sah

1 0 0
                                    

  Kini Zaki sampai dikamarnya dan langsung merebahkan dirinya diatas kasur lalu istirahat sejenak.

" Eh? Ini gw dimana? Kok gw ada ditaman?  Bknnya tadi gw dikamar, lah ini gw dimana?" tanya Zaki pada dirinya. Lalu Zaki melihat dirinya, dan dia pun kaget melihat baju yag ia kenakan." Perasaan gw tadi masih pakai baju koko lah ini gw kok pakai jas item sama peci kayak mau nikahan aja" ucap Zaki.

  Zaki lalu berjalan lurus ketempat ramai didepan sana. Dan Zaki syok melihat pemandangan didepannya ini, ini rumah siapa? Dan siapa perempuan gaun putih itu?  Cantik seperti Adiba batin Zaki. Kali ini Zaki benar-benar dibuat syok ternyata perempuan bergaun putih itu Adiba, suara seseorang membuat Zaki tersadar dari lamunannya.

"Zaki kamu dari mana saja nak? Adiba dan kita semua disini sudah menunggu kamu dari tadi" ucap rassya.

" zaki tadi__"belum selesai bicara suara Ilham memotong ucapan Zaki yang gagap tadi.

" sudah-sudah. Sekarang, kamu Zaki cepat duduk dan kita mulai ijab qobulnya" ucap ilham.

" Memangnya siapa yang akan nikah?" tanya Zaki yg tengah pusing dan cengo melihat Adiba yang cantik sekali hari ini.

"Lohhh sama hari pernikahan kok gak ingat sih nak?" ucap rassya seraya mengelus rambut sang anak. Zaki menatap orangtuanya dengan bingung dan tidak paham akan maksut dari keduanya.

" Ya sudah sekarang biarkan Zaki mengucap ijab qobul nya dulu" ucap Ilham seraya membawa Zaki ke tempat duduk agar melaksanakan ijab qobul.

   Seusai Zaki duduk zaki langsung berjabat tangan dengan penghulu dan mengucap ijab qobul. Acara berlangsung dengan lancar dan meriah, banyak tamu yg memberikan ucapan 'selamat' kepada Zaki.

    
     Zaki kini menatap Adiba dengan kagum dan takjub Subhanallah gilak bidadari gw yayang Adiba batin Zaki . Kini Zaki duduk disamping Adiba sambil tersenyum, namun suara seseorang membuatnya terusik.

" Zaki, zakiiii woyyy bangun" suara dimas teman sekamar Zaki. Sang empu yang dibangunkan hanya tersenyum sendiri dan menggeliatkan badannya.

" Ada apa dimas? " tanya akbar

" Ini bar si Zaki dari tadi saya bangunin biar Sholat cuman senyum-senyum sendiri seperti itu" ucap Dimas sambil menunjuk kearah Zaki.

"Ya sudah biar saya bangunkan. Kamu segera pergi ke Masjid saja" usul Akbar yang dapat anggukkan dari Dimas.

"Zaki, bangun zak waktunya Sholat asar" ucap akbar seraya membangunkan Zaki.

" Huh apaan sih" jawab Zaki dengan nada ketus. Akbar hanya menggelengkan kepala melihat tingkah laku Zaki yg susah dibangunkan.

" Sudah waktunya Sholat asar, mari kita ke Masjid" ucap akbar.

" Iya " jawab Zaki seraya pergi mengambil baju koko dan peci untuk lergi ke Masjid, meninggalkan Akbar sendiri didalam kamar.

" Astagfirullah " ucap akbar dengan mengelus dadanya.

    Sesudah Sholat asar Zaki diberi tugas mencari kayu bakar untuk santri putri memasak. Dan kebetulan juga Zaki tau bahwa jadwal memasak Adiba itu sekarang, jadi Zaki semangat untuk mencari kayu bakarnya. Zaki tak sendiri untuk melaksanakan tugas tersebut, ia ditemani oleh Dimas teman 1 kamarnya.

" Mas, gw cape. Mau istirahat dulu " ucap Zaki seraya pergi beristirahat dibawah pohon.

"Kamu mah dari tadi bilang cape terus, padahal cuman bantu sedikit. Masa gitu aja cape" ucap Dimas dengan nada agak meremehkan Zaki.

"Elo ngeremehin gw? " ucap Zaki dengan nada agak tak terima.

" Udah mending kita lanjutin kasihan yang putri gak bisa masak kalau gak ada kayunya" ucap Dimas, yang dijawab dengan deheman.

Hanya ALLAH yang TAU... Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang