. "Benarkah kau akan mengantarku pulang?" Mataku berbinar.

"Apa perluku ulangi?" Jawabnya. Sontak Aku menggelengkan kepalaku. Dan langsung pergi menuju kearah kudanya. "Ayo cepatlah!"  suruhku tak sabar. Lelaki itu terkekeh dan membuat jantungku berdetak cepat. Bayangkan saja lelaki ini sangat manis ya tuhan!. Bisa- bisa aku mati karena diabetes!.

***

Kami sampai dirumahku. Aku turun dari kudanya dan tersenyum. "Terimakasih sudah mengantarku". Aku melangkahkan kaki masuk kerumah. Baru tiga langkah. Aku teringat sesuatu aku belum menanyakan siapa namanya!.

"Siapa nama..." ucapanku mengantung. Lelaki ini sudah menghilang. Cepat sekali perginya. Apa dia benar benar hantu. Tanyaku dalam hati. Sudahlah. Aku masuk kerumahku. Pintunya tak terkunci. Tapi lampu sudah dimatikan semua.

Baru saja aku akan menaiki tangga. Aku merasa haus jadilah aku pergi kedapur mengambil air minum. "Baru pulang kemana aja?!"

Uhukk.

Aku tersedak minumku sendiri. Aku mengira semua orang sudah tidur mengingat ini sudah cukup larut. Aku membalikan badan dan menemukan ibuku menatapku sambil bersedekap dada.

"Hehehe. Maafkan aku Ibu. A - a ku pergi kerumah te-temanku". Sungguh! Sebenarnya aku tak pandai berbohong!. Tapi mau bagaimana lagi?. Aku tak ingin diriku ini dimarahi ibuku. Tapi tunggu! Mengingat Belle apakah dia sudah pulang?.

Dan lagi sebenarnya aku tak tahu apakah aku disini memiliki teman atau tidak. Aku hadir sejak 2 tahun lalu dan aku selalu dirumah bahkan baru kali ini aku keluar rumah. Makanya aku tidak bisa pulang.  Hoho.

"Kenapa tidak ijin dulu? Kamu tau ibu sangat mengkhawatirkanmu?"

"Sungguh maafkan aku ibu, Aku keasikan bermain hingga lupa waktu. Tapi Aku punya sesuatu untukmu". Kataku sambil mengeluarkan kalung yang tadi kubeli. "Tadaaa. Bukankah ini indah". Aku menunjukanya pada ibuku. Ibuku menangis.

"Hei? Ibu kenapa menangis?ibu tidak suka? Maaf ini cuma hadiah murah. Aku akan membuangnya jika ibu tidak suka". Baru saja Aku hendak memasukan kalung itu, tangan ibu mencegahnya.

"Tidak sayang. Ibu menyukainya". Aku tersenyum. Membalas senyum ibuku.

"Sudah ibu jangan menangis. Wajah cantik ibu terlihat jelek". Kataku. Ibu mengelap air matanya. "Hahaha. Terimakasih, ini adalah hadiah pertama yang kamu berikan untuk ibu. Ibu akan sangat amat menyukainya dan akan menjaganya sepenuh hati ibu".

Ucapan ibuku terdengar sangat tulus dan membuat diriku terharu. Aku tersenyum. Aku memeluk ibuku. Dan ibuku membalasnya. Hal yang tak pernah kurasakan dulu bisa kurasakan sekarang. Seperti hangatnya pelukan seorang ibu ini.

Terimakasih Tuhan kau telah memberikanku ibu yang  amat menyayangiku. Dulu aku memang tak pernah merasakan ini. Dan aku bisa merasakanya sekarang. Maafkan aku, Xien asli biarkan aku bersama ibumu dulu sebelum cerita berakir. Kumohon...

****

Ada yang nungguin aku up?😂
Maaf up nya lama😭 lain kali aku usahain cepet kok
Terimakasih sudah membaca😘
Jangan lupa vote😔

Cinderella's sisterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang