CURIGA

10 5 0
                                    

"Udin! Udin! Sekolah woy!." Teriakku membangunkan Udin.
"Oke Ry! Aku mandi dulu sebentar." Udin.
Sesudah menunggu Udin, kita berdua secepatnya pergi kesekolah. Aku yakin ga kesiangan, soalnya aku kerumah Udin tepat pukul 07.10 AM.
Setelah sampai kelas, situasi kelas sangat ramai. Melihat kebarbar'an Reza, melihat cewek berkumpul mengosip. Aku, Udin dan Yanto berkumpul bertiga dipojokan sambil mengobrol.
"Woy kalian semua diem disini! Gw mau ke kelas Biologi II mau deketin cewek haha." Reza.
Reza bilang mau deketin cewek dikelas Biologi II. Siapa yah?
"Ry, kalau si Reza deketin Niki. Aku mau berantem aja sama dia!" Udin.
"Aku takut dia deketin Mona." Ryan.
"Eh, teman teman. Aku ke toilet dulu yah, perut sakit." Yanto.
"Oke Yan, hati hati." Ryan.
Setelah 30 menit kemudian. Datanglah Pak Tarno guru matematika, tetapi Yanto, sama Reza belum pulang ke kelas.
"Udin! Tolong ambilin pengaris besar diruang guru." Pak Tarno guru killer 2.
"Anu pak, saya boleh sama Ryan?" Udin.
"Yasudah sana." Pak Tarno.
Kami berdua lalu melihat Yanto sendirian ditaman. Dia sedang melamun.
"Yan? Kamu kenapa disini? Ini udah bel masuk." Ryan.
"Hah!? Aku tidak tau. Kalau sekarang udah masuk. Makasi Ry, Din." Yanto.
Yanto buru buru lari ke kelas dengan cepat. Aneh, katanya sebentar ke Wc.
Lalu aku menuju ruang guru. Terus mencari pengaris besar dibangku bapak Tarno.
"Din nemu?" Ryan.
"Ada, tapi yang kecil." Udin.
"Ahh kamu!" Ryan.
Pengarisnya ga ketemu, lalu kita nanyain ke guru sekitar.
"Pak nemu pengaris panjang Pak Tarno?." Ryan.
"Sebentar. Hemm kayaknya bapak pernah pinjam. Terus bapak simpan di ruang penjakses." Pak Ucup guru olahraga.
"Yasudah pak, kamu akan mencarinya." Ryan.
Aku dan Udin lalu melangkah untuk menuju ruang penjakses. Tetapi.
"Udin! Sini. Beliin kopi dikantin." Pak Aris guru TIK yang humoris.
Yah Udin malah disuruh! Jadi aku sendirian ke ruang penjakses. Setelah sampai tujuan aku membuka pintu. Setelah itu, aku mencari penharis disekitar tempat. Tiba tiba.
"Emak! Tolong!" Secepatnya aku lari ke ruang guru dan teriak minta tolong.
Lalu aku menghampiri guru guru, dan memberitahukan bahwa diruang penjakses ada mayat pria.
Lalu guru guru menghampiri ruang penjakses. Ternyata korban itu adalah Reza. Situasi sekolah ramai kembali. Aku sudah 2 kali menemukan korban. Pertama Martin kelas Biologi II sekarang Reza teman sekelasku dari kelas Biologi I. Kenapa sekarang banyak terjadi pembunuhan disekolah. Aku curiga ke Yanto, soalnya pas Reza keluar dia ikut keluar, sebelumnya dia juga menanyakan tentang Reza.
Jam pulang sudah tiba, tetapi aku dipanggil ke kantor. Guru guru menanyakan lagi apa yang sudah terjadi. Tetapi aku tidak bisa menjawabnya, karena aku hanya menemukan saja ditempat tersebut.
"Apakah kamu yang melakukan pembunuhan Ryan?" Pak Bey.
"Tidak mungkin Ryan. Dia pergi ke ruangan penjakses lalu pulang lagi ke ruang guru dengan cepat. Dan melaporkan bahwa disana ada mayat." Pak Ucup.
"Saya kira seperti itu." Pak Aris.
Aku menjadi bahan tuduhan Pak Bey, padahal aku sendiri tidak tau apa apa. Aku disuruh Pak Olih kepala sekolah sebagai Detektif. Atas semua kejadian kejadian sebelumnya. Setelah itu aku pulang bersama Udin secepatnya.

Aku Bukan DetektifTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang