SEKOLAH MISTIS

22 5 0
                                    

Disebuah sekolahan yang sangat mistis, aku, udin dan toni sedang bermain game horor. Oh ya sebelumnya perkenalkan, namaku Ryan Ardian Syaputra. Aku menduduki kelas 12 atau 3 SMA. Udin dan Toni adalah teman seperjuanganku, mulai dari masuk hingga sekarang kelas 12.
Sfx:"Huahhh!!"
"Anjir! Game apaan ini!? Jantung gw mau copot cok!" Ucap Udin.
"Your eye copot!" Teriak Toni.
"Buset dah! Hantunya jelek banget." Udin.
"Yaiyalah hantu dimana mana jelek." Ryan.
Sekarang adalah jamnya pulang, tetapi kami bertiga masih asik bermain disekolah. Tidak apa apa sepi, karena kami bertiga. Tiba tiba.
"Pulang yuk? Emak gw nanti marah." Ajak Udin.
Kami sepakat untuk pulang kerumah, karena orang tua kami takut mencemaskan kami. Kami bertiga berjalan menuju rumah masing masing.
"Ry? Kata Pak Bey, besok ada murid baru katanya." Toni.
"Iya katanya." Ryan.
"Dia pindahan mana yah?" Udin.
"Yah mana kita tau, kan belum perkenalan." Ryan.

15 menit kemudian, kami bertiga sudah sampai tujuan. Pulang ke rumah masing masing. Setelah sampai rumah tepat pukul 17.00, aku buru buru mandi. Sambil membayangkan cewek kelas sebelah yang cantik hehe. Aku disekolah menyukai satu cewek cantik, namanya Mona Frisiya. Gadis itu tampaknya biasa aja kepadaku. Yah mungkin karena muka aku yang jelek. Atau karena aku cereboh seharian sama temen temen disekolah. Atau dia nganggap muka aku sama kayak hantu yang dihandphonenya toni. Huuuu, amit amit.

"Kak, tolong buangin sampah." Ibu.
"Okesiap, Bu." Ryan.
Malam tepat pukul 19.45 aku buang sampah kejalan. Dijalanan sepi, angker, sunyi, hampa. Yah aku lanjutkan saja berjalan, dan fokus pandangan ke depan. Huahh sampai juga akhirnya, aku buru buru membuang sampah dan secepatnya lari. Kebeteluan sekali, pas dijalan aku melihat ada 1 wanita yang sedang berayunan.
Jantung deg-deg'an, kalau bener itu hantu. Yah aku pura pura gatau aja. Setelah melihat hantu itu aku secepatnya kabur lari tanpa henti.
Akhrinya sampai dirumah, dan aku secepatnya tidur.
Keesokan harinya.
"Uuudin.... Ayuk sekolah!!" Toni.
"Udin! Udin! Bangun!" Ryan.
Seperti biasa. Aku dan Toni memangil Udin, karena kami bertiga kemana mana suka barengan. Bahkan setiap hari kesiangan bareng, gara gara nunggiin Udin sih.
"Oke! Aku mandi dulu sebentar." Udin.
"Huahh, kebiasaan." Ryan.
Kami berdua menunggu dikursi teras rumah Udin. Yah Udin memang sebentar mandinya. Karena dia jarang pake sabun. Ada alesan tertentu kayaknya. Postif takut temennya nunggu lama hehe.

Aku Bukan DetektifTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang