PART 1

51 15 19
                                    

________________ ALBAREESH _________________

Suara deru motor yang berasal dari gerbang sekolah memecah keheningan yang tercipta pada pagi ini. Suara tersebut berasal dari motor Bareesh sang penguasa sekolah, Ambaressh Calogero namanya.

Lelaki yang berbadan atletis, dengan alis yang tebal, hidung mancung, rambut kecoklatan, bibir yang indah jika saja Bareesh sering tersenyum. Namun, senyum itu tak pernah terlihat sejak pertama kali Bareesh bersekolah disini.

Bareesh telah memarkirkan motornya dengan rapi dijajaran sepeda motor lainnya. Berisik, selalu seperti itu ketika Bareesh tiba di sekolah, tatapan memuja, suara teriakan yang memanggil dirinya yang sama sekali tidak pernah ia hiraukan.

"Reesh!" teriak Darel yang tidak dibalas oleh Bareesh.

"Hadeeeeh, kebiasaan tuh anak, dipanggil gak nyaut" ucap Aldo.

"Memang perlu dibersihin itu telinga, biar kalo dipanggil nyaut" ucap Kenzo

"Dah biarin aja kayak gak tau temen lo aja" ucap Akash menyudahi aksi ghibah para temannya itu.

----

Aletta sudah mamakai seragam olah raganya, hari ini mata pelajaran kedua dikelasnya adalah olahraga. Pelajaran pertama sudah Aletta lewati dengan berbagai bentuk rumus yang memusingkan kepalanya.

Aleta bersyukur karena setelah mata pelajaran Matematika adalah pelajaran Olahraga, setidaknya olahraga bisa menghilangkan sedikit beban otak nya.

"Th males banget gue kalo mapel olah raga gini panas tau" gerutu Elektra.

"Panasnya masih bagus tau, masih ada vitamin D nya ih" ucap Zanna.

"Tapikan, bisa bikin kulit hitam zaaan"runyaman Elektra.

"Halah, emang dasarannya lo yang mager olahraga, mau dikasih alesan yang baguspun gak bakal bisa lo terima" ucap Ecatherina

"Elektra udah lah olahraga Cuma seminggu sekali. Sesekali olahraga lah biar hidup lo gak rebahan mulu sentak AuriStela

Mendengar ucapan para temannya yang memojokkannya, Elekta membuat wajahnya mengkerut, mengamit lengan Aleta, "Al, belain gue dong!" ucap Elektra meminta bantuan.

Namun miris, Elektra malah diacuhkan oleh Aleta, Aleta memilih pergi menuju lapangan daripada meladeni rengekan Elektra.

"Baiklah, hari ini kita akan mengadakan pengambilan nilai" ucap Pak Didi

Untuk pengambilan nilai kali ini, Pak Didi hanya menyuruh untuk melakukan servis pada bola voli. Setelah dua jam berlalu akhirnya bel istirahat yang telah ditunggu-tunggu berbunyi.

"Eh gila, panas banget sih" ucap Ecatherina dengan mengibaskan-ibaskan tangan.

"Kalau mau nggak panas pasang AC sana" ucap Elektra.

Zanna dan Auristela terlihat membawa dua nampan dengan isi yang berbeda, nampan yang tengah dibawa oleh Zanna berisikan lima es teh sedangkan nampan Auristela berisikan lima piring bakso.

"Haah, lega banget nih tenggorokan gue" ucap Ecatherina setelah minum hampir setengah isi es teh tersebut.

"Lah Mang Adi kemana? Kok kalian yang bawa pesenan?" tanya Elektra.

"Lagi kewalahan, jadi gue sama Stela inisiatif bawa sendiri ke meja" jawab Zanna.

"Betapa mulianya hati temen gue ini"

ucap Ecatherina dramatis dan dijawab. dengan timpukan gumpalan tissue oleh Zanna.

Suasana kantin yang memang ramai bertambah ramai karena kehadiran tujuh sosok pemuda tampan yang tengah memasuki area kantin. Bareesh memimpin barisan dengan Arkan disebelah kanan dan Darel disebalah kiri.

ALBAREESH Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang