Ep.2

2 0 0
                                    

Entah kenapa Bangchan merasa nyaman didekat Han. Walau baru bertemu dengannya, Bangchan merasa pikiran yang selama ini mengganggunya hilang begitu saja. Han telah menghibur Bangchan, seperti dia tau kalau Bangchan butuh hiburan sekarang. Bangchan menjadi ingin lebih dekat dengan Han, jadi ia selalu pergi memancing dengan Han.

"Oh ya Hanie aku bawa bekal, apakah kamu mau mencicipinya?"tawar Bangchan

"Tentu" Han pun mencicipi makanan yang dibawa Bangchan

"Wah enak sekali. Kamu yang memasaknya?"kata Han

"Iya"jawab Bangchan

"Bolehkah aku memakannya?"tanya Han

"Oh tentu. Makanlah sepuasmu aku bisa bikinin lagi untukmu kalau mau"kata Bangchan

"Beneran?"tanya Han yang dijawab Bangchan dengan anggukan

"Makasih"kata Han sambil menikmati makanannya.

.
.
.

Bangchan Hyung
Besok kita ke tempat biasa ya

Oke

Wajah penerima pesan itu sedikit demi sedikit mulai tersenyum. Kekhawatiran yang ia rasakan selama ini serasa telah diobati.

Changbin langsung bergegas ke karaoke setelah pulang kerja.
"Hyung~" kata Changbin yang berjalan menghampiri Bangchan

"Aigo, adikku yang lucu. Lama tidak bertemu" kata Bangchan dengan senyuman indahnya

"Hyung~ binnie lindu hyung, binnie kecepian tau~ ga ada hyung, yu-yu" kata Changbin yang beraegyo

"Hyung juga kangen sama adik Hyung satu ini. Tapi tolong berhenti aegyo bin, rasanya Hyung mau muntah tau"canda Bangchan

"Hyung! bagaimana?"

"Bagaimana apa?"

"Hyung udah dapet pekerjaan?"tanya Changbin

"Belum"jawab Bangchan dengan senyuman

"Hyung menyerah?"

"Engga. Hyung ga akan menyerah sebelum Hyung sukses"

"Ini baru hyungku"kata Changbin sambil tersenyum
"Oh ya, kok Hyung baru ngajak ketemuan sekarang"

"Maaf Hyung sibuk mencari pekerjaan. Mianhae~"

"Gwaenchana yang penting Hyung baik baik saja"

"Kalau gitu bagaimana kalau kita karaokean"

"Joha. Bin yang bayarin ya kali ini"

"Jangan kan yang ngajak Hyung "

"Udah gapapa Hyung"

Bangchan dan Changbin berkaraokean sampai malem. Emang sih kebiasaan mereka kalau udah ketemu apalagi kalau udah ke tempat karaoke, pasti mereka lupa waktu bahkan lupa masalahnya sendiri. Mungkin itu cara mereka untuk meluapkan emosinya.

.
.
.

Entah kenapa sedari tadi Han memikirkan Bangchan. Ia seperti kasihan kepada Bangchan. Ia sedikit bingung, kenapa orang seperti Bangchan tidak mendapatkan pekerjaan. Padahal Bangchan orang yang baik dan berbakat. Bahkan makanan yang diberikan tadi pagi itu rasanya enak sekali, membuat Han ingin memakannya lagi.

"Hei!"teriak seseorang yang memakai baju kuning

"Ma-maaf"kata Han

"Kalau jalan lihat lihat dong. Minuman gue jadi tumpah gara-gara lo"

"Maaf"

Orang berbaju kuning itupun pergi meninggalkan Han. Han yang sedari tadi melamun pun akhirnya menggerutu sendiri.

"Apa-apaan sih tadi, perasaan dia yang nabrak gue kenapa gue yang disalahkan. Lagian minumannya tumpah ke baju gue. Dan kenapa gue yang minta maaf ya? Hah dasar"monolog Han.

Han pun pergi ke alamat yang tertera untuk mengirimkan ayam ke pelanggan. Sudah menjadi keseharian seorang Han Jisung sebagai pengantar makanan. Ia bekerja untuk mencukupi biaya hidupnya. Orang tuanya pergi meninggalkannya untuk mencari nafkah. Jisung sendiri sudah menjadi mandiri sejak SD. Jisung tau kalau keluarganya tidak bisa membiayai hidupnya. Jisung selalu dilatih untuk bekerja keras oleh orang tuanya.

.
.
.

"Hyung kalau mau traktir binnie Hyung harus ajak binnie ke karaoke lagi"kata Changbin

"Pasti. Bagaimana kalau besok?"

"Gamau. Hyung harus dapat pekerjaan dulu supaya bisa traktir binnie"

"Oke. Jika Hyung dapat pekerjaan kita harus kencan berdua"

"Joha. Binnie tunggu Hyung"

"Hyung pulang dulu ya. Kamu hati hati dijalan"

"Hyung juga hati hati"

"Annyeong"

Bangchan pergi meninggalkan Changbin. Dalam perjalanan kerumah, Bangchan tiba tiba berpapasan dengan seorang berhodie hitam dan memakai masker. Bangchan seperti mengenal pria tersebut

"Permisi"kata Bangchan yang membuat pria itu menoleh kearahnya

"Apakah kita pernah bertemu?"

"Aku rasa belum"

"Oh maaf"

Bangchan lalu pergi kerumahnya. Bangchan memiliki firasat bahwa ia mengenal pria itu, pria yang selalu membantunya ketika Bangchan bersekolah. Pikiran Bangchan terbuyar oleh pesan.

Hyung~
Bagaimana kalau besok ketempat biasa?
Dan jangan lupa hadiah untukku

Oke. Tentu saja

GOD MENUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang