Persahabatan

4 1 0
                                    


Itu yang namanya sahabat?
Melukai tanpa menyentuh
Dan bagaikan angin yang dapat datang dan pergi sesukanya juga semaunya...
Aneh..
Tentu menyedihkan..  :(

**

Mendengar kejadian yang baru saja terjadi dikelas, wali kelas dari kelasnya Aara segera pergi ke kelas itu dan menanyakan perihal mengapa hal ini terjadi.
Bu laila pun mulai menanyai satu persatu murid dikelas 9A itu, kelas itu biasanya terkenal dengan banyaknya murid yang mendapatkan berbagai prestasi namun hari ini malah digemparkan dengan pertengkaran murid.

Setelah merasa cukup bertanya, Bu laila pun segera pergi dari kelas, di lorong ia tak sengaja bertemu dengan Hafizh dan menyuruhnya untuk memanggil Aara serta teman teman nya juga Dimas,Rizki dan Naufal  untuk pergi ke ruang BK.

**
Di ruang BK..
" permisi Buk.. "
Terlihat Aara membuka pintu dan perlahan masuk ke ruangan dengan kakinya yang sedikit pincang.
" Owh iya duduk Aara"
Aara pun duduk, di sekitarnya sudah lengkap semua orang yang ada pada kejadian tadi pagi

Seperti biasanya, Bu lilis Guru BK mereka hanya menatap murid muridnya dulu beberapa saat lalu mulai berbicara.
Bu lilis: " kalian bikin ulah ya"
Tak ada satupun yang menjawab mereka semua seakan membisu tak berdaya.
" Ibu panggil kalian semua kesini cuma mau minta kesaksian kok"
" ya Agar masalah ini cepat selesai dan tidak berlarut larut"
" iyaaa buu.. " jawab Dimas

Aara yang mendengar itu, ia menengok ke arah Dimas yang terlihat sangat tenang seakan semuanya adalah salah Aara.
" Oke Dimas, sekarang kamu mewakili geng kamu ibu tanya siapa yang salah di masalah ini"
" Aara Bu! " Tegas Dimas
Aara yang mendengarnya terbelalak tak percaya, begitu angkuhnya anak kepala sekolah yang manja ini.

" Terus Sarah, menurut kamu dan dua temen km ini,siapa yang salah?? "
" hmm.. " Ragu Sarah
" Ayo Sarah, belain gua, lagian gua juga gak salah kan" pinta Aara
" Sarah? " tanya Bu lilis lagi
" Aara yang salah Bu"
" Dia yang mulai duluan"
" Hah.. Tapi Dimas dorong saya bu, bahkan temen saya juga"  Bela Aara
" AARA!!!..  ibu gak nanya kamu ya, ibu beluk kasih kesempatan buat kamu bicara jadia diam"

Aara kini hanya menundukan kepala nya mendengar Sarah sedang menceritakan kejadian tadi dan menyudutkan Aara seakan Aara yang salah, Bahkan Sarah memfitnah bahwa Aara yang mendorong meja itu ke Dimas namun di tepis Dimas hingga mengenai Aara kembali. Dan teman temannya. Tak disadari Aara meneteskan air matanya, ia benar benar merasa hatinya tertusuk. Bahkan kini semua sahabatnya tak memihaknya dan malah
melukai perasaannya.

" Oke Aara, sekarang kamu mau mengatakan sesuatu? "
" Yang dikatakan Sarah bener kok Bu, saya minta maaf Bu"
" AARA!!!" teriak Bu Lilis
Mendengar ucapan Aara semua orang menengok ke Aara termasuk Asya yang seakan tak tega dengan aara.
" Bu... Aara eng-" ucap Asya
" Saya minta maaf Bu" pinta Aara memotong ucapan Asya sehingga tidak terdengar oleh Bu lilis.

**
Kini Aara mengendong tasnya, ia berada di depan gerbang sekolah dan sedang memandang ke arah kelasnya yang berada di lantai dua itu.

Aara mengingat akan hukuman yang akan ia terima yaitu skors selama 3 hari bahkan tanpa kontak online ke grup kelas. Aara hanya bisa pasrah dan Menerima keadaan yang begitu tidak adil padanya. Surat pemberitahuan tentang Skorsnya Aara terjatuh dari tangannya Aara. Dan melihat itu Aara hanya terdiam dan pergi pulang ke rumah tanpa mengambil surat itu.

**
Kaki seorang lelaki tak sengaja menginjak sebuah surat, ketika membukanya Alangkah terkejutnya Hafizh yang mengetahui bahwa Aara diberikan hukuman yang tak adil baginya. Hafizh tak tinggal diam dan segera menemui Bu lilis di ruang BK nya. Namun ternyata Bu lilis sudah pulang. Kemudian Hafizh pergi ke rumahnya Aara untuk menanyakan perihal surat ini.

"Aaraaaaaaa... " panggil Hafizh
" Hafizh?? " jawab Aara dengan santainya, tentu saja Hafizh bukan sekali dua kali ke rumahnya Aara ya karena kebetulan rumah mereka tetanggaan lebih tepatnya saling berhadapan..

" mau ngapain?? " tanya Aara
" Gua nemu ini!... " ucap Hafizh sambil menunjukan surat itu pada Aara.
" Astagfirullah.." kaget Aara yang kemudian dengan cepat menggandeng Hafizh untuk melipir ke samping rumahnya karena takut jika ibunya liat.

" lu ngapain sih, segala diambil tuh kertas,  gaje ih" kesal Aara
" ya makanya gua mau nanya tentang isi surat ini"
" owh"
" iya gua di skors Hafizzh"
" Kok bisa sih gak adil Ra!"
" udah udah gua capek bahas masalah itu, yang penting sekarang gua mau lu sembunyiin tentang gua diskors ini dari ibu gua... Pleaseeee"
" Pleaseee banget nih"
Mohon Aara pada Hafizh sambil menangkupkan kedua tangannya.
" Oke oke" jawab Hafizh
Yang kemudian pergi ke rumahnya yang ada di seberang jalan.
" Yey makasihh" teriak Aara

Ketika Aara memasuki rumahnya, Hafizh masih melihat Aara saat itu dan berkata dalam hatinya..
" Tenang aja Ra, gua akan kasih lu keadilan dan gue janji pokoknya kita liat aja besok ya Ra"









Kira kira apa yang akan dilakuin hafizh besok ya...???
Mungkin menjadi superhero yang membersihkan nama baik Aara..
Atau bahkan membuat semua orang amnesia agar tidak ingat akan kejadian itu dan dengan itu Aara akan sekolah lagi...
Apaa yaaa???
Liat nanti aja lah..
Atau anda bisa hubungi kontaknya hafizh dibawah ini:
Wa: 08995865536
Ig : Hafizh_anakalim
Wkwkwkwkwkk...

Takdir AaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang