Ep.1

5 0 0
                                    

Hari hari telah dilaluinya. Setiap hari bangchan selalu berusaha melakukan yang terbaik. Bangchan selalu diam-diam mengamati koki-koki di restoran itu. Sebetulnya, bangchan menginginkan posisi tersebut. Tapi karena ia belum bisa berada di posisi tersebut, ia pun hanya berharap bisa secepatnya bisa meraih posisi tersebut.

Menjadi seorang pencuci piring, bangchan tidak pernah sedih ataupun mengeluh, karena itu ia bisa mengenal sosok yang sangat baik dan banyak membantunya. Sosok tersebut selalu menjadi partner terbaik bangchan. Bangchan menjadi dekat dengannya, bahkan setiap hari ia selalu pergi bersamanya.
"Hyung, ntar kita jadi kesana?"kata partner terbaik bangchan, Changbin

"Jadi dong, habis kerja kita langsung kesana aja"kata Bangchan

Bangchan dan Changbin pun pergi ke tempat yang mereka tuju setelah selesai bekerja. Begitulah kehidupan sehari-hari mereka. Mereka selalu pergi ke karaoke setelah selesai kerja. Bangchan sendiri pun sudah menganggap Changbin sebagai adiknya sendiri.

Hari-hari telah mereka lalui bersama. Hingga tiba waktunya bagi Bangchan untuk pergi dari restoran tersebut. Bangchan sangat menyesal tentang apa yang telah ia perbuat. Seandainya waktu bisa diputar kembali, Bangchan tidak akan melakukan kesalahan.


Kali ini Bangchan berada di titik terlemahnya. Setelah dikeluarkan di restoran tersebut, Bangchan mencoba untuk melamar pekerjaan, namun hasilnya seperti dahulu, satupun tidak ada yang mau menerimanya. Bangchan mulai untuk menyerah, prinsip yang selalu ia yakini mulai memudar, dan ia mulai tidak percaya apa yang selama ini ia yakini. Ia merasa dikhianati oleh pikirannya sendiri.

Bangchan sangat bingung sekarang. Apa yang harus ia lakukan sekarang. Ia sudah tidak memiliki pekerjaan bahkan ia melamar pun selalu ditolak.

.
.

"Sudah lama aku tidak bertemu dengannya, sepertinya aku kangen sekali bersama dengannya. Aku ingin tahu kabarnya, kira-kira bagaimana kabarnya ya?" Monolog seorang yang masih memakai sarung tangan berwana pink itu.

Hari-hari telah berlalu, setelah kepergian Bangchan dari restoran tersebut, Changbin pun mulai merasakan kesepian. Walau mereka masih sering mengirimi pesan satu sama lain, tapi mereka belum pernah bertemu sekalipun. Sebenarnya, Changbin ingin bertemu dengannya tapi ia selalu mengurungkan niatnya, Changbin ingin Bangchan menenangkan pikirannya terlebih dahulu.

Entah kenapa hari ini Changbin sudah tidak bisa menahan niatnya lagi untuk bertemu dengan Bangchan. Sedari tadi ia duduk di bangku dapur dan masih memakai sarung tangan yang biasa ia pakai untuk mencuci piring.

.
.
.

Pagi buta Bangchan menelusuri sungai Jewan. Ia berencana untuk memancing ikan di sana. Semenjak Bangchan dikeluarkan dari restoran tersebut, ia tidak memiliki apa-apa untuk dimakan. Akhirnya ia memutuskan untuk mencari ikan di sungai Jewan.

Sudah berapa jam Bangchan memancing, tapi ikan yang didapat pun hanya sedikit. Ia pun pergi meninggalkan sungai Jewan dengan perasaan sedih dan kesal. Namun, saat Bangchan hendak beranjak dari tempatnya, seseorang datang dengan alat-alat pancing yang lengkap dengan baju pancing. Sepertinya ia hendak memancing didekat Bangchan.

"Hei, sudah mau pergi?"tanyanya

"Iya, sepertinya ikan hari ini sedikit jadi aku mau cari ikan lain hari aja. Lagian ikan yang kudapat hari ini sudah cukup untuk stok sampai besok" jawab Bangchan.

"Yah, padahal aku baru mau mancing, ga bisa perginya nanti aja?"tanya pemancing yang baru saja datang

"Tapi ada yang harus kukerjakan, maaf" kata Bangchan

"Yah" kata pemancing tersebut yang sedikit kecewa

"Hmmm, bagaimana kalau kita janjian aja mau kesini kapan, jadi kita bisa memancing sama-sama"tawar Bangchan

"Oh boleh juga, jadi kapan kamu akan kesini lagi"tanya pemancing itu

"Lusa aku akan datang sekitar jam 7"jawab bangchan

"Oke aku akan datang lebih awal"kata pemancing

Sebenarnya Bangchan mau untuk menetap sebentar di sana, tapi ia harus mencari pekerjaan. Sudah waktunya Bangchan untuk mencari loker dan mendatangi wawancara pekerjaan. Walaupun Bangchan kelihatan menyerah, tapi prinsip yang ia pegang selalu bisa menguatkannya. Pikiran positifnya telah mendomain, menjadikan ia terus bergerak mencapai apa yang diinginkan. Bahkan seketika melupakan apa yang telah terjadi di hari sebelumnya.



Hari telah berlalu, namun Bangchan tidak menerima satupun panggilan. Bangchan pergi ke sungai Jewan untuk memancing ikan. Mengingat janji yang telah ia buat, ia mendapati pemancing itu sudah duduk memancing dan telah mendapatkan beberapa ikan.

"Hai, sepertinya kamu sudah lama disini"sapa Bangchan

"Oh hai, engga juga sih. Hari ini sepertinya ikannya banyak. Nih aku udah dapat ikan"kata pemancing itu sambil menunjukkan ember yang berisi ikan itu.

"Wah aku juga harus dapat ikan banyak hari ini."kata Bangchan sambil menyiapkan alat pancingnya.

"Oh ya namaku Bangchan siapa namamu?"kata Bangchan

"Namaku J.one" kata pemancing itu

"Oh kamu penghuni sungai ini?"tanya Bangchan

"Hahahaha aku hanya seorang pemancing, karena memancing adalah hobiku. Kenapa kamu bertanya seperti itu?"kata pemancing kebingungan

"Karena namamu Jewan" kata Bangchan

"Ah, namaku J.One. Je o en e" katanya membetulkan

"Ah, J.One. Itu nama aslimu?"tanya Bangchan

"Bukan, nama asliku Han Jisung. Nama itu hanya nickname ku "jawab Han

"Oh jadi begitu. Apa arti dari nickname mu?"tanya bangchan

"Itu karena aku selalu ingin menjadi nomor satu. Dan untuk J itu diambil dari namaku Jisung"jelas Han

"Ah seperti itu"kata Bangchan sambil menganggukkan kepalanya

"Kamu punya nickname?"tanya Han atau J.One

"Aku ga punya, tapi terkadang orang memanggilku Chris"jawab bangchan

"Oh yeah Chris, mari berlomba siapa yang dapat ikan lebih banyak hari ini"ajak Han

"Yah kamu curang, kamu udah duluan memancing"kata Bangchan sedikit kesal

"Siapa suruh datang terlambat"kata Han sambil meledek

"Oke besok aku akan datang pagi sekali"kata Bangchan

Entah kenapa Bangchan merasa nyaman didekat Han. Walau baru bertemu dengannya, Bangchan merasa pikiran yang selama ini mengganggunya hilang begitu saja. Han telah menghibur Bangchan, seperti dia tau kalau Bangchan butuh hiburan sekarang. Bangchan menjadi ingin lebih dekat dengan Han, jadi ia selalu pergi memancing dengan Han.

"Oh ya Hanie aku bawa bekal, apakah kamu mau mencicipinya?"tawar Bangchan

"Tentu" Han pun mencicipi makanan yang dibawa Bangchan

"Wah enak sekali. Kamu yang memasaknya?"kata Han

"Iya"jawab Bangchan

"Bolehkah aku memakannya?"tanya Han

"Oh tentu. Makanlah sepuasmu aku bisa bikinin lagi untukmu kalau mau"kata Bangchan

"Beneran?"tanya Han yang dijawab Bangchan dengan anggukan

"Makasih"kata Han sambil menikmati makanannya.

GOD MENUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang