Never?

91 26 7
                                    

-JANGAN LUPA VOTE DAN COMMENT-

-MAAF BANYAK TYPO-

Happy Reading

Suara gerungan motor terdengar di telinga Zeline, suara itu berasal dari tetangganya yaitu Galen. Senyum Zeline merekah melihat Galen melambai ke arahnya.

"Tunggu gue kesana!" teriak Galen.
Zeline mengangguk sambil tersenyum, Galen mengendarai motornya hingga sampai di depan Zeline, Galen turun dari motornya ia mengelus rambut Zeline lalu mencium keningnya.
"Cantik." ujar Galen sambil memakaikan helm dikepala Zeline.
"Gue bosen denger lo ngomong gitu len."
Galen terkekeh sambil menurunkan footstep motornya.
"Ayo naik biar gak telat." ujar Galen sambil menaiki motornya.

Motor mereka melaju membelah kota Jakarta, mereka berdua menikmati seiring perjalanan pergi ke sekolah dengan banyaknya kendaraan berlalu lalang menambah kesan eksotik perjalanan. Galen tersenyum saat melirik kaca spion, ia melihat Zeline yang sedang menikmati perjalanannya.

Mereka berdua bersekolah di SMA 1 TRIYAKSA, sesampainya di sana seperti biasa mereka menjadi perbincangan hampir semua anak Triyaksa.

"Mereka couple goals banget sih."

"Udah beban, sok cantik lagi si Zeline cantikkan juga gue."

"Mereka jadian gak sih? atau jangan-jangan si Zeline di gantung? kasian banget sih haha."

"Galen ganteng pisan euyy, tapi sayang bukan pacar neng."
(pisan : banget)

Masih banyak omongan-omongan dan cibiran dari anak Triyaksa, namun mereka berdua hiraukan itu semua dan berjalan ke kelas seperti biasa.

"Sini tas lo gue bawain, lo langsung ke lapang aja biar gak ribet." ujar Zeline
"Thanks. Belajar yang bener, kalo ada apa-apa hubungin gue." ujar Galen sambil mengelus puncak kepala Zeline.
"No problem. Semangat ya len, kalo gitu gue duluan bye."
Galen tersenyum sambil melambaikan tangan dan berlari ke arah lapangan.

Zeline berjalan sendiri menyusuri koridor, tak sedikit yang menyapanya akan tetapi Zeline hanya menanggapinya dengan senyuman. Sesampainya di kelas Galen yaitu kelas XII IPS 2, Zeline mengetuk pintu lalu masuk kedalamnya untuk menyimpan tas sahabatnya tersebut. Didalam kelas terdapat 2 sahabat Galen juga, mereka adalah Bagas dan Rangga. Melihat Zeline mereka berdua menyapanya.

"Ehh pagi neng Zeline, kok tasnya neng yang simpen? emang ayang Galen udah duluan ke lapang?" ujar Rangga.
"Pagi. Iya Galen duluan, kalian berdua ikut lomba basket juga kan? kok masih disini?" ujar Zeline sambil menyimpan tas Galen ke bangkunya.
"Ohh ini kita abis nyimpen tas soalnya gak punya ayang hehe." ujar Rangga

"Zeline daripada lo di gantung sama si Galen mending lo sama gue aja." sahut Bagas.
"Emang lo mau gue babuin?" sinis Zeline.
Tanpa menghiraukan keduanya lagi, Zeline pergi meninggalkan kelas Galen dan menuju ke kelasnya yaitu kelas XII MIPA 1.

Seperti biasa sesampainya di kelas pemandangan yang Zeline lihat adalah teman-temannya yang sedang mengerjakan PR, tak Zeline hiraukan ia langsung menuju tempatnya, Zeline duduk di jajaran pojok bersama temannya yang ia kenal saat masuk ke SMA 1 TRIYAKSA yaitu Raina Putri Angelica. Selain Raina ia juga mempunyai satu teman lagi yaitu Arabella Octavia, hanya mereka berdua lah yang memang dekat dengan Zeline. Karena Zeline termasuk orang yang susah bersosialisasi.

"Ayammm gue tau lo pasti udah ngerjain kan PR dari bu Intan? gue liat ya please." ujar Raina, ia memang memanggil Zeline dengan sebutan Ayam diambil dari nama kedua Zeline yaitu Ayami. Raina termasuk orang yang mudah berbaur dan sedikit cerewet.

"Iyaa jejel, bahkan udah di tulis di Al-qur'an di hadits juga ada kok tentang saling menolong sesama manusia, lagian kan kita makhluk sosial, Ara takut dimarahin sama bu Intan, Ara bukannya gak mau ngerjain sendiri, Ara gak bisa soalnya susah, please ya jejel." ujar Arabella, anaknya memang cerewet, lemot dan panikan tapi dia imut meskipun begitu Arabella itu ngeselin. Jejel panggilan kesayangan Ara buat Zeline katanya biar gampang nyebutnya.

"Gue kristen." ujar Zeline sambil mengambil buku yang berisi tugas dari bu Intan.
"Astaghfirullah maaf jejel, Ara lupa hehe tapi makasih ya jejel emang yang terbaik." ujar Arabella sambil memeluk Zeline.
"Gitu dong yam, makasih ya lo itu kan pinter kalo bagi-bagi gini ntar pinter lo nambah." ujar Raina.

"Kalo jejel makin pinter berarti kita makin bego ya?" ujar Arabella dengan wajah imutnya yang sebenernya Zeline itu gregetan.
"Nggak gitu ra, lagian jadi pinter itu ga nentuin kita bisa sukses atau bahagia kok." ujar Zeline sambil memakai kan earphone ke telinganya.
"Kalo gitu Ara mau jadi bego aja, Ara bangga jadi bego, ayo semuanya kita bego berjamaah."
"Kaga gitu juga aelah ra, mending lo diem terus lo kerjain PR nya." ujar Raina sambil menahan rasa ingin meninju Ara.

Ketika sedang menulis, Raina ingat sesuatu hal yang ia ingin tanyakan kepada Zeline, Zeline yang sedang memakai earphone pun terpaksa melepasnya karena Raina mengguncangkan tubuhnya.

"Ehh yam hari ini B2D sama anggota basket yang lainnya tandingkan di lapang belakang?" ujar Raina. Zeline peka, ia tahu bahwa Raina ingin menonton sahabatnya yaitu Galen, katanya dia fans berat Galen.
"Iya, jam 8 kita kesana." ujar Zeline sambil memakai earphonen nya kembali.
"ZELINE EMANG IRIT NGOMONG TAPI PEKA EUYY." ujar Raina.

Jam 08.15

Zeline sebenarnya risih dekat dengan mereka berdua, tapi tanpa mereka berdua Zeline juga kesepian.
"Ayoo yam, lama banget sih jalannya ntar ketinggalan." ujar Raina sambil menarik tangan Zeline dan Arabella. Karena hari ini diadakan pertandingan basket antar sekolah, dan SMA 1 TRIYAKSA menjadi tuan rumah, maka sekolah dibebaskan.

Sesampainya mereka di lapangan, mereka mencari tempat yang teduh agar nyaman saat menonton. Hampir 1 jam akhirnya pertandingan selesai hari pertama SMA 1 TRIYAKSA VS SMA 12 NUSA BANGSA, pertandingan berakhir dimenangkan oleh SMA 1 TRIYAKSA. Riuh dan teriakan penonton pun bersahut-sahutan.

Galen yang melihat Zeline berada di antara penonton pun langsung mendatanginya, pemandangan tersebut sudah tidak aneh di kalangan SMA 1 TRIYAKSA.

"Thanks Zel." ujar Galen sambil mengambil minuman yang memang sengaja Zeline beli sebelum melihat pertandingan.
"Buat?" ujar Zeline kebingungan.
"Lo nyemangatin gue tadi pagi, dan hasilnya gue menang." ujar Galen sambil mengelus rambut Zeline seperti biasa.

"Emm hai Galen. gue fans berat lo, dan karena ternyata lo sahabatan sama Zeline juga, berarti boleh dong kita kenalan biar lebih deket gitu, gue Raina Putri Angelica." ujar Raina sambil tersenyum ke arah Galen dan menyulurkan tangannya niat untuk berjabat tangan.

"Galen Dayziro." balas Galen tanpa menerima jabatan tangan dari Raina, Raina yang menyadari jabatan tangannya tak kunjung di balas pun langsung menarik kembali tangannya.

"Oke langkah selanjutnya biar lebih deket, gue boleh kan minta no WhatsApp lo?" sahut Raina masih dengan senyuman yang sama.
"Tergantung Zeline." ujar Galen sambil melirik ke arah Zeline dan memberikan sisa minuman yang ia minum kepada Zeline.
"Zel gue harus balik ke lapang lagi, kalo udah waktunya pulang, ntar gue samper lo ke kelas." timpal Galen sambil berlari ke arah lapangan.

"Dia emang gak mudah deket sama orang." ujar Zeline yang mengetahui keadaan Raina.
"Gue kasih no WhatsApp Galen, Hp gue sekarang disimpen di tas." timpal Zeline.
"Makasih yam lo selalu bantuin gue." ujar Raina sambil memeluk Zeline.

"Ara daritadi nyimak, kalian kayak hubungan segitiga ya, makanya jangan pacaran-pacaran biar gak sakit hati." ujar Ara sambil mengelus pundak Raina dan Zeline.
"Araaa diem gak lo gue pusing denger lo ngomong sumpah!!!" ujar Raina.


-Jangan lupa vote dan comment ya-

Cmiww♡

Friend?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang