Titik Nol

4 2 0
                                    

Oleh Mei Bertha <lestari_me>

Dear Diary

Kita bersama namun tidak untuk selamanya. Ada kalanya kita dipisahkan. Entah untuk sekejap atau justru selamanya. Aku hanya tau, ada kalanya kita kembali ke titik nol.

Werewolf halu yang suka menjelajah dan memiliki kelebihan halu lebih tinggi dari tugu monas, serta kekurangan halu yang terlalu tinggi. Begitulah yang aku tulis dalam sebuah formulir elektronik. 

            Dengan menggunakan nama Mei Bertha, aku mengisi sebuah formulir pendaftaran menggunakan kata-kata yang hampir semuanya khayal. Bahkan sebagai deskripsi tentang diriku, bukan manusia yang tertulis, melainkan werewolf.

            Saat aku bercerita tentang apa yang aku tulis di formulir, temanku tertawa. Aku sediri hanya menjawab. “Ucapan, tulisan, dan cara kita memperkenalkan diri adala sebuah ciri khas, dan beginilah diiku. Aku hanya berusaha berbicara melalui apa yang aku tulis.”

            Semua berawal dari sebuah postingan di media social, aku mencoba mendaftarkan diri pada sebuah komunitas menulis bernama Hunter Spin. Bukan hal mudah untuk menjadi salah satu anggotanya. Aku kira tak akan lolos, nyatanya namaku tercantum di salah satu platform kepenulisan. Selain itu, salah satu teman yang aku ajak mendaftar  ternyata juga dinyatakan lolos.

            Waktu bergulir begitu cepat. Beberapa hari kemudian, komunitas yang aku ikuti mengadakan sebuah acara permainan sebagai bentuk pengambutan anggota baru. Aku sempat ingin izin tidak mengikutinya, namun urung.

            Beruntung saat itu aku lebih memilih untuk mengikuti kegiatan ini. Jika tidak, mungkin aku akan sangat menyesal telah menyia-nyiakan kesempatan yang begitu langka.

            Hari itu, namaku masuk ke dalam satu kelompok yang memang sangat cocok dengan diriku yang menyukai dunia fantasi dan misteri. Aku sudah menabaknya sejak awal membaca penjelasan mengenai sifat dari kelompok itu.

            Hari itu adalah hari yang menyenangkan karena aku kembali dikumpulkan bersama orang-orang yang memiliki kesamaan. Suasana begitu nyaman dan sangat bersahabat. Aku merasa sangat nyaman bersama orang-orang yang selaras denganku.

            Aku merasa bebas mengekspresikan diri ini yang sebenarnya. Dari mulai cara bersikap, bertutur kata, bahkan melakukan salah satu kegiatan yang paling aku suka, spam setiker.

            Aku yang datang membawa tanda tanya, telah mendapat jawaban atas jati diriku. Hunter Games adalah sebuah kegiatan di mana banyak emosi yang tertumpahkan. Dari awal yang indah, hingga saat berada pada titik kekompakan, guncangan itu meratakan semuanya.

            Semua seolah dimulai kembali dari titik nol. Menjadi awal baru pada tempat yang berbeda, dan mengubah kebiasaan yang telah tertanam. Bagiku, hal itu menjadi sebuah tantangan yang sesungguhnya. Di mana aku berusaha menghentikan hal yang sering dilakukan dan merubahnya.

            Semua itu aku lakukan demi kenyamanan bersama. Berubah menjadi lebih pendiam dan hanya berkomentar seperlunya saja. Entah sebuah kesalahan atau kebenaran. Tetapi aku lebih nyaman untuk diam.

            Aku sendiri bimbang, entah harus bersyukur mendapat teman baru, atau bersedih atas dasar perpisahan. Aku tidak tahu harus tersenyum bahagia atau menangis dan mengumpat.

            Kala itu sinar mentari pagi menyorot masuk ke dalam kamarku melalui lubang ventilasi di atas jendela. Kantuk karena malam harinya aku tidak bisa tidur membuatku bangun kesiangan.

            Aku terbangun dan mendapat sebuah kejutan. Sesuatu yang merupakan dampak dari guncangan yang sangat menyebalkan. Guncangan yang memisahkan diriku dan teman-taman yang sudah selaras denganku.

            Namun semua itu tidak bertahan lama. Tempat yang baru mulai membuat diriku merasa  nyaman. Aku mulai memahami karakter dalam kelompok baru. Beruntung aku juga menyukai kisah romansa penuh air mata. Kini, aku sudah mulai bisa membaur, meski rasa canggung masih mendominasi.

            Mendalami kisah-kisah yang menyayat kalbu, mempermainkan tokoh dalam lingkaran emosi berupa kesedihan. Mengajarkan sebuah makna dengan luka dan air mata. Mengubahku menjadi sosok yang sedikit lebih peka pada keadaan.

            Tanpa kata terucap, biar mata yang berkata. Kini semua hampir mencapai akhir. Menemukan sebuah ending. Entah menjadi sebuah bahagia atau kesedihan, aku percaya tidak aka nada yang sia-sia. Semua yang telah dilalui akan beguna di kemudian hari.

            Aku hanya berharap, semua akan baik-baik saja setelah permainan ini selesai. Rindu mungkin akan tercipta. Biarlah kisah ini menjadi kenangan di antara kita. Kini sudah tidak ada peperangan, kita semua adalah keluarga.

            Keluarga besar dari segala ras dalam naungan Hunter Spin. Menerima kekurangan dan kelebihan, saling menghargai serta melengkapi satu sama lain.

            Dari permainan ini aku belajar banyak hal. Mengerti arti sebuah perjuangan. Di mana kita berjuang melawan emosi dan ego sendiri. Merendah demi kebaikan bersama. Melunak saat bertemu dengan sosok keras.

            Bukan hanya itu, aku juga belajar arti kekeluargaan, di mana kita akan selalu ada di saat yang lain membutuhkan. Menjadi pendukung yang terdepan. Saling melindungi dengan cinta dan kasih sayang.

            Aku juga mendapat sebuah pembuktian, bahwa perpisahan tidak selalu menjadi akhir menyedihkan. Tapi perpisahan adalahh awal baru dari sebuah kisah baru.

            Permainan mungkin telah berakhir, namun ini bukanlah ending yang sesungguhnya. Di depan sana masih ada medan perang yang menanti.

            Setelah ini, tidak ada air, api, tanah, maupun angin. Kita menjadi satu nama Hunter Spin. Satu kesatuan yang akan bersama-sama menuju ending yang tak berujung.

            Seperti bumi yang selalu mengitari matahari, begitu pula siklus yang akan dilewati. Ada kalanya mencapai titik terjauh da nada saatnya kembali ke titik nol.

Epistolary Story - HG Final Round by SylphWhere stories live. Discover now