Part 1

90 8 0
                                    

Bantingan pintu yang terdengar lantang memecah keheningan seisi rumah. Kedua pasangan suami istri itu saling berdebat akan sesuatu yang terasa begitu besar. Di atas pertengkaran mereka, sepasang kakak beradik bersembunyi di dalam sebuah lemari
"Kakak, mama sama papa bertengkar lagi ya?" tanya sang adik
"Iya. Kamu tenang aja, kakak disini kok" tidak lama suara pertengkaran dari lantai bawah semakin keras dan membuat sang adik panik. Sosok kakak itu memeluknya dan mencoba menenangkan rasa takut adiknya.

Langkah kaki mengarah ke kamar tempat mereka bersembunyi, sosok pria tinggi berbadan besar itu mengeluarkan kedua kakak beradik yang bersembunyi di dalam lemari.
"Abang, inget gak papa bilang apa? Jadi laki laki itu harus berani, bukan penakut begini. Kamu itu udah besar!" Pria itu menarik lengan sang kakak. Adik yang tidak mau kehilangan kakaknya mencoba memohon "Ayah jangan marahin kakak, adek yang ajak kakak sembunyi tadi" sang adik mengeluarkan suara lembut dan nadanya terdengar memohon agar kakaknya dilepas.

Seperti kesal akan sesuatu, pria itu melepaskan tangan sang anak dan berlari menuju lantai bawah. Sang adik yang menangis kembali di peluk erat oleh kakaknya. Tak lama, terdengar beberapa suara teriakan dan pukulan dari lantai bawah. Mengingat sosok ibu nya tidak berada di kamar, kakak itu membawa adiknya turun dan melihat sesuatu yang seharusnya tak pantas mereka lihat. Sang ibu pingsan dengan beberapa luka lebam dan terlihat beberapa darah yang keluar akibat beberapa luka pukulan.
"MAMAAA" Sang adik berlari menuju sosok wanita yang sudah tidak berdaya itu "MAMAA, MAMA BANGUN. MAMA JANGAN TINGGALIN ADEK, ADEK JANJI NGGAK NAKAL LAGI. MAMA ADEK JANJI BAKAL NURUT SAMA MAMA" suara mungilnya disertai isakan tangis yang membuat hati sang kakak seperti ikut terluka "PAPA, PAPA KENAPA JAHAT SAMA MAMA. PAPA BOLEH JAHAT SAMA ABANG, TAPI JANGAN JAHAT SAMA MAMA" teriakan sang kakak malah memuncakkan kemarahan pria itu "Oh abang udah berani teriak? Abang mau dihukum juga?" Sang adik yang menyadari kakaknya dalam ancaman pria itu, berbalik dan memeluk kakaknya "papa jangan pukul kakak, kakak nggak salah apa apa, papa jangan bikin kakak sakit" kata kata yang dilontarkan sang adik dalam pelukan kakaknya tak sedikit pun menuangkan rasa iba pria itu.

Tanpa pikir panjang pria itu menarik lengan sang kakak dan membuat sang adik terlepas dari pelukannya
"PAPA LEPASIN, PAPA LEPASIN ABANG" omel sang kakak yang berusaha melepaskan cengkraman tangan pria itu. "Papa, jangan bawa kakak pergi, papa jangan pergi" sang adik berlari menyusul kakaknya. Tanpa di sadari itu adalah hari terakhir dimana kakak beradik itu saling bertatap dengan mata berkaca kaca dan hati yang membendung luka.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 13, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Possesive BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang