Love Disaster
#3***
"Gue nggak bisa ngatur. Itu perasaan lo, tanggung jawab lo." Kira-kira begitu jawaban yang waktu itu Rendi berikan setelah kalimat terimakasihnya yang terdengar janggal sebab tatapan yang diperlihatkan sendiri jauh dari kata bersahabat.
Jika ditelaah lebih dalam Rendi sedang mengatakan jika pemuda itu tidak berkewajiban untuk membalas perasaannya dan kembali ke Naya, jika ia terluka karena perasaannya itu tanggungjawabnya dan tidak ada urusannya dengan Rendi.
Baiklah.
Sekeras kepala apapun Naya, jelas, ia tidak akan berusaha melakukan berbagai cara agar Rendi membalas perasaannya. Ini bukan hanya soal cowok itu yang masih berstatus pacar kakaknya atau pacar orang lain, semuanya lebih kepada karena ia tidak mau mengorbankan lebih banyak lagi. Maksudnya, harga dirinya.
Naya menyukai Rendi dan itu tidak perlu dipastikan kembali. Tapi hanya itu, ia tidak mengharapkan apa-apa lagi sungguh. Sebab jika dipikir ulang sepertinya sudah cukup harga dirinya sedikit tercuil karena perasaan yang tidak terbalasnya diketahui oleh Rendi.
Makanya di hari itu dan setelah hari itu tepatnya sekarang ketika mereka berdua di sebuah Cafe bersama Alenna yang sedang pamit ke toilet sebentar, Naya secara blak-blakan kembali mengatakan pada Rendi.
"Gue mau move on, Kak."
Rendi yang sedang membaca buku menu itu mendongak, menatap Naya sebentar seolah sedang mencerna. "Iya," jawab cowok itu kalem lalu kembali pada kegiatan awal.
"Ck."
"Kenapa? Ada masalah?"
Naya menghela nafas keras-keras. "Lo bisa nggak sih, diajak serius?"
Rendi menutup buku menu.
"Bisa nggak??" Cecar Naya.
"Naya, sebenarnya apa yang lo harapkan dari cowok kelas 2 SMA, umur 17 tahun, belum punya penghasilan apapun?"
"Maksud lo?"
"Lo tadi bilang gue bisa diajak serius apa, nggak."
"Ya, emang ada yang salah sama omong—" Naya mendelik, bibirnya menipis menahan makian yang meronta untuk dikeluarkan. "Bukan serius yang itu! Gila, ya lo?"
"Agresif, ya, Naya."
"Wah, emang gila."
"Lo nggak mungkin ngomong sama gue kalo gue ... gila?"
"Diem nggak? Nggak usah pura-pura goblok."
Sudut bibir Rendi nampak berkedut.
Naya melipat tangan di dada, menatap tajam Rendi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Disaster
Teen Fiction[Harsh Word] "Bukan kayaknya lagi. Gue emang benar-benar jatuh cinta sama orang yang salah."